Tapi jangan sampai karena ketidakmampuan dalam mengelola pernikahan itu, anak yg menjadi korban.Â
Sudah seharusnya orangtua lebih dewasa dan bijak dalam mengatasi hubungan pernikahannya sendiri tanpa harus melibatkan anak. Karena lama-lama anak pun bisa muak jika orangtuanya terus menerus cek-cok setiap hari.Â
Ini yg perlu di waspadai. Pentingnya kesiapan dalam menikah sangat di perlukan. Kemampuan berkomunikasi dan mengatasi konflik sudah seharusnya di latih dan dipelajari jauh-jauh hari. Karena jika dua orang sudah memutuskan untuk menikah, berarti ia juga sudah siap menjadi orang tua.
Tapi pada kenyataannya, justru jauh lebih banyak anak yg tidak bahagia dan jauh dari orang tuanya, ketimbang anak yg bahagia, ceria, dan penuh cinta.
Ketika anak sudah jauh dari orang tua, lalu bagaimana orang tua bisa mengontrol sang anak ? Ketika anak lepas dari pengawasan orang tua, yg terjadi adalah anak akan melampiaskannya ke dunia luar.Â
Ia akan mencari sosok yg lebih nyaman di ajak berteman dan berbagi curhat selain orang tuanya sendiri. Akhirnya ia akan mudah terbawa arus tanpa fondasi yg kuat, jiwanya rapuh dan tak berpendirian. Sungguh malang.
Maukah kita semua sama-sama kembali belajar dalam hal ini? Kalau kita sayang pada anak cucu kita kelak, sudah seharusnya kita belajar bagaimana menjadi panutan dan pembimbing yg baik bagi mereka di masa depan.
Jika orangtua bahagia. Maka anak akan bahagia..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H