Antropolinguistik merupakan cabang ilmu antropologi yang mempelajari tentang hubungan antara bahasa dan budaya dalam konteks masyarakat manusia. Cabang ilmu antropologi ini bertujuan untuk dapat memahami bagaimana bahasa mencerminkan, membentuk, dan dipengaruhi oleh budaya serta kehidupan sosial suatu kelompok masyarakat. Di dalam lingkungan masyarakat multikulturalisme, bahasa tidak hanya menjadi alat untuk berkomunikasi saja, melainkan juga dapat mencerminkan suatu identitas dan keanekaragaman budaya. Namun, interaksi yang intens antara suatu kelompok masyarakat dapat memicu terjadinya perubahan bahasa.Â
Adapun yang menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan bahasa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
1. Globalisasi
Globalisasi di era modern seperti saat ini berkembang dengan sangat pesat. Hal inilah yang menjadi penyebab utama terhadap perubahan bahasa di masyarakat multikulturalisme. Bahasa yang dominan secara global, seperti bahasa Inggris, sering kali dapat menggantikan atau mempengaruhi penggunaan bahasa lokal. Sehingga kita sering mendengar istilah-istilah dalam bahasa lokal yang diadaptasi dari bahasa Inggris, seperti istilah "meeting" dan "deadline.
2. Asimilasi Budaya
Asimilasi merupakan suatu kondisi dimana seorang individu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan suatu kelompok yang dominan. Dalam konteks bahasa, individu atau kelompok minoritas mungkin saja bisa mengadopsi bahasa yang digunakan secara mayoritas agar dapat mempermudah interaksi sosial dan juga menghindari diskriminasi.Â
3. Perubahan Generasi
Generasi yang tumbuh di era melesatnya globalisasi, lebih terbuka terhadap perubahan bahasa. Bahkan mereka cenderung menciptakan gaya bahasa baru dengan mencampur unsur-unsur dari berbagai bahasa, seperti penggunaan bahasa slang atau mixing language.Â
Dampak dari perubahan bahasa dalam masyarakat multikulturalisme memiliki dampak yang positif dan juga dampak yang negatif.Â
Dampak positif dari perubahan bahasa dalam masyarakat multikulturalisme yaitu :
1. Memperluas pengetahuan tentang berbagai macam kebudayaan yang beragam
2. Masyarakat dapat menjadi lebih terbuka ketika menjadi hubungan sosial.
3. Dapat berbagi ilmu pengetahuan dan saling menghargai terhadap perbedaan budaya.Â
Dampak negatif dari perubahan bahasa dalam masyarakat multikulturalisme yaitu :
1. Berkurangnya penggunaan bahasa lokal yang dapat mengancam kelestarian kebudayaan lokal.Â
2. Kesalahpahaman akibat perbedaan makna dalam penggunaan kata atau istilahÂ
3. Munculnya sikap etnosentrisme, yaitu sikap yang menganggap bahwa budayanya lebih unggul dari yang lainnya.Â
Meskipun perubahan bahasa tidak dapat terhindarkan, melestarikan bahasa lokal menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat. Karena bahasa merupakan suatu warisan budaya yang membawa sejarah, nilai, dan cara pandang unik dari suatu komunitas. Upaya untuk melestarikan warisan budaya ini dapat dilakukan melalui pendidikan, dokumentasi budaya, dan juga dengan penguatan identitas budaya dalam masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H