Mohon tunggu...
Yatri Reyas
Yatri Reyas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tanggapan dan Surat Terbuka untuk Anggun Cipta Sasmi

23 April 2015   03:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:46 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1429823171603111083

Sungguhkah anda yakin? Bagaimana anda yakin, sedangkan dilaksanakan saja belum pernah di negeri ini. 100% memang tidak, tapi setidaknya 'mereka' yang berniat jahat akan berpikir berkali-kali.

Mbak Anggun menulis bahwa. "Saya berada di Jakarta pada saat Bapak dipilih menjadi Presiden. Hati saya bahagaia, berdebar keras dan merasa sangat bangga atas pilihan rakyat Indonesia. Pemilu Anda dilihat dan dipantau oleh dunia sebagai titik balik untuk Indonesia menjadi negara yang besar dan penuh kebajikan."

Ah, mbak Anggun, sudahlah, tidak perlu membawa masa lalu, tidak perlu berlebihan, toh, siapa pun Presiden saat itu terpilih, tidak akan terkait dengan kehidupan anda di eropa sana. Mbak Anggun juga di Jakarta juga karena tuntutan karir, bukan dimintas menjadi dutasuara Bapak Jokowi. Rakyat memilih beliau karena atas dasar hak pilih mereka, bukan karena Anda.

Lagi, mbak menulis bahwa,"Di Eropa, Indonesia sekarang terkait oleh image negara yang membunuh. Hati saya berdebar lagi tapi kali ini karena kepedihan, saya tidak ingin wajah Indonesia tergores seperti ini dan dihakimi oleh dunia sedangkan Indonesia yang saya tahu dan impikan adalah negara yang toleran dan berikhwan."

Ah, lagi-lagi mbak Anggun berlebihan, di Eropa bagian kelurahan sebelah mana mbak, Indonesia di cap seperti itu? Jangan meng generalisir seluruh lapisan daratan eropa mbak, gak baik, fitnah itu kejam. Saya juga kemarin baru saja dari eropa dan image Indonesia masih kok mbak, lekat dengan pemandangan yang indah serta makanan yang lezat.

Terakhir mbak Anggun menulis, "Sebagai putri Jawa, dengan hormat saya memanggil jiwa kemanusiaan Bapak yang selama ini menjadi karakteristik dan menggambarkan jalan hidup Bapak, saya memohon agar Bapak bisa memberi Grasi untuk Bapak Serge Atlaoui."

Kok memanggil mbak? Seakan akan Bapak Presiden Jokowi tidak memiliki jiwa kemanusiaan. Mengenai hukuman mati, mbak Anggun tau berapa jumlah TKI yang dihukum gantung baik yang sudah maupun yang masih rencana? Berapa jumlahnya? Apakah kasusnya jelas? Lalu kenapa suara mbak tidak tertujukan kepada mereka?

Oh, maaf saya lupa, mbak Anggun sudah jadi warga negara perancis, sudah lama sekali, jadi harus menolong Bapak Serge Atlaoui yang juga sebangsa dan setanah air dengan mbak Anggun. Ada yang bilang juga karena karir mbak Anggun di Perancis sudah meredup, jadi mau mendompleng kasus ini ke media agar kembali diperhatikan dan menjadi Diva Perancis sedia kala. Mudahan itu cuma celotehan candaan saja.

Ah, sudahlah mbak Anggun, entah kenapa, semakin kekinian, saya juga menjadi antipati kepada Anda. Apalagi akhir tulisan anda dengan ragam suku kata jawa yang aduhai. Mbak, ingatkah, ketika mbak menulis dengan bahasa jawa itu terhadap passport yang anda pegang sekarang ini?

Politik bebas aktif itu penting, tapi mohon tidak ikut campur atas dalih sesama keturunan Indonesia.

Matur Suwun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun