Namun pagi hari ini, dikabarkan debit air di Bendungan Katulampa perlahan sudah mulai surut dan debit air di Pintu air Manggarai pun masih normal.
Bencana memang tidak bisa diprediksi, seperti banjir-banjir yang sudah-sudah terjadi sebelumnya, selalu di awali karena intensitas hujan yang tinggi. Namun bencana itu bisa di minimalisasi dengan melakukan mitigasi dengan memperhatikan kondisi aliran dan jalur sungai agar tidak terhambat oleh sampah-sampah.
Karena kita tentu tidak bisa mengendalikan hujan dan air, kita hanya bisa mengalirkan air itu ke tempat sebagai mana mestinya. Sifat air itu selalu mengalir, tidak bisa di tahan oleh benda apapun. Karena itu, jalur seperti sungai-sungai, selokan-selokan dan gorong-gorong, harus selalu dimaksimalkan fungsinya.
Bagi warga yang tinggal di bantaran-bantaran sungai juga harus sudah bisa memprediksi akan adanya banjir dengan memperhatikan intensitas hujan. Kalau dirasa hujan terjadi cukup lama, dan intensitas semakin meningkat, maka lebih baik mengungsi dan menyelamatkan diri sebelum terlambat.
Mungkin saat ini kita akan segera beralih ke musim penghujan, semua wilayah yang rawan banjir, tentu saja harus mulai melakukan antisipasi, bekerja bakti melakukan pembersihan sungai, gorong-gorong, dan selokan-selokan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Sebelumya kita memang harus mampu mengenali penyebab dari banjir itu sendiri agar bisa melakukan mitigasi sedini mungkin. Perlu kita ketahui, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan banjir. Diantaranya sebagai berikut :
- Intensitas hujan tinggi
- Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan permukaan laut
- Terletak di suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit
- Banyak pemukiman yang dibangun sepanjang bantaran sungai
- Aliran sungai tidak lancar, karena banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai
- Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai. dst...
Mungkin ini merupakan kali pertama bagi wilayah Cicurug Sukabumi dilanda banjir, semoga kita bisa lebih peduli pada lingkungan dan melakukan beberapa langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
2020 memang seakan-akan tahun yang penuh ujian. Dari semenjak awal tahun sampai mendekati akhir tahun sekarang, berbagai bencana terus terjadi di Indonesia, mulai dari banjir besar di Jakarta, Pandemi Korona, hingga banjir yang terjadi di Sukabumi kemarin, menuntut kita harus selalu mampu beradaptasi dan selalu disiplin dalam menjaga diri dan lingkungan kita masing-masing.
Kita tahu, Alam selalu mempunyai dua sisi muka. Disatu sisi ia terlihat begitu ramah dan pemurah, namun disisi lain ia juga bisa berubah menjadi bengis dan tak kenal ampun. Semuanya tergantung bagaimana kita memperlakukan alam. Jika kita selalu memperhatikan, peduli dan mencintainya, maka ia pun akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan.Â
Berikut beberapa dokumentasi milik seorang teman tentang keadaan terkini di lokasi kejadian, Di desa Cibuntu dan Kp. Nyangkowek, Kec. Cicurug Kabupaten Sukabumi.