Mohon tunggu...
Reygina Rizky Putri A.
Reygina Rizky Putri A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unesa

Hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Komunikasi Interpersonal Siswa

4 Januari 2025   10:40 Diperbarui: 4 Januari 2025   10:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kecerdasan emosional menjadi hal yang mahal dan langka di dunia pendidikan, karena kurangnya perhatian khusus dari pemerintah mengenai pendidikan kecerdasan emosional. Keberhasilan anak dalam mengendalikan amarah, berempati, mampu menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah masih sangat rendah. Beberapa kasus yang pernah terjadi, seperti meningkatnya perilaku kekerasan dikalangan remaja, merosotnya rasa hormat pada orang tua, guru, dan orang lain, dan semakin meningkatnya egoisme pribadi.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (berempati), serta kemampuan untuk membina hubungan komunikasi interpersonal. Kecerdasan emosional sangat dibutuhkan siswa-siswi, karena dengan mengelola, mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, siswa-siswi dapat melakukan komunikasi interpersonal yang baik dengan teman sebayanya, guru, staf, dan masyarakat yang ada di sekolah.

 Komunikasi interpersonal diartikan sebagai hubungan yang interaktif antar individu secara tatap muka, umpan balik terhadap reaksi secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Siswa-siswi yang biasanya memiliki masalah mengenai kurangnya kemampuan mengelola emosi, serta kurang mampu membina komunikasi interpersonal di sekolah dengan baik dapat dibantu penanganannya oleh guru bimbingan konseling di sekolah.

Bimbingan konseling memiliki fungsi, yaitu memberikan bantuan berupa bimbingan kepada siswa dalam mencapai tugas perkembangannya, dan apabila tercapai akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangannya. Berdasarkan permasalahan ini, tugas perkembangan yang harus dituntaskan yaitu mencapai kemandirian emosional, serta mengembangkan keterampilan interpersonal.

A. Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Emosi Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2002) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis, psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, biasanya reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh, emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.Goleman (2009) menyatakan: “Kecerdasan emosi merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, bermotivasi diri, mempu mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan membina hubungan dengan orang lain”. Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik dengan orang lain, apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di lingkungannya.

2. Pengertian Kecerdasan Emosional Salovey dan Mayer (1993) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan mengenali perasaan sosial yang melibatkan kemampuan interaksi sosial pada orang lain, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Goleman (dalam Desmita, 2012) kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan membina hubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Kecerdasan emosional dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat, untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Menurut Goleman (dalam Sangadah, 2008) kecerdasan emosional adalah kemampuan memahami perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, serta kemampuan memotivasi diri sendiri maupun orang lain.Menurut Gardner (Santrock, 2007), kecerdasan emosional terdiri dari: kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intra pribadi. Kecerdasan antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan, kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri.

3. Aspek Kecerdasan Emosional

  • Mengenali emosi diri, Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.Kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
  • Mengelola emosi , Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi (Goleman, 2009). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan
  • Memotivasi diri, yaitu menggunakan hasrat untuk menggerakkan dan menuntun individu menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif untuk bertahan menghadapi kegagalan (Desmita, 2012). Permasalahan dalam diri harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusias, optimis dan keyakinan diri.
  • Mengenali emosi orang lain Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman (2009) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
  • Membina hubungan Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2009). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

4.  Faktor-faktor yang yang mempengaruhi kecerdasan emosional

  • Lingkungan Keluarga Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan, karena orang tua adalah subyek pertama yang perilakunya diidentifikasi yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari kepribadian anak. Kecerdasan emosional ini dapat diajarkan pada saat anak masih bayi dengan contoh-contoh ekspresi.
  • Lingkungan non keluarga. Lingkungan non keluarga yang dimaksud yaitu lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosional berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak. Anak berperan sebagai individu diluar dirinya dengan emosi yang menyertainya sehingga anak akan mulai belajar mengerti keadaan orang lain.
  • Fisik Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh terhadap emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya. Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu konteks, dan bagian yang berada diotak yang mengurusi emosi yaitu sistem limbik.
  • Psikis Kecerdasan emosional selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kecerdasaan emosional, yaitu tidak hanya dari lingkungan keluarga, lingkungan non keluarga, tetapi juga faktor fisik dan faktor psikis seseorang.

B.  Komunikasi Interpersoal

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

  • Menurut Devito (dalam Nurani, 2010), komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang dengan umpan balik seketika. Rakhmat (2007), memaparkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi tatap muka, interaksi antar individu, dua arah, verbal dan non verbal, serta saling berbagi informasi dan perasaan antar individu, atau antar kelompok kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun