Ketidaksiapan mental seseorang menjadi orangtua ketika menikah akan mempengaruhi tumbuh kembang sang anak. Banyak anak yang akhirnya harus terpasung dalam lingkaran orangtua yang merusak jiwa sang anak.Â
Orangtua yang tidak sadar seringkali gemar melampiaskan amarah, keluh kesah, masalah yang dia miliki kepada sang anak. Beberapa orangtua yang tidak puas dengan kehidupannya akan melampiaskan ketidakberdayaannya itu kepada sang anak.
Kita tahu, mengurus dan mendidik anak itu tidak mudah, orangtua yang belum siap seringkali mengeluh betapa sulitnya mendidik anak mereka. Mereka tidak menyadari dari awal akan pekerjaan yang menyulitkan itu. Akhirnya banyak anak-anak yang jadi korban dari ketidaksiapan orangtua dalam mendidik anak.Â
Banyak anak-anak yang akhirnya jadi minder, tertekan, sulit dikontrol, bahkan ada yang sampai broken home karena merasa tidak nyaman dengan perlakuan orangtuanya.Â
Jadi, apabila belum siap menjadi orangtua, ada baiknya menunda pernikahan sampai diusia yang memang betul-betul matang secara mental dan juga finansial untuk menikah. Kasihan anak. Lebih baik terlambat menikah daripada ujung-ujungnya menyengsarakan anak.Â
Kita bisa dengan mudah kok melihat contoh kasusnya disekeliling kita. Akibat pernikahan yang ugal-ugalan, kini banyak anak-anak yang harus ikut tercebur kedalam masalah yang dialami oleh orangtuanya. Anak harus ikut-ikutan menanggung beban yang dialami oleh orangtuanya.Â
Jadikan apa yang nampak di sekeliling kita sebagai contoh bahwa pernikahan bukanlah ajang untuk menyenangkan dan memuaskan hasrat diri. Melainkan pekerjaan seumur hidup yang harus siap dijalani. Menikahlah apabila kita sudah benar-benar siap.Â
Karena pernikahan adalah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang dewasa. Bukan oleh mereka yang masih bocah ingusan yang malas-malasan untuk bekerja dan hanya ingin bersenang-senang belaka.Â
Sahabat Anda
Reynal Prasetya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI