Mungkin karena terbawa kebiasaan menulis di Facebook yang dengan bebas dan brutal menulis dengan gaya dan bahasa apapun.
Dengan seiring pengalaman itu, akhirnya perlahan saya mulai belajar kembali apa yang perlu di perbaiki dan di ubah.
Menulis ternyata gampang-gampang susah, menjadi gampang tatkala sudah terbiasa dan sering menulis, dan lumayan susah tatkala belum terbiasa dan baru mulai menulis.
Beruntung nya saya bisa belajar dari kompasioner lain yang lebih hebat dan senior dalam hal kepenulisan. Kadang saya merasa kagum dan terheran-heran, "kenapa ya yang lain kok sampai bisa lihai meracik kata-kata, gaya bahasa, yang renyah seperti itu ?"
Hmmm, seperti nya ini memang hanya soal konsistensi dan kemauan untuk terus belajar, karena pada mula nya mungkin seorang penulis hebat sekalipun pernah mendapati tulisan yang ia buat ternyata tidak menarik perhatian dan nyaman untuk di baca.
Kembali lagi soal Reward, meski nominal nya bisa di bilang tidak seberapa, akan tetapi dengan adanya Reward ini, sebenarnya sudah cukup sebagai pemicu agar kita sebagai seorang penulis sudah selayaknya terus produktif dan meningkatkan kualitas penulisan dalam setiap artikel yang di produksi.
Sayapun tergolong sebagai kompasioner yang belum puas atas hasil artikel yang saya produksi, pasalnya dari total 42 artikel yang sampai saat ini telah di produksi, ternyata yang masuk ke dalam kategori pilihan hanya berjumlah 23 artikel dan 8 artikel yang pernah bertengger di halaman artikel utama.
Tentu saja, berbeda dengan pencapaian kompasioner lain yang produktif dan sudah mampu memproduksi ratusan bahkan puluhan ribu artikel menarik yang layak dan nyaman untuk di baca.Â
Akan tetapi hobi harus tetap di jalankan, apalagi itu sudah menjadi passion kita, di samping kita bisa sharing dan berbagi pengalaman yang inspiratif, menulis juga artinya kita berupaya untuk terus meningkatkan kemampuan literasi kita.
Karena sangat di sayangkan kemampuan literasi bangsa Indonesia sebesar ini, ternyata di nilai masih rendah bila di bandingkan dengan negara-negara lain.
Padahal dengan membaca dan juga menulis, secara tidak langsung ini bisa mengaktifkan otak kita untuk terus bekerja, dan secara perlahan mengembangkan fungsi kognitif kita dengan optimal.