Karena saya lebih memilih dibilang tidak asyik, daripada barang yang dipinjam oleh teman, berakhir dalam keadaan rusak dan tidak terawat dengan baik seperti ini.
Gitar yang kini hanya terbalut oleh butiran debu, ada yang senarnya sampai terputus, suara yang dihasilkan pun sudah tidak lagi merdu dari sebelumnya.
Saya sampai keheranan, "Ini gitarnya yang mudah rusak, atau skill bermain gitar nya yang terlalu tinggi? Kok bisa sampai putus?"
Perasaan, sudah hampir satu tahun saya memainkan gitar itu, belum pernah ada satupun senarnya yang sampai putus.
Kalau sudah begini, pasti kita akan merasa kecewa, tatkala kita sudah dengan berat hati meminjamkan apa yang dibutuhkan oleh orang lain, namun ternyata kebaikan kita malah tidak dihargai.
Meminjam sesuatu dari orang lain juga tetap harus ada etikanya, jangan mentang-mentang teman dekat, atau sodara sendiri yang meminjamkan, kita akhirnya jadi keblinger, jadi lupa diri.
Apalagi yang dipinjam adalah uang, wah tentu saja, kalau ini sudah menjadi kewajiban untuk mengembalikan.Â
Kalau kita merasa tidak mampu menjaga dan merawat barang orang lain, lebih baik tidak usah meminjam. Daripada akhirnya membuat orang lain kecewa.
Sekali lagi, pinjam meminjam itu adalah hal yang wajar sesama teman, namun kita harus selalu sadar, bahwa ketika kita meminjam sesuatu dari orang lain, barang itu bukan milik kita, kita hanya meminjam, hanya memakai, jagalah dan rawatlah baik-baik.
Perlakukanlah orang lain, sebagaimana kita memperlakukan diri sendiri, jika kita banyak berbuat baik, tentu akan ada banyak kebaikan juga yang akhirnya datang pada kita, begitu pun sebaliknya.