Mohon tunggu...
Revo Samantha
Revo Samantha Mohon Tunggu... -

Revolusi tiada henti www.pintargoblok.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hubungan Cinta Terkuat dan Terindah

17 Oktober 2015   13:34 Diperbarui: 17 Oktober 2015   13:56 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rata-rata hubungan cinta kasih
Antar sepasang manusia
Bertumpu pada saling ketergantungan
Misalnya pada minat yang sama
Dan yang paling umum, karena rasa kasihan
Tapi begitu titik temu itu tercapai
Maka kapal cinta itu menabrak batu karang
Semua lagu indah, akhirnya hancur berantakan
Hingga yang tersisa kemudian adalah
Rutinitas transaksi biasa antar 2 manusia
“Saya tetap bersamamu, karena tanggung jawab
Karena kasihan, dan karena terpaksa”

Lalu dimana cinta yang dulu terdengar begitu indah?
Dia telah pergi

Cinta itu adalah libido
Hanya wajah lain dari mesin hasrat yang bernama sensualitas
Magnet pelekat antar kelamin
Dia ada dibagian dalam
Sebuah entitas imajiner
Sebuah Roh yang bekerja dibalik penampakkan
Sisi luar, hanya efek dari gejala yang bekerja dibagian dalam

Karena itulah Cinta terkuat dan terindah
Adalah perkawinan bathin antar pribadi mandiri
Bukan antar pribadi yang saling ketergatungan
Cinta yang bertumpu pada hukum ketergantungan
Adalah kata lain dari relasi kapitalis
Mode hubungannya, hirarkis top-down
Bukan kesetaraan antar pribadi mandiri
Posisi tawarnya, relasi antar penguasa dan penghamba

Cinta terkuat dan terindah
Pertemuan antar daya pikat sensualitas
Lalu keduanya, ingin menubuhkannya dalam bentuk nyata
Untuk apa?
Untuk mencapai kepenuhan eksistensial antar sepasang manusia
Bukan karena ingin membantu, atau karena terpaksa mengemis

Revo Samantha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun