Mohon tunggu...
Rey Laotong
Rey Laotong Mohon Tunggu... Mahasiswa - A writer who likes to see the world through imagination and different perspective.

Biarkan setiap tulisan itu bersuara dengan nada nada yang tidak pernah kita dengarkan, membantu membangun imajinasi menjadi sebuah realitas yang dapat mengubahkan kita dan seisi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Film

Seaspiracy

25 November 2021   12:48 Diperbarui: 25 November 2021   13:06 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Seaspiracy adalah sebuah film karya Ali Tabrizi asal Inggris  yang bercerita tentang korupsi dan hulum dari industri perikanan komersial, tetapi agar menambah film ini lebih menarik ia memulai untuk meluruskan benang merahnya mulai dari polusi plastik di lautan dan perburuan paus di Jepang, dan sama dengan judul dari film ini alur ceritanya berakhir di perairan yang lebih dalam dan lebih keruh daripada yang dapat dibayangkan. 

Film dokumentari yang tayang di Netflix ini diawali dengan sebuah musik yang menegangkan saat perahu nelayan melaju. Montase. Senjata. Tuna. Bahaya. Taruhan hidup atau Mati. Penonton kemudian di perkenalakan dengan sutradara serta pemeran utama dalam film ini yaitu Ali Tabrizi.

Dalam pencariannya di seluruh dunia untuk mencari satu-satunya pejahat di balik semua penyakit lautan, Tabruzi mereduksi jalinan kompleks faktor sosial, politik, dan lingkungan menjadi narasi sederhana yang dapat dipahami oleh penonton dari film ini. 

Meskipun demikian film ini yang membahasa tentang bagaimana lautan dirancun dengan limbah sains yang tidak seharusnya dibuang dilautan, serta perburuan paus yang sering dijadikan tradisi oleh nelayan Jepang membuat film ini disederhanakan dengan sedemikian rupa agar para penonton dapat memahami gambaran besar yang terjadi dilautan melalui film ini.

Film ini juga menyoroti adanya pembuangan limbah plastik dilaut dalam skala yang besar serta polusi laut yang diakibatkan oleh keserkahan manusia itu sendiri, serta penyimpangan kondisi kerja yang tidak aman bagi para pekerja yang bekerja di kapal sering mendapatkan perlakuan yang tidak baik. 

Ini merupakan suatu kondisi nyata yang diabadikan oleh lensa kamera, masih begitu banyak hal yang ditutupi dalam kondisi nyatanya tidak semua hal dapat diabadikan dalam film dokumentari karya Tabrizi ini sekalipun demikian Tabrizi tetap menyinggung dengan lantang akan apa yang terjadi selama bertahun-tahun tanpa adanya regulasi yang dapa tmembuat jerah para pelaku pengrusakan serta tindak kriminal dilauatan.

Pada bagain akuakultur menjelang akhir fulm, Tabrizi hanya berbicara tentang salmon dan udang, yang memang mendominasi perbicangan umum seputar akuakultur. 

Tapi ada lebih banyak budidaya dariapada kedua spesies itu, dan Majalah Hakai membuat paket editorial lengkap tentang itu. Seaspiracy dinilai gagal dalam menghadirkan sudut yang berbeda untuk menginspirasi penonton dengan cara menghadirkan setiap individu yang selalu mengandalkan lautan sebagai sumber kehidupan mereka. 

Serta film ini dinilai telah menyederhanakan sains dan memilih sebuah topik dari tempat yang naif tergambar dari setiap scene film yang diambil, ini merupakan sebuah kerugian baik bagi penonton maupun bagi para pencinta lautan demi pelestarian laut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun