Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Banjir Sukabumi dan Pentingnya Mitigasi Bencana

22 September 2020   11:15 Diperbarui: 22 September 2020   11:52 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para warga beserta tim penanggulangan bencana Sukabumi dan stakeholder terkait sedang membersihkan sisa-sisa banjir yang terjadi kemarin sore (21/09). (Sumber: Dokumentasi dari teman di lokasi kejadian)

Sebagai warga yang tinggal di Kabupaten Sukabumi, penulis cukup kaget ketika melihat video amatir yang memperlihatkan peristiwa banjir yang terjadi di wilayah kecamatan Cicurug Sukabumi.

Berdasarkan info yang penulis terima dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK), banjir bandang tersebut setidaknya menerjang 4 Desa dan satu kelurahan. Yakni, Desa Cisaat, Desa Pasawahan, Desa Mekarsari, Desa Bangbayang, dan Kelurahan Cicurug.
Banjir tersebut terjadi Senin sore (21/9) sekitar pukul 17.00 WIB.

Sebelumya memang terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Dimana ini mengakibatkan volume air sungai Citarik-Cipeuncit menjadi naik di perkirakan setinggi 5 meter. Kemudian meluap ke beberapa desa hingga beberapa rumah rusak dan beberapa kendaraan terbawa hanyut.

Berdasarkan info yang dilansir dari sukabumiupdate.com, terdapat dua korban hanyut dan delapan orang luka-luka, akibat peristiwa tersebut. Dan kemungkinan masih ada korban lain yang hilang, karena masih  dalam proses penyisiran. Namun saat ini sejumlah warga sudah diungsikan ke lokasi yang lebih aman.

Dalam sebuah video amatir yang penulis terima, luapan air banjir juga ikut menggenangi Pabrik minuman kemasan yang ada di Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, kabarnya operasionalnya di hentikan sementara, sebagai langkah protokol keamanan dan keselamatan karyawan.

Sontak, pasca kejadian itu tagar #PrayForCicurug ramai menghiasi media sosial oleh para wargnet yang kebanyakan merupakan warga Sukabumi.

Dalam video amatir tersebut, deras air memang terlihat begitu besar menghantam pemukiman, sampai memutus akses jalan warga.
Namun kabarnya, pagi hari ini banjir sudah mulai surut dan para warga yang terdampak sudah mulai diungsikan ke tempat yang sudah disediakan oleh tim BNPB dan relawan.

Intensitas hujan ini juga kabarnya tidak hanya mengakibatkan banjir bandang di Sukabumi, namun juga volume air di Bendungan Katulampa menjadi Siaga satu. Bahkan ada beberapa kawasan di Jakarta yang juga ikut tergenang banjir. 

Seperti yang dilansir dari kompas.com, sebanyak 32 Ruas jalan yang ada dikawasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara terendam banjir pada Selasa pagi ini. 

Walikota Bogor, Bima Arya mengatakan, ketinggian air di Bendungan Katulampa pada Senin petang (21/9) sempat berada di level tertinggi mencapai 250 sentimeter. Bima mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan Gubernur DKI, Anies Baswedan dan menyampaikan agar para warga Jakarta yang tinggal di bantaran sungai lebih waspada.

Namun pagi hari ini, dikabarkan debit air di Bendungan Katulampa perlahan sudah mulai surut dan debit air di Pintu air Manggarai pun masih normal.

Bencana memang tidak bisa diprediksi, seperti banjir-banjir yang sudah-sudah terjadi sebelumnya, selalu di awali karena intensitas hujan yang tinggi. Namun bencana itu bisa di minimalisasi dengan melakukan mitigasi dengan memperhatikan kondisi aliran dan jalur sungai agar tidak terhambat oleh sampah-sampah.

Karena kita tentu tidak bisa mengendalikan hujan dan air, kita hanya bisa mengalirkan air itu ke tempat sebagai mana mestinya. Sifat air itu selalu mengalir, tidak bisa di tahan oleh benda apapun. Karena itu, jalur seperti sungai-sungai, selokan-selokan dan gorong-gorong, harus selalu dimaksimalkan fungsinya.

Bagi warga yang tinggal di bantaran-bantaran sungai juga harus sudah bisa memprediksi akan adanya banjir dengan memperhatikan intensitas hujan. Kalau dirasa hujan terjadi cukup lama, dan intensitas semakin meningkat, maka lebih baik mengungsi dan menyelamatkan diri sebelum terlambat.

Mungkin saat ini kita akan segera beralih ke musim penghujan, semua wilayah yang rawan banjir, tentu saja harus mulai melakukan antisipasi, bekerja bakti melakukan pembersihan sungai, gorong-gorong, dan selokan-selokan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Sebelumya kita memang harus mampu mengenali penyebab dari banjir itu sendiri agar bisa melakukan mitigasi sedini mungkin. Perlu kita ketahui, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan banjir. Diantaranya sebagai berikut :

  • Intensitas hujan tinggi
  • Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan permukaan laut
  • Terletak di suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit
  • Banyak pemukiman yang dibangun sepanjang bantaran sungai
  • Aliran sungai tidak lancar, karena banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai
  • Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai. dst...

Mungkin ini merupakan kali pertama bagi wilayah Cicurug Sukabumi dilanda banjir, semoga kita bisa lebih peduli pada lingkungan dan melakukan beberapa langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

2020 memang seakan-akan tahun yang penuh ujian. Dari semenjak awal tahun sampai mendekati akhir tahun sekarang, berbagai bencana terus terjadi di Indonesia, mulai dari banjir besar di Jakarta, Pandemi Korona, hingga banjir yang terjadi di Sukabumi kemarin, menuntut kita harus selalu mampu beradaptasi dan selalu disiplin dalam menjaga diri dan lingkungan kita masing-masing.

Kita tahu, Alam selalu mempunyai dua sisi muka. Disatu sisi ia terlihat begitu ramah dan pemurah, namun disisi lain ia juga bisa berubah menjadi bengis dan tak kenal ampun. Semuanya tergantung bagaimana kita memperlakukan alam. Jika kita selalu memperhatikan, peduli dan mencintainya, maka ia pun akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan. 

Berikut beberapa dokumentasi milik seorang teman tentang keadaan terkini di lokasi kejadian, Di desa Cibuntu dan Kp. Nyangkowek, Kec. Cicurug Kabupaten Sukabumi.

img-20200922-wa0024-5f697ff7097f3666791ce582.jpg
img-20200922-wa0024-5f697ff7097f3666791ce582.jpg
(Dokumentasi dari teman, di lokasi kejadian)

img-20200922-wa0022-5f6980b5dd39432971570392.jpg
img-20200922-wa0022-5f6980b5dd39432971570392.jpg
(Dokumentasi dari teman, di lokasi kejadian)

img-20200922-wa0023-5f698102d541df6be41ea122.jpg
img-20200922-wa0023-5f698102d541df6be41ea122.jpg
(Dokumentasi dari teman, di lokasi kejadian)

img-20200922-wa0027-5f69810e097f36630b3fe3a2.jpg
img-20200922-wa0027-5f69810e097f36630b3fe3a2.jpg
(Dokumentasi dari teman, di lokasi kejadian)

img-20200922-wa0025-5f698166097f366c26520dd2.jpg
img-20200922-wa0025-5f698166097f366c26520dd2.jpg
(Dokumentasi dari teman, di lokasi kejadian)

Semoga para korban yang terdampak senantiasa dikuatkan, dan para korban yang hilang bisa segera ditemukan. Dan bantuan dari pemerintah maupun stakeholder terkait bisa cepat terdistribusikan...

Stay Safe and Stay Healthy
Reynal Prasetya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun