Mohon tunggu...
Mohamad Safriyanto Lamondo
Mohamad Safriyanto Lamondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Malang

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BBM Naik: Harga Elit, Rakyat Menjerit

17 September 2022   15:00 Diperbarui: 17 September 2022   15:07 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah pusat resmi memberlakukan kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)  pada Sabtu, 3 September 2022. Tepatnya pada Pukul 14.30 WIB, satu jam setelah kebijakan tersebut diumumkan.

Sebelum kebijakan tersebut diberlakukan, telah dilakukan berbagai upaya untuk menahan harga Bahan Bakar Minyak tersebut untuk tidak naik dan tetap pada harga awalnya. Tetapi, situasi ini memang tidak dapat dihindari dan terelakkan, Pak Presiden Indonesia, Joko Widodo juga menegaskan hal tersebut. Beliau juga menyampaikan bahwa hal ini didasari karena kondisi kas keuangan milik negara yang sampai saat ini sudah menanggung beban yang cukup berat, yang dimana beban subsidi untuk BBM naik hingga tiga kali lipat dari awalnya . 

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden . 

Beberapa rincian perubahan harga BBM yang disampaikan oleh Menteri ESDM dapat dilihat di bawah ini :

  • Harga Pertalite yang awalnya Rp7.650,- per liter naik menjadi Rp10.000,- per liter ( naik hampir 31 % )
  • Harga Solar yang awalnya Rp5.150,- per liter naik menjadi Rp6.800,- per liter ( naik lebih dari 32 % )
  • Harga Pertamax yang awalnya Rp12.500,- per liter naik menjadi Rp14.500,- per liter ( naik sebesar 16 % )

Setelah kebijakan ini diumumkan, mulai bermunculan tanggapan - tanggapan dari berbagai macam pihak sehingga menimbulkan pro dan kontra mengenai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut. Tentunya, lebih banyak pihak yang kontra dengan kebijakan menaikkan harga BBM ini. Banyak protes  - protes yang dituai oleh pemerintah  hingga berbagai aksi unjuk rasa dilakukan di beberapa tempat. 

Dalam gejolak ekonomi yang sedang terjadi pada saat ini, mahasiswa yang bergerak sebagai penyuara aspirasi rakyat tentu saja tidak tinggal diam. Seluruh mahasiswa di penjuru Indonesia menggelar aksi demo ke pemerintah setempat. Berbagai respon yang diterima dari pemerintah setempat, baik respon positif maupun respon yang negatif. Lalu, respon apa yang diberikan pemerintah dalam menanggapi suara - suara masyarakat ini?

Dilansir dalam website resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Wakil Menkeu menyampaikan bahwa Pemerintah akan terus memperhatikan dampak yang ditimbulkan dari penyesuaian harga BBM di masyarakat. Pemerintah memberikan dukungan melalui berbagai tambahan bantuan sosial dalam bentuk pengalihan kebijakan subsidi agar dampak dari kenaikan harga BBM tersebut tidak membebani masyarakat. Selain itu, Pemerintah juga tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga. Hal ini diungkapkan dalam wawancara eklusif pada CNBC TV, Senin (05/09).

“Kalau harga Bahan Bakar Minyak itu naik tanpa ada bantalan, pasti kemiskinan meningkat. Namun dengan kita berikan bantalan kepada kelompok yang paling bawah tadi, yang desil satu itu ada 6,5 juta rumah tangga tapi kita memberikan bantuan itu kepada 20,65 juta keluarga, lalu kita berikan lagi BSU dan Pemda juga memberikan bantuan dari APBD, maka kita harapkan pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat kelompok miskin dan rentan akan tetap terjaga, dan malah ini akan meningkatkan kemampuan mereka melakukan konsumsi,” terang Wamenkeu .

Kenaikan harga BBM kali ini diiringi dengan alasan bahwa subsidi dan kompensasi yang terus meningkat dan membengkak. Yang pada awalnya hanya sebesar 149,4 triliun meningkat sampai senilai 502,4 triliun. Berkenaan dengan data yang  tersebut, masyarakat tetap menilai dan berpendapat kalau situasi sekarang sangat tidak pas, hal dikarenakan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam masa pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19 kemarin . Alasan tersebut juga telah diprotes oleh banyak kalangan dan juga para ekonom, karena dianggap tidak menggambarkan keadaan kondisi dan situasi yang sebenarnya .

Menurut Fadli Zon dalam threadnya pada tanggal 07 September 2022 "Setiap kenaikan harga minyak dunia, sebenarnya ikut meningkatkan pendapatan negara". Hal ini tentu menjadi tanda tanya dan membuat bingung para masyarakat awam yang dimana pernyataan tersebut bertolakbelakang dengan alasan yang dilontarkan oleh pemerintah. Lantas mana yang harus dipercayai oleh rakyat?

Dalam gejolak naiknya harga Bahan Bakar Minyak ini, mengakibatkan efek domino bagi seluruh kalangan masyarakat. Sebagai negara yang padat penduduknya  ke -4 di dunia, sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memilih kendaraan roda dua dan roda empat sebagai alat penunjang mobilitas mereka untuk beraktivitas, oleh karena itu BBM tentu sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai sumber bahan bakar kendaraan yang utama agar kendaraan dapat terus beroperasi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun