Pada karya-karya awalnya
Nietzsche bukan hanya membunuh Tuhan
Tapi juga membumihanguskan tanah tempat Tuhan dilahirkan, yaitu metafisika
Nietzsche menelanjagi metafisika sebagai angan-angan filosofis yang tak berguna
Bahwa hakikat segala sesuatu,
Bukan dibalik segala yang tampak seperti angan-angan Plato
Tapi adalah dunia yang kita huni saat ini
Kehidupan yang kita alami saat ini sebagaimana adanya
Tapi diakhir hayatnya, Nietzsche justru mendarat pada metafisika
Karyanya “Kembalinya Segala Sesuatu”,
Bagi saya adalah sebuah metafsika vesi Nietzsche
Bahwa hakikat dunia dan kehidupan, tidak berawal dan tidak berakhir
Tapi adalah sebuah siklus tertutup yang berputar-putar pada dirinya sendiri
Tentu Nietzsche tidak tahu, bahwa kini saya mempertanyakan
Dari mana dia tahu kehidupan tidak berawal dan tidak berakhir?
Dari mana dia tahu bahwa segala sesuatu akan kembali?
Lahir mati, terurai, lalu mati lagi?
Bagaimana caranya Nietzsche melalukan verifikasi atas pernyataannya?
Dimana Nietzsche hidup di zaman tengah diantara keduanya?
Karena Nietzsche belum ada saat kehidupan baru bermula,
Dan sudah mati sebelum kehidupan berputar ke zaman berikutnya?
Artinya Nietzsche pada “Kembalinya Segala Sesuatu”
Melakukan generalisasi
Generalisasi dari gejala parsial menjadi pernyataan universal
Bagi saya Nietzsche telah meruntuhkan cara berpikir dia sendiri sebelumnya
Dimana dia membantai segala klaim meta narasi yang dianut Filsafat sebelumnya.
Tapi paradoksnya
Saya membuang sorga neraka,
Kehidupan akhirat yang sebelumnya saya takuti,
Justru menggunakan “Kembalinya Segala Sesuatu” Nietzsche
Saya menemukan pendasaran filosofis atas keraguan saya atas sorga neraka yang
tidak terjawab sebelumnya pada kotbah para tukang cuci agama seperti para
Teolog dan para Spiritualis. Bahkan terhadap Kant yang akhirnya juga menciptakan Tuhan setelah membunuhNya pada "Kritik Akal Murni"
Jadi apa kesimpulannya?
Saya tidak jadi mengkritik Nietzsche
Revo Samantha
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI