[caption id="attachment_412247" align="aligncenter" width="640" caption="Saya tidak rela tinggal di negara penganut hukuman mati (sumber: BFMTV.COM)"][/caption]
Dear Anggun Cipta Sasmi
Izinkan saya melalui ruang opini berbasis portal media ini untuk menyampaikan tanggapan mengenai Surat Terbuka yang anda buat pada halaman facebook berikut (https://www2.facebook.com/anggun.official/posts/10153316010266719).
Mbak Anggun, sebagai penikmat musik saya cukup berbangga hati bahwa ada keturunan indonesia tulen yang kini sudah terkenal di kancah internasional. Salah satunya mbak Anggun. Bahkan mbak Anggun, juga termasuk salah satu dari sekian inspirasi bagi anak anak Indonesia, terutama kaum hawa, untuk mengembangkan potensi diri hingga berkarir ke luar negeri.
Perjalanan karir mbak Anggun, sudah tidak perlu diragukan lagi, terakhir mbak Anggun saya lihat sedang menjadi salah satu juri pada ajang pencarian berbakat se-Asia bersama David Foster, Melanie C dan Vannes Wu. Tentu, sebagai sesama keturunan Indonesia tulen, takjub, kagum dan rasa bahagia tidak dapat terpungkiri. Akan tetapi, meski kita (mbak Anggun dan saya) sama-sama keturunan Indonesia, ada suatu border yang melimitasi antara kita, yaitu saya masih berstatus kewarganegaraan Indonesia (WNI), sedangkan mbak Anggun sudah menanggalkan kewarganegaraan anda menjadi warga negara Perancis. Apa karena hal untuk memudahkan karir anda, atau menikah dengan warga perancis, atau saat itu mbak Anggun malu kembali ke Indonesia. Ah, sudahlah, saya tidak akan mengutarakan hal ini lebih panjang lagi. Toh, mungkin ini sudah jadi hal yang menurut mbak Anggun sudah basi untuk dikonfirmasikan.
Setahun ini mungkin mbak Anggun cukup kerap mengunjungi Indonesia, bahkan saya sempat menyaksikan terutama pada media sosial bahwa mbak Anggun mendukung Bapak Joko Widodo menjadi Presiden Republik Indonesia secara terang terangan. Bagi saya tidak masalah dan wajar, apalagi saya juga saat itu mendukung beliau. Meski saya juga tidak paham, atas dasar apa 'suara' mbak Anggun diperdengarkan ke khalayak ramai atas dukungan tersebut. Pertama, mbak Anggun adalah Warga Negara Asing. Kedua, mbak Anggun tidak memiliki hak suara pada pemilihan presiden saat itu. Apakah mbak Anggun tidak tahu bahwa sebagian besar penggemar anda di tanah air menjadi antipati kepada anda? Apakah mbak Anggun tau, pura-pura tau, atau tidak mau tau?
Lalu, tentang surat terbuka anda kepada Bapak Presiden Jokowi, saya terus terang tidak habis pikir.
Sebagai prolog, mbak Anggun bangga akan -kejawaan- mbak yang kini masih mengalir dalam darah. Kalau mbak Bangga, kenapa kewarganegaraan mbak Anggun tanggalkan?
Mbak Anggun menulis bahwa "Tentu saja saya sangat mengerti dampak negatif dari Narkoba terutama di Indonesia dan saya sangat setuju juga selalu mendukung pemberantasan Narkoba di dunia."
Kalau mbak tau, kenapa masalah narkoba masih marak di Indonesia? Mbak Anggun tau bahwa karena masalah narkoba ini per hari ada 50 anak bangsa meninggal? Mbak Anggun tau masalah narkoba ini semata-mata karena ada rantai distribusi? Jika hanya konsumen yang ditangkap, kapan masalah ini selesai? Apa yang dilakukan pemerintah sangat tepat, tangkap pengedar, beri efek jera sehingga tidak ada lagi pengedar dari luar negeri yang berani datang ke Indonesia.
Mbak Anggun menulis bahwa "Tetapi saya juga yakin bahwa hukuman mati bukan satu solusi untuk menurunkan tingkat kriminalitas atau untuk menjaga kita dari semua kejahatan."
Sungguhkah anda yakin? Bagaimana anda yakin, sedangkan dilaksanakan saja belum pernah di negeri ini. 100% memang tidak, tapi setidaknya 'mereka' yang berniat jahat akan berpikir berkali-kali.
Mbak Anggun menulis bahwa. "Saya berada di Jakarta pada saat Bapak dipilih menjadi Presiden. Hati saya bahagaia, berdebar keras dan merasa sangat bangga atas pilihan rakyat Indonesia. Pemilu Anda dilihat dan dipantau oleh dunia sebagai titik balik untuk Indonesia menjadi negara yang besar dan penuh kebajikan."
Ah, mbak Anggun, sudahlah, tidak perlu membawa masa lalu, tidak perlu berlebihan, toh, siapa pun Presiden saat itu terpilih, tidak akan terkait dengan kehidupan anda di eropa sana. Mbak Anggun juga di Jakarta juga karena tuntutan karir, bukan dimintas menjadi dutasuara Bapak Jokowi. Rakyat memilih beliau karena atas dasar hak pilih mereka, bukan karena Anda.
Lagi, mbak menulis bahwa,"Di Eropa, Indonesia sekarang terkait oleh image negara yang membunuh. Hati saya berdebar lagi tapi kali ini karena kepedihan, saya tidak ingin wajah Indonesia tergores seperti ini dan dihakimi oleh dunia sedangkan Indonesia yang saya tahu dan impikan adalah negara yang toleran dan berikhwan."
Ah, lagi-lagi mbak Anggun berlebihan, di Eropa bagian kelurahan sebelah mana mbak, Indonesia di cap seperti itu? Jangan meng generalisir seluruh lapisan daratan eropa mbak, gak baik, fitnah itu kejam. Saya juga kemarin baru saja dari eropa dan image Indonesia masih kok mbak, lekat dengan pemandangan yang indah serta makanan yang lezat.
Terakhir mbak Anggun menulis, "Sebagai putri Jawa, dengan hormat saya memanggil jiwa kemanusiaan Bapak yang selama ini menjadi karakteristik dan menggambarkan jalan hidup Bapak, saya memohon agar Bapak bisa memberi Grasi untuk Bapak Serge Atlaoui."
Kok memanggil mbak? Seakan akan Bapak Presiden Jokowi tidak memiliki jiwa kemanusiaan. Mengenai hukuman mati, mbak Anggun tau berapa jumlah TKI yang dihukum gantung baik yang sudah maupun yang masih rencana? Berapa jumlahnya? Apakah kasusnya jelas? Lalu kenapa suara mbak tidak tertujukan kepada mereka?
Oh, maaf saya lupa, mbak Anggun sudah jadi warga negara perancis, sudah lama sekali, jadi harus menolong Bapak Serge Atlaoui yang juga sebangsa dan setanah air dengan mbak Anggun. Ada yang bilang juga karena karir mbak Anggun di Perancis sudah meredup, jadi mau mendompleng kasus ini ke media agar kembali diperhatikan dan menjadi Diva Perancis sedia kala. Mudahan itu cuma celotehan candaan saja.
Ah, sudahlah mbak Anggun, entah kenapa, semakin kekinian, saya juga menjadi antipati kepada Anda. Apalagi akhir tulisan anda dengan ragam suku kata jawa yang aduhai. Mbak, ingatkah, ketika mbak menulis dengan bahasa jawa itu terhadap passport yang anda pegang sekarang ini?
Politik bebas aktif itu penting, tapi mohon tidak ikut campur atas dalih sesama keturunan Indonesia.
Matur Suwun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H