Mohon tunggu...
M. Raihan Firdaus
M. Raihan Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa ilmu hadis yang mempunyai hobi membaca, konten yang saya ajukan adalah pengajian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jurnal Reflektif, Memahami Tradisi Maulid di Desa Sembuang, Kecamatan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur

30 Agustus 2024   15:09 Diperbarui: 30 Agustus 2024   15:40 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bagian integral dari budaya masyarakat Muslim di Indonesia. Perayaan ini tidak hanya menjadi penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat silaturahmi dan memelihara kebersamaan di tengah masyarakat. Ketika saya(Muhammad Rizal) berkesempatan untuk mengikuti perayaan Maulid di Desa Sembuang, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, pada malam Senin, 25 Agustus, pengalaman tersebut membuka mata saya akan kekayaan budaya dan nilai-nilai sosial yang hidup dalam masyarakat setempat.

Sebagai anggota dari mahasiswa KKN Melayu Serumpun Kelompok 11, kehadiran saya dalam acara tersebut merupakan kehormatan tersendiri. Acara dimulai pada pukul 20.00 WIB di Masjid Al-Ikhlas, pusat kegiatan keagamaan di desa tersebut. Ketika saya tiba, masjid sudah dipenuhi oleh warga desa dari berbagai kalangan usia. Suasana yang tercipta terasa sangat khidmat dan penuh dengan kegembiraan. Kehangatan yang saya rasakan dari sambutan masyarakat desa menjadi awal dari pengalaman yang sangat berharga ini.

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh seorang remaja desa dengan suara yang merdu. Dilanjutkan dengan lantunan shalawat Nabi yang diiringi rebana, menciptakan suasana yang mendalam dan menyentuh hati. Yang paling menarik bagi saya adalah antusiasme anak-anak dalam menyanyikan shalawat, seolah-olah mereka merasakan kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah mereka. Semangat mereka dalam melantunkan shalawat memberikan inspirasi tersendiri bagi saya.

Selanjutnya, acara diisi dengan tausiyah yang disampaikan oleh seorang tetua desa. Pesan-pesan yang disampaikan menekankan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Mendengar tausiyah ini, saya merasa tersentuh dan merenungkan bagaimana nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam kehidupan saya sendiri.

Selain tausiyah, ada juga tradisi pembacaan syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan "dikee". Keindahan suara para pembaca dikee menambah kekhidmatan acara. Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada Nabi, tetapi juga merupakan sarana penting dalam melestarikan budaya Melayu. Keterlibatan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua, dalam tradisi ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan sosial dan budaya di Desa Sembuang.

Puncak acara ditandai dengan pembagian hidangan khas Aceh, yang meliputi bu kulah (nasi minyak), aneka olahan daging ayam, telur asin, dan bulukat. Hidangan ini dinikmati bersama-sama oleh seluruh hadirin, menciptakan momen kebersamaan yang penuh keakraban. Kesempatan untuk menikmati makanan bersama-sama ini memberikan saya pengalaman yang tidak terlupakan, di mana saya merasa sangat diterima dalam komunitas ini.

Tradisi Maulid di Desa Sembuang memiliki keunikan tersendiri. Salah satunya adalah pelaksanaannya yang dilakukan pada malam hari, berbeda dengan kebanyakan perayaan Maulid yang biasa diadakan pada siang hari. Menurut seorang tetua desa, tradisi ini telah berlangsung sejak lama dan menjadi ciri khas masyarakat setempat, menunjukkan betapa tradisi ini telah tertanam kuat dalam budaya mereka.

Dari pengalaman ini, saya merefleksikan betapa kuatnya tradisi dan budaya Melayu yang masih terjaga di Desa Sembuang. Perayaan Maulid tidak hanya menjadi ajang untuk memperingati kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat identitas budaya Melayu. Keikutsertaan saya dalam tradisi ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga tradisi dan budaya sebagai bagian dari identitas kita.

Melalui perayaan Maulid ini, masyarakat Desa Sembuang tidak hanya menghormati Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memelihara nilai-nilai sosial seperti gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan kepada sesama. Nilai-nilai ini memperkokoh persatuan dalam masyarakat dan menjadi pilar penting dalam menjaga kerukunan dan harmoni di tengah-tengah tantangan modernisasi dan perubahan sosial.

Pengalaman ini mengajarkan saya beberapa hal penting. Pertama, pentingnya menghormati dan mencintai Nabi Muhammad SAW sebagai teladan hidup. Kedua, nilai kebersamaan dan gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat kita. Ketiga, pentingnya menjaga tradisi dan budaya sebagai identitas kita sebagai bangsa. Saya merasa sangat beruntung dapat menjadi bagian dari acara ini dan berharap dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Tradisi Maulid di Desa Sembuang bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga sarana untuk memperkuat jalinan sosial dan menjaga warisan budaya. Dengan tetap mempertahankan tradisi ini, masyarakat Desa Sembuang menunjukkan bagaimana nilai-nilai yang mereka junjung tinggi menjadi kekuatan dalam memperkokoh persatuan dan kebersamaan. Semoga tradisi Maulid di Desa Sembuang terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk melestarikan budaya Melayu yang kaya akan nilai-nilai luhur. Terima kasih kepada masyarakat Desa Sembuang atas keramahan dan ketulusan yang telah diberikan kepada kami, mahasiswa KKN Melayu Serumpun Kelompok 11.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun