Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal 4 Pola Kejadian dalam Hidup

21 Oktober 2020   14:17 Diperbarui: 21 Oktober 2020   14:39 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat pola kejadian dalam hidup (Sumber: dokumen pribadi)

Kemarin kita sudah mengulas bagaimana keterkaitan antara Tuhan, Manusia dan Semesta. Mungkin anda sudah mendapatkan gambaran sedikit tentang bahasan spiritual kemarin.

Nah kali ini kita masih di jalur yang sama. Tapi lebih spesifik mengulas tentang kehidupan, atau lebih tepatnya kejadian-kejadian yang saya yakin pernah anda alami.

Entah anda sadari atau tidak, kehidupan ini sebenarnya memiliki pola. Ada orang yang lebih sering berjalan di salahsatu pola, ada juga orang yang lebih sering berjalan dan menjalani hidup dalam pola yang lain.

Ada orang yang tidak sadar dia sedang berada di dalam pola yang merugikan dirinya, ada pula orang yang akhirnya keluar dan memutuskan untuk memutus pola tersebut agar bisa berjalan dan menjalani hidup dalam pola yang baru.

Mungkin anda pernah menemukan atau menyaksikan sendiri, kenapa ada orang yang pernikahannya kok selalu berujung pada perceraian? Baru dua tahun menikah ternyata cerai, menikah lagi eh cerai lagi.

Atau ada juga yang berbisnis, baru juga mengalami peningkatan omset, eh kok bangkrut lagi. Entah kenapa disetiap ada peningkatan omset, bisnisnya seperti tidak tahan lama dan selalu berujung pada kerugian.

Kadang begini, kalau anda menemukan orang-orang yang kerap memiliki kehidupan yang seolah-olah terpola tersebut, coba anda telusuri sampai ke orangtuanya, kakek neneknya, sampai ke atas.

Pasti ada cerita-cerita kalau keluarganya terdahulu juga pernah mengalami hal yang serupa. Jadi tidak heran, jika pola itu tidak di putus maka akan berlanjut hingga ke anak-anak dan cucu-cucunya.

Jika ingin berubah, maka rusak polanya. Dan buatlah pola yang baru. Yang pertama-tama tentu saja orang tersebut perlu menyadari bahwa ada yang salah dalam hidupnya, lalu menulusuri dimana letak kesalahannya itu. 

Biasanya ini terkait dengan program keyakinan dan belief yang ada di dalam dirinya sehingga karena data-data itulah yang mengundang realita itu terjadi dan terus berulang-ulang menjadi pola.

Ya, agak sulit memang memetakan apa permasalahannya, namun polanya bisa dirubah asalkan kita tahu caranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun