Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Dukung dan kunjungi channel Karyakarsa : Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajarlah Soal Cinta Sebelum Kamu Terlambat!

29 Juni 2020   12:59 Diperbarui: 29 Juni 2020   12:54 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: sitn.hms.harvard.edu)

Karena bertahun-tahun otak kita sudah dicuci, oleh kisah-kisah romantis dan ajaib bahwa cinta selalu bisa mengubah segalanya. Cinta bisa mengubah kebiasaan buruk pasangan. Cinta bisa menguatkan, cinta bisa merubah penderitaan menjadi kebahagiaan dan segudang kalimat-kalimat manis lainnya yang cukup untuk menghibur diri sendiri.

Sehingga kita kerap kali mentolerir dan membiarkan kelakuan buruk pasangan semakin menjadi-jadi atas nama cinta. Kita percaya cinta bisa membuat seorang bajingan bisa berubah menjadi sosok yang baik dan lembut.

Kita memilih bertahan dalam hubungan yang toxic, daripada memilih untuk mengakhiri hubungan, dengan alasan karena sudah terlanjur cinta.

Ma'af bila saya terlalu bersemangat dan bernada tinggi. Hal ini semata-mata saya lakukan demi menyadarkan kamu sobat. Agar sesegera mungkin meninggalkan hubungan yang toxic dan segera untuk berpikir logis supaya kamu bisa memiliki kualitas hubungan yang lebih sehat.

Terus terang saya tidak mendapat keuntungan apa-apa ketika berbagi soal ini. Saya hanya mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan ketika berhasil membuat banyak orang akhirnya bisa lebih cerdas dalam "bercinta".

Tidak sedikit teman-teman yang pernah bercurhat soal masalah percintaan nya kepada saya. Ada yang kecewa karena merasa di PHPkan pacarnya, ada yang sedih, marah karena diselingkuhi oleh suaminya, ada yang sulit move on, dan macam-macam jenis permasalahan nya.

Intinya mereka kurang dan belum merasakan kebahagiaan sebagai mana yang mereka ekspektasi kan.

Entahlah, kenapa saya merasa senang dan antusias bila menangani kasus-kasus semacam itu. Padahal saya sama sekali bukan psikolog, therapist ataupun konsultan percintaan, saya hanyalah sebagai salahsatu korban yang berusaha menjadi lebih baik dan cerdas dalam "bercinta" :)

Bedakan Antara Pengorbanan dan Kebodohan

Sobat, kita perlu jeli membedakan antara pengorbanan dan kebodohan. Karena seringkali kita salah memahaminya.

Selama ini kita meyakini kalau cinta itu perlu ada pengorbanan, perlu ada perjuangan, kalau tidak, berarti cinta nya tak lain hanyalah sebuah perkataan, sebuah janji manis, omong kosong belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun