Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jokowi dan Anak yang Ingin Menjadi YouTuber Sukses

29 September 2020   14:53 Diperbarui: 29 September 2020   16:50 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya ingin jadi Youtuber, banyak juga anak-anak zaman sekarang yang ingin jadi Gamer. Memang dulu pekerjaan gamer ini adalah pekerjaan yang spele. Namun sekarang, sudah tidak bisa dianggap spele lagi bung! 

Tidak sedikit mereka yang hanya bermain game bisa membeli apartemen mewah. Tidak sedikit pula mereka yang hanya bermain game, bisa kebeli mobil mewah.

Penghasilan PNS pun kalah sepertinya sekarang sama Gamer ini. Wong sekarang game itu sudah dipertandingkan seperti layaknya sepakbola. Karena ada klub-klub nya yang saling bertanding, ada para pemainnya yang digajih oleh manager dari team tersebut. Para pemain itu disebut sebagai atlet E-sport. Bahkan sekarang sudah ada beberapa game yang masuk ajang Asian Games!.

Main game pun sekarang tidak sembarangan, hampir sama dengan jenis olahraga yang lain, dalam suatu pertandingan. Semua ada strategi-nya, ada taktiknya, bahkan ada Coach nya juga. Beberapa game yang biasanya dilombakan adalah game populer seperti Mobile Legend, PUBG, dll.

Nah ketika anak berkeinginan ingin menjadi gamer, orangtua biasanya keberatan. Apalagi bermain game itu harus bertatapan dengan layar smartphone dalam waktu yang cukup lama. Apalagi jika sudah asyik bermain, si anak biasanya suka lupa dengan tugas-tugas sekolahnya dan cenderung meninggalkan pelajaran.

Maka orang tua perlu memberi batasan. Dalam sehari, taruhlah boleh bermain game 2 jam, sisanya untuk belajar. Kalau ternyata si anak melanggar, hukumannya adalah pengurangan uang jajan, atau tidak boleh pegang smartphone satu hari. Supaya anak bisa disiplin dan tidak kebablasan ketika bermain game.

Keinginan si anak untuk menjadi Gamer ini juga mesti dilihat, apakah si anak memang betul-betul berbakat dan skill bermain game-nya bagus, atau hanya sekadar ikut-ikutan teman-temannya dan trend saja?

Karena sebenarnya ada juga anak yang mahir dan punya skill bermain game yang bagus, namun terpaksa harus berhenti karena mengikuti keinginan dan perintah orangtuanya. Tidak sedikit juga yang akhirnya sembunyi-sembunyi, dan mereka membuktikan bahwa dari hasil bermain game itu bisa membuat orangtua mereka bangga.

Memang pekerjaan seperti Youtuber atau Gamer ini bukan pekerjaan yang hasilnya bisa kita petik satu bulan atau dua bulan kemudian, melainkan butuh waktu yang agak lama sebelum akhirnya kita bisa mencicipi hasil jerih payah itu. Ada lho Youtuber yang setahun, bahkan ada yang dua tahun baru mendapat penghasilan dari kegiatan nge-youtube nya itu.

Karena menjadi Youtuber atau Gamer adalah soal ketekunan dan konsistensi. Mau terus berkarya dan mau terus berlatih. Tanpa ketekunan dan konsistensi, ya jangan harap lah bisa jadi Youtuber sukses. 

Berbanding terbalik dengan watak anak zaman sekarang yang cenderung segala sesuatunya ingin serba instan, terus cita-cita kepingin jadi Youtuber sukses? Haduhhhh mimpi! Saran penulis sih, tidak perlu menjadi seorang Youtuber atau Gamer, mending jadi PNS saja lebih terjamin...**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun