Abstrak
Ban adalah faktor penting dalam kendaraan yang memiliki berbagai kegunaan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan. Ban berkembang bersama dengan periode otomotif itu sendiri, tapi dengan konsep yang masih seperti dulu, tidak memiliki perbedaan, mau itu ban dengan angin maupun tanpa angin. Ban jaman dulu, berisi angin tekanan tinggi, menyerap benturan, dan memberikan cengkeraman agar dapat mengendarainya dengan aman. Sementara, ban tanpa angin dikatakan ban anti kempes adalah desain baru untuk masa depan. Saat ini, teknologi tanpa udara diterapkan dalam prototipe UPTIS. Dengan sistem ini, pengendara diklaim tak perlu lagi takut dengan kondisi jalanan buruk yang bisa membuat ban bocor. UPTIS mengantisipasi risiko hilang kendali atau harus berhenti dikarenakan kondisi ban bocor.
Kata kunci: ban tanpa angin, perbedaan, desain, teknologi.
Pendahuluan
Berdasarkan survey tahun 2012-2015, setiap tahun, setidaknya ada 20% ban terbuang dikarenakan bocor, tekanan tidak sesuai atau keausan tidak sesuai spesifikasi.Â
Ban tanpa udara adalah resolusi baru dari industri otomotif. Kini beberapa produsen turut mengembangkan ban tanpa udara, dan beberapa sudah membocorkan harga, periode pakai sampai waktu rilis ke pasar. Ban tanpa udara sama seperti ban tradisional.Â
Dari bentuk seperti donat, berwarna hitam, terbuat dari karet. Namun perbedanya ban tanpa udara tidak buat untuk di isi udara, karena itu ban tanpa udara memiliki bentuk dinding yang memiliki sela-sela. Ban tanpa udara memiliki bentuk yang terbilang unik pada bagian dinding.
Fungsi rongganya adalah sebagai penyangga antara bagian tapak ban dengan velg. Dari bentuk tersebut kerja ban tidak akan lagi di isi dengan tekanan udara. Keberadaan bentuk tersebut juga berfungsi sebagai pengantisipasi guncangan, ini akan membantu suspensi mengantisipasi daya kaget ketika menghantam lubang atau jalan tidak rata.
Pembahasan
Perilisan, kini produsen yang mengembangkan produk ban tanpa udara adalah Michelin dan Bridgestone. Michelin akan merilis pada tahun 2024. Para brand tersebut berharap agar ban tanpa udara dirilis pada tahun 2025
Harga, Michelin mengatakan ban tanpa udara Uptis bakal dijual antaraRp.700.000 -- Rp.900.000 ban. Untuk harga ban tanpa udara Bridgestone QuietTrack dibandrol sekitar 1,2 juta
Ketahanan, Ban tanpa udara dapat bertahan hingga 3 kali lebih lama dari ban tradisional. Berharap tapak ban bisa digunakan 2 sampai 3 kali lebih lama dari ban tradisional. Karena, pengendara bisa mengganti karet tapak di lingkar luar ban saja jika sudah aus. Hal ini sangat berbeda dari ban tradisional yang harus mengganti seluruh bagian ban saat tapak ban aus. Sehingga, pengemudi sudah tidak usah membawa ban serep lagi. Ban seperti ini juga ramah lingkungan karena material yang digunakan dapat didaur ulang.
Kelebihan ban tanpa udara, keuntungan menggunakan ban tanpa udara itu sudah pasti. Pengendara tidak akan mengalami kebocoran saat dalam perjalanan, tidak akan mengalami kebocoran bila tertembus paku maupun benda tajam lainnya karena memang dibuat tanpa udara sehingga tidak akan bocor. Sekitar 200 juta ban setiap tahun dibuang di tempat pembuangan sampah dikarenakan bocor.Â
Ban tanpa udara dipastikan akan bisa dipakai untuk masa yang lama dan tidak akan menimbulkan banyak limbah. Sela-sela pada ban bisa diatur supaya memenuhi kenyamanan yang diinginkan. Kalian bisa mengatur kaku atau lenturnya ban secara individual di bawah gaya akselerasi, pengereman, menikung, dan penanganan benturan. Ketahanan ban terhadap benturan bahkan bisa disetel untuk kebutuhan suspensi di beberapa kendaraan.
Kekurangan ban tanpa udara, didesain menyatu dengan velg. Sehingga, bagian velg dan ban menjadi menyatu. Meskipun ban tanpa udara menjadi masa depan teknologi otomotif, ada suatu hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan. Masalah keindahan menjadi pertimbangan yang menjadi risiko kemajuan teknologi tersebut.
KesimpulanÂ
Ban tanpa udara merupakan kemajuan teknologi dari bidang otomotif yang dapat mempermudah masyarakat dalam berkendara dan dapat disimpulkan bahwa ban tanpa udara lebih baik dan lebih ramah lingkungan dibandingkan ban dengan udara walaupun masih memiliki kelemahan yaitu harganya yang masih mahal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H