Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sang Putri dan Budak-budaknya

10 September 2020   12:22 Diperbarui: 10 September 2020   12:24 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi (Sumber: pixabay.com/trevoykellyphotography)

Alkisah di suatu negeri lahirlah seorang bayi perempuan yang lucu nan menggemaskan. Ketika ia mulai tumbuh remaja, tak sulit baginya untuk menarik perhatian dari para rakyat di negeri itu. Dengan raut wajah yang feminin nan jelita, rambut panjang terurai, tubuh tinggi semampai, dan tungkai indah menjadikannya sosok seorang putri yang kecantikannya tak tertandingi.

Ibarat permata yang terang menyala, kecantikannya mampu membius pria manapun, sehingga tidak heran kehidupannya selalu dikelilingi oleh para pria yang selalu memuja-muji, menginginkan dan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai seorang istri.  

Sungguh amat beruntung ia dilahirkan dengan paras yang sempurna. Tidak semua wanita beruntung dan memiliki kehidupan sepertinya. Tidak semua wanita beruntung bisa mendapatkan banyak pujian, pelayanan dan perlakuan spesial dari para pria.

Karena segudang fasilitas gratis itulah akhirnya membuat sang Putri menjadi angkuh dan besar kepala. Merasa dirinya adalah makhluk yang paling cantik dimuka bumi, sehingga ia memandang dirinya terlalu mahal dan berharga untuk di dekati. Hanya para pria yang bersedia menyanjung, melayani dan "menyembah" kecantikannya-lah yang akan di persilahkan masuk untuk sekedar bermain-main di taman istana-nya, lalu selanjutnya akan ia jadikan budak untuk selamanya.

Sobat apakah anda pernah mendengar atau membaca penggalan cerita diatas? Atau jangan-jangan anda adalah sang putri yang mirip dalam cerita tersebut? Atau anda adalah sang pria yang gemar memuja-muji, melayani dan mengorbit wanita yang anda anggap memiliki kecantikan laksana seorang putri?

Hmm yang jelas, penggalan cerita diatas hanyalah rekaan yang spontan saya buat untuk menggambarkan sosok seorang wanita yang kerap berlagak seperti seorang putri dan amat senang apabila dipuja-puji dan dilayani.

Dalam dunia dongeng, novel, atau film-film kita kadang menemukan karakter seperti ini. Ada sesosok wanita yang memiliki paras memikat dan mempunyai fasilitas hidup yang lengkap, sehingga dia bisa tampil menjadi seorang putri yang memiliki harga diri yang tinggi.

Sulit rasanya setiap pria bisa menembus pertahanan topeng sosial dan membuka hati sang putri, apabila ia tidak bersedia mati-matian berkorban dan bekerja keras untuk menaklukkan benteng penghalang dan melawan naga berkepala dua hingga akhirnya bisa bersanding dengan sang putri.

Sang putri akan memberikan segudang ujian berat untuk sang pria dengan cara bersikap bitchy, manja, jual mahal, menyuruh-nyuruh semaunya, memperlakukan-nya seperti seorang pembantu, dan yang paling menyakitkan adalah, hanya menjadikan-nya sebatas sumber daya finansial yang bisa dia kelola semaunya. Sungguh nahas!

Hanya dengan modal parasnya yang cantik, sang putri bisa mendapatkan apapun yang ia mau dengan mudah, jika ia sedang butuh kasih sayang dan belaian manja, ia akan segera datang ke salahsatu prianya. Jika ia sedang butuh "tong sampah" untuk curhat dan meluapkan emosi, ia juga tak sungkan-sungkan akan datang ke prianya yang lain. Jika ia sedang butuh teman untuk jalan-jalan dan menikmati dunia, maka lagi-lagi ia akan datang ke pria yang lain yang ada di sekeliling hidupnya.

Para pria itu tidak akan keberatan dan akan senantiasa berbuat apapun untuk sang putri, berharap suatu saat sang putri hatinya akan mulai luluh, lalu timbul perasaan cinta yang tulus untuknya. Meski kadang para pria itu diperlukan semena-mena, hanya dijadikan sebatas budak yang memenuhi kebutuhan dirinya. 

Lalu kenapa para pria yang ada di sekeliling sang putri bisa bersedia melakukan apapun untuk sang putri? Ah, jawabannya sederhana, tidak lain tidak bukan, karena sang putri memiliki paras yang CANTIK!

Ilustrasi Sang Putri (Sumber: pixabay.com)
Ilustrasi Sang Putri (Sumber: pixabay.com)

Kecantikan membuat para pria itu menjadi buta, lemah, terlena dan tak berdaya, mereka tak peduli dengan perangai sang putri, apakah sang putri mempunyai sikap ramah, hangat, lembut, rendah hati atau tidak? Yang terpenting sang putri cantik dan parasnya bisa dinikmati. Sungguh ironi.

Meski sang putri kerap bersikap bitchy, manja, dan tidak punya keterampilan apa-apa, karena ia hanya mengandalkan kecantikannya saja, namun ia benar-benar merindukan sosok pangeran gagah, berwibawa, pemberani dan bijaksana untuk mengisi kekosongan hatinya dan berharap suatu saat bisa menikahi dan merubah dirinya menjadi lebih baik.

Jauh di lubuk hati terdalam sang putri, meski ia banyak dikelilingi oleh pria-pria tampan, tajir dan baik yang selama ini selalu melayani dan memberikan semua kebutuhannya, namun entah kenapa hatinya selalu merasa sepi dan belum merasakan sesuatu yang bisa memicu hatinya terbuka untuk mencintai.

Dia benar-benar hanya menginginkan sosok pria sejati yang bisa membawanya berpetualang dan merasakan sensasi baru dalam perjalanan romansa kehidupannya.
Sayangnya, sosok pangeran yang selalu ia dambakan itu tidak pernah kunjung datang. Jangankan bertamu, mampir sebentar saja rasanya pangeran tak sudi, karena sang pangeran tahu mana sosok wanita yang terbaik untuk dirinya.

Seorang pangeran sejati akan selalu layak bersanding dengan seorang putri yang juga tidak hanya memiliki paras yang indah namun juga memiliki sikap, hati dan perangai yang cantik.

Pangeran mana yang tak terlena bila melihat dan bertemu dengan sosok seorang putri yang tidak hanya cantik, namun ia juga memiliki kualitas dan perangai yang baik. Yakni rendah hati, lemah lembut, penyayang, bisa menghargai sesama, mandiri, tangguh dan mempunyai cinta dan kepedulian terhadap orang-orang lemah disekelilingnya.

Jadi, bila kamu menginginkan sosok seorang pangeran sejati, maka jadilah sosok seorang putri sejati yang tidak hanya mengandalkan kecantikan mu saja. Begitupun sebaliknya, jika kamu menginginkan sosok seorang putri, maka terlebih dahulu kamu harus menjadi seorang pangeran sejati, lelaki sejati yang tangguh, punya jiwa kepemimpinan yang kuat, mandiri dan bisa diandalkan.

Hati-hati dengan sang putri yang hanya mengandalkan kecantikannya saja untuk memikat dirimu agar ia mendapat fasilitas tambahan berupa pujian dan pelayanan dari mu.

Karena semakin ia di puja-puji, dilayani dan diperlakukan spesial maka ia akan semakin bertindak bitchy, merasa dirinya semakin bernilai dan mempunyai harga diri tinggi. Makanya tak heran ia lebih memilih mempersulit interaksi dan menjaga gengsi ketimbang pamornya sebagai seorang putri bisa turun dan tidak digilai lagi.

Sudahlah sobat! hentikan aksi memuja-muji dan menjadi pelayan sang putri. Karena ia sudah terlalu banyak dan terlalu sering mendapatkan fasilitas yang seperti itu. Ingat, kecantikan bukan segalanya untuk diperjuangkan. 

Bukan berarti diri ini alergi dengan kecantikan, sebagai pecinta seni, saya acapkali terpesona dengan raut wajah dan paras cantik seorang wanita dari belahan dunia manapun yang saya temui, namun kecantikan tidak selalu mencerminkan kualitas, begitupun halnya dengan ketampanan.

Ada hal-hal yang lebih penting dari sekedar kecantikan. Apalagi jika kamu adalah seorang pangeran sejati, lebih baik mencari dan mengagumi perempuan yang memiliki pesona dari dalam hati, rendah hati dan tidak pernah menjaga gengsi dan selalu menyenangkan apabila diajak berinteraksi.

Semoga kamu bisa menangkap esensi dari kisah sederhana namun penuh makna ini...**

Sang Pecinta Seni
Reynal Prasetya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun