Baru-baru ini, Gempa Megathrust menjadi perbincangan publik luas, Indonesia menjadi salah satu zona yang berpotensi terkena gempa megathrust, sehingga membuat masyarakat dihantui rasa kecemasan dan kekhawatiran. Gempa megathrust berpotensi terjadi di Indonesia karena Indonesia berada di jalur cincin api pasifik yang aktif secara tektonik.
Gempa megathrust bukanlah fenomena baru bagi Indonesia. Zona ini sudah aktif sejak jutaan tahun lalu, menjadi bagian dari proses pembentukan kepulauan di Nusantara. Wilayah-wilayah seperti Subduksi Sunda, Banda, Laut Maluku, Sulawesi, Laut Filipina, dan Utara Papua semuanya berada dalam zona megathrust yang aktif.
Gempa Megathrust merupakan gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, yaitu tempat lempeng tektonik yang lebih padat bergerak kebawah lempeng yang lebih ringan. Pergerakan lempeng tektonik ini dapat memicu tekanan yang dapat menyebabkan gempa bumi dengan magnitudo tinggi, gempa megathrust juga dapat menimbulkan dampak seismik dan tsunami yang dahsyat. Istilah megathrust merujuk pada gabungan antara "mega" yang berarti besar dan "thrusting".
Mengingat bahaya yang mengintai, upaya mitigasi menjadi sangat penting. Beberapa langkah yang direkomendasikan termasuk peningkatan sosialisasi mitigasi bencana, latihan evakuasi, pemasangan rambu evakuasi, dan pembangunan bangunan tahan gempa. Selain itu, penataan tata ruang pantai berbasis risiko tsunami dan peningkatan sistem peringatan dini juga menjadi prioritas.
Fenomena alam yang dapat memicu gempa berskala besar ini menjadi perhatian yang sangat serius bagi pemerintah daerah terkhusus wilayah Bandung. Dengan sigap pemerintah Kota Bandung meminta warga untuk Siaga dengan fenomena ini, pemerinta Kota Bandung telah resmi mengeluarkan surat edaran pada Oktober lalu. Surat ini berisikan instruksi untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa bumi, terutama di wilayah zona megathrust.
"Masyarakat Kota Bandung dihimbau untuk lebih waspada dan mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi. Penting bagi setiap keluarga dan instansi untuk memiliki rencana penyelamatan diri serta memahami langkah-langkah mitigasi yang harus segera dilakukan".
Untuk kesiapsiagaan prabencana, Diskar PB mengajak masyarakat menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi. Di antaranya melakukan latihan yang bermanfaat saat menghadapi reruntuhan akibat gempa bumi.
Di wilayah Bandung Raya, terdapat patahan atau sesar lembang yang dimana terletak di daerah utara Kota Bandung. Menurut BMKG Â Sesar aktif ini berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan skala magnitudo 6,8 hingga 7 Skala Richter. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), potensi gempa bumi di wilayah ini dapat terjadi sewaktu-waktu dengan kekuatan yang bervariasi. Gempa megathrust merupakan gempa yang berasal dari zona megathrust dan biasanya terjadi di bidang kontak antar lempeng dengan kedalaman kurang dari 45-50 kilometer.
Menurut salah satu dari warga Bandung yang bertempat tinggal pada zona megathrust mengatakan, beliau telah melakukan kesiapsiagaan untuk menghadapi fenomena alam tersebut. Dia juga mengatakan pemerintah harus sangat sigap untuk menginformasikan kepada masyarakat, khususnya yang terkait dengan potensi gempa megathrust.
"Ohh Megathrust ya, pertama saya mengetahui info ini saya sangat panik mendengarnya karena, setelah saya cari tau ternyata megathrust ini merupakan gempa yang berskala besar bahkan juga sampai menimbulkan tsunami dan apalagi ada kaitannya dengan sesar lembang, tapi mau bagaimana lagi namanya juga fenomena alam. Kalau saya sih setelah tau mengenai fenomena megathrust tersebut saya langsung siapsiaga, Saya juga berharap pemerintah jangan sampai lengah untuk menginformasikan kepada masyarakat yang berada pada zona megathrust".
Namun, hingga kini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara akurat kapan, di mana, dan seberapa kuat gempa megathrust akan terjadi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan adalah kunci utama untuk meminimalkan dampak dari bencana besar ini. Untuk menyikapi potensi gempa ini, Kita juga harus meningkatkan literasi kita mari kita jadikan potensi bencana tidak hanya sebagai ancaman semata bagi kita melainkan sebagai kesempatan untuk kita meningkatkan ilmu pengetahuan kita.