Seorang peneliti di Guatemala gunakan kecerdasan buatan (AI) untuk prediksi waktu dan lokasi mekarnya alga yang dapat meracuni air minum. Teknologi ini berpotensi diadopsi secara luas untuk mencegah dampak negatif dan mengambil tindakan pencegahan terhadap konsumsi air yang terkontaminasi. Dengan memanfaatkan AI, penelitian ini membuka harapan baru dalam melawan risiko kesehatan dari pertumbuhan alga beracun di sumber air, membantu mengembangkan solusi pencegahan yang lebih efektif.
Proyek-proyek seperti ini tentunya memerlukan generasi baru data scientist yang terampil dengan gelar lanjutan dari sekolah-sekolah terakreditasi, dan tenaga -- tenaga penunjang lainnya.
Integrasi sains data dan komponen -- komponennya vital dalam menangani masalah air bersih dan sanitasi global. Dengan investasi pada pendidikan data sains, serta komitmen terus-menerus terhadap inovasi, kita dapat membayangkan masa depan di mana akses terhadap air bersih dan sanitasi aman menjadi hak universal yang terpenuhi untuk seluruh masyarakat global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya