Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Intuisi, Resign dari Pekerjaan, dan Impian Masa Depan

6 Juli 2020   12:38 Diperbarui: 7 Juli 2020   04:32 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor pusat Amazon (Sumber: www.seattletimes.com)

Hari ini adalah hari senin, mayoritas orang sudah mulai kembali beraktivitas di era normal baru ini.

Saya tidak ingin kalah dari kebanyakan orang untuk menikmati suasana awal pekan ini. Mulailah saya pergi ke dapur untuk menghidangkan kopi, memutar lagu electro pop favorit di temani enam keping biskuit crackers yang baru saja saya beli di warung tetangga. Memulai pagi dengan aktivitas yang sederhana.

Saya sudah siap di depan gadget. Ini sudah bulan Juli! 5 hari terlewat begitu saja tanpa meninggalkan jejak tulisan di Kompasiana. Serasa ada yang kurang. Ah saya kalah start dari kompasianer lain.

Beginilah penulis amatir. Entahlah beberapa hari kebelakang otak ini terasa kosong. Minim inspirasi, seakan saya kehabisan ide. Tak tahu apa yang hendak di tulis.

Bisa karena saya terlalu ngotot mencari-cari inspirasi, bisa juga karena terlalu banyak informasi yang menumpuk di kepala ini. Karena belakangan saya sedang dalam program membaca rutin. Mencoba untuk menyelesaikan dua buah buku yang belum terbaca di bulan ini. Pagi dan sore hari.

Namun syukurlah hari ini saya bisa kembali menulis dan rasanya sangat bersemangat sekali. Semoga masih ada yang berkenan dan bersedia meluangkan waktunya untuk kembali menyimak dengan seksama curhatan ini.

Jadi sudah hampir 2 bulan saya berada di rumah. Dengan bermodalkan kurang lebih 2,4 juta rupiah, saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya.

Ya, saya tahu, ini mungkin terlihat sebagai sebuah keputusan yang konyol. Dimana ketika banyak orang berlomba-lomba mencari kerja, dan bertahan di masa-masa sulit pandemi ini, saya malah memutuskan resign dari pekerjaan.

Entahlah, saya adalah makhluk yang lebih dominan mengandalkan intuisi dan kata hati. Meski saya sebenarnya sosok yang cukup logis, kritis dan banyak pertimbangan.

Namun ketika hati dan intuisi ini telah memberi perintah, saya tidak lagi mampu menolak, karena semakin di tolak, suara hati ini justru semakin berontak, seolah-olah memberi alarm bahwa saya harus cepat-cepat mengikutinya.

Kekuatan Intuisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun