Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cinta Tidak Pernah Meninggalkan Luka Jika Kita Mau Libatkan Logika

16 April 2020   11:53 Diperbarui: 16 April 2020   19:46 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jatuh cinta. (sumber: shutterstock)

Memang benar, ketika cinta diam-diam bersemayam, acapkali kita mendadak bertingkah secara irasional, tidak logis, hingga rela menyakiti diri sendiri. Makanya muncul istilah "Love is blind", Cinta itu buta.

Seperti sebuah anekdot yang pernah beredar beberapa waktu lampau, "Kalau cinta enggak pake logika, logila."

Ya, kadang kita merasa tergila-gila, bukan buta karena cinta, tapi sebenarnya otak sedang kacau balau, pikiran sedang kalut, hormon tidak seimbang akibat biokimia yang terus diproduksi sepanjang jatuh cinta, atau mencintai.

Itulah kenapa kita sering mendengar kisah-kisah nestapa, hikayat cinta dua insan yang berujung perpisahan, pertikaian, konflik, perceraian. Karena sejak awal meniti hubungan, mereka tidak melibatkan otak (baca : logika), tapi hanya mengandalkan hati atau insting sesaat.

Ketika masanya tiba hubungan mereka berada di ambang kehancuran, maka barulah mereka berpikir secara logis, secara rasional, namun sayang seribu sayang semuanya sudah terlambat.

Kita tidak mudah menyusun dan membereskan kembali hubungan yang sudah rusak dan tidak sehat. 

Kita akan lebih mudah memulai dan menjalani hubungan yang baru, sambil belajar dari kesalahan dan kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dimasa lalu.

Tidak jarang saya dicurhati oleh seorang teman wanita saya yang mengalami hal demikian. Dimana ia begitu ngotot memaksakan dan ingin merajut kembali hubungan yang sudah tidak sehat, ia rela menanggung beban dan derita, asal tidak berpisah dengan pasangannya.

Malah dalam kasus lain saya menemukan, ada seorang wanita yang sebenarnya menurut logikanya, pasangannya itu tidak baik, tidak sehat (baca : berpotensi menyeleweng), namun dengan nekat ia bersedia dinikahi oleh sang pria. Karena hatinya sudah merasa "Cinta".

Tidak terlalu sulit diprediksi, ternyata benar, umur rumahtangganya itu tidak bertahan lama, sang pria mencampakkannya dan menikah dengan wanita lain.

Terus terang, setelah mendengar kisah cintanya itu, sontak sekujur tubuh ini merinding, mulut menganga tak percaya, apakah sebegitu irasionalnya kah kita ketika sedang dikuasai oleh Cinta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun