Mohon tunggu...
Reynaldi Renoanantyo
Reynaldi Renoanantyo Mohon Tunggu... Lainnya - enthusiastic digital creative content

I am interesting in creative content, especially digital content.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Masyarakat Cenderung Pilih-pilih Vaksin, Ketua DPR: Semua Vaksin Lebih Baik daripada Tidak Divaksin!

28 Agustus 2021   20:08 Diperbarui: 28 Agustus 2021   20:12 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani meminta masyarakat untuk tidak pilih-pilih jenis vaksin, bila memang tidak memiliki kondisi kesehatan tertentu. Menurut Puan, masyarakat sebaiknya segera mendaftarkan diri untuk mengikuti program vaksinasi nasional yang diselenggarakan di wilayah terdekat dari tempat tinggal.

"Semua jenis vaksin itu bagus, semua punya manfaat untuk daya tahan tubuh. Jangan pilih-pilih, nunggu-nunggu jenis vaksin tertentu, nanti malah antibodinya tidak kunjung terbentuk," ucap Puan dalam keterangan tertulisnya.

Puan melihat adanya tren di masyarakat soal pilih vaksin sejak masuknya Moderna dan Pfizer ke Indonesia. Vaksin buatan Amerika Serikat itu memang dipopulerkan bisa membentuk antibodi yang lebih kuat dari vaksin lainnya yang telah beredar di Indonesia.

Puan memandang bahwa pengertian tersebut menjadi kesalahpahaman di masyarakat. Pasalnya, semua vaksin lebih baik dari pada tidak vaksin sama sekali.

"Jika kita menunggu jenis vaksin tertentu, selama menunggu itu potensi penularan Covid-19 tetap ada. Kalau sudah divaksin, dengan vaksin apa pun, tubuh akan lebih kuat menghadapinya," ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Menurut Puan, masyarakat harus memahami perbedaan tubuh yang sudah divaksin dan belum divaksin untuk melihat dampak besar vaksinasi. "Orang yang sudah divaksin, tubuhnya akan membangun pertahanan yang lebih tinggi. Edukasi ini yang harus kita gencarkan untuk rakyat," ucap Puan.

Berdasarkan hasil penelitian, antibodi yang lebih kuat terbentuk 21 hari setelah vaksinasi pertama. Kemudian, kekuatan itu akan meningkat hingga lima kali lipat setelah vaksinasi kedua. Efektivitas vaksin ada pada berkurangnya tingkat keparahan gejala Covid-19 pada penderita nantinya.

"Setiap vaksin memang punya efikasi yang berbeda, tapi itu sama saja daripada tubuh yang belum divaksin. Makanya, tidak perlu mengincar jenis-jenis vaksin tertentu. Apa yang tersedia langsung ambil!" tegas cucu Proklamator Soekarno itu.

Bila masyarakat masih pilih-pilih, lanjut Puan, ditakutkan malah nanti tidak kebagian pada program vaksinasi di daerahnya dan harus repot ke daerah lain. Jumlah vaksin untuk seluruh jenis vaksin juga tidak bisa dipastikan total. Semua tergantung pada distribusi vaksin yang masuk ke Indonesia.

Sejauh ini, vaksin yang telah beredar di Indonesia adalah Sputnik-V, Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer. Sementara itu, bulan depan vaksin Johnson and Johnson akan masuk ke Indonesia pada September.

"Patokan kita dalam menggunakan vaksin adalah anjuran WHO dan badan POM. Kalau keduanya sudah kasih izin ya berarti aman, tidak ada masalah, kenapa harus pilih-pilih," kata Puan.

Puan kemudian juga meminta pada mereka yang sudah divaksin tidak perlu merasa menyesal karena tidak kebagian vaksin jenis tertentu sekarang. "Tidak perlu ada rasa cemburu atau penyesalan. Kita isi hari dengan penuh rasa syukur bahwa masih diberikan kesehatan untuk beraktivitas dan berkumpul dengan keluarga," ujar perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI itu.

Menurut Puan, saat ini yang paling penting adalah menjaga kesehatan dan vaksinasi adalah salah satu cara utamanya. Langkah ini adalah pendamping dari penerapan protokol kesehatan yang saat ini selalu diimbau dan diterapkan.

Puan mengingatkan keinginan masyarakat yang sudah tidak sabar untuk dapat beraktivitas seperti sedia kala. Maka dari itu, keinginan ini harus diwujudkan dengan kemauan menjaga kesehatan.

"Seluruh dunia mengalami pandemi, seluruh dunia juga menerapkan protokol kesehatan dan pelaksanaan vaksinasi. Saatnya kita ambil contoh dari mereka yang sudah mengalami perkembangan terhadap kondisi kehidupannya," ujar Puan.

Puan juga mengingatkan, bila masyarakat pilih-pilih vaksin, maka pencapaian herd immunity akan menjadi lebih lama. "Kita butuh sinergi untuk herd immunity, jadi tidak perlu pilih-pilih vaksin itu," tutur Puan.

Ke depannya, Puan berharap tidak ada lagi anggapan di tengah masyarakat tidak mau divaksin karena menunggu datangnya vaksin jenis tertentu. Masyarakat sebaiknya berpikir pragmatis dalam hal ini. Terpenting, sinergi pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk Indonesia menghadapi pandemi ini lebih kuat.

"Ayo segera vaksin! Semua yang sudah layak vaksin, segera daftarkan diri. Pemerintah berusaha mendatangkan pasokan vaksin harus dibarengi sinergi masyarakatnya yang antusias untuk menerima suntikan vaksin," ujar Puan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun