Ada rasa bahagia yang begitu dalam ketika tiga hari yang lalu saya melihat penampakan di profil akun saya yang berbeda dari sebelumnya.
Pasalnya, centang hijau yang tersemat di profil akun saya kini telah berubah menjadi warna biru. Dari sebelumnya hanya sebatas baru tervalidasi, kini sudah menjadi terverifikasi.
Setelah kejadian itu, saya tidak henti-hentinya bertanya kepada diri sendiri. Apa benar saya sudah cukup pantas menerima centang biru itu? Apa benar seorang penulis yang hanya mengandalkan insting dan minim pengalaman ini sudah berhak diverifikasi?
Kini ada perbedaan mood dan emosi ketika saya hendak mulai menulis di Kompasiana. Alasannya karena warna hijau dan warna biru memang mempunyai efek yang berbeda secara psikologis.
Warna biru dipercaya dapat memberikan pengaruh ketenangan, memperkuat konsentrasi dan kegembiraan.
Selain itu, warna biru juga mampu memberikan efek rasa nyaman, menaikan produktivitas dan kreativitas. Dalam gradiasi yang lebih gelap seperti biru dongker, warna biru sering dihubungkan sebagai simbol keamanan, terpercaya, dapat diandalkan dan profesionalitas.
Selain warna merah, coklat, putih, abu-abu dan hitam, warna biru merupakan warna kesukaan saya. Sebuah warna yang katanya paling banyak disukai di dunia.Â
Permainan warna memang sedikit banyaknya mampu mempengaruhi emosi seseorang, seperti halnya "merah" yang seringkali dihubungkan dengan simbol keberanian, perang, atau darah.
Merah juga seringkali dipakai sebagai lambang bahaya, peringatan. Namun juga dianggap warna yang mampu memberi kehangatan, gairah, cinta dan emosi yang intens. Silahkan googling sendiri untuk info yang lebih detil.
Jadi, setiap kali saya melihat centang biru itu, muncul satu perasaan nyaman dan bahagia. Seolah-olah ada energi baru yang mendorong saya untuk lebih giat menulis.
Terlebih penggunaan warna biru pada halaman Kompasiana bernuansa segar, warna biru muda atau biru langit benar-benar memanjakan mata saya.Â