Sekretaris Jenderal Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua Jawa Barat (Sekjen IMASEPA JABAR) Leonardus O. Magai menyatakan kecelakaan Truk pengangkut pasir yang ditumpangi anak-anak pelajar SD pada selasa 2 Mei 2017 merupakan korban inkonsitensi pemerintah dan legislatif di Dogiyai. "Katanya, saat diwawancarai oleh media. Rabu (3/5/2017) di Bandung.
Lebih lanjut, Insiden terbaliknya truk pengangkut pasir dalam perjalanan menuju kampung Egebutu, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua yang menewaskan 10 pelajar SD beserta Supir truk bernama M. Anshor (31) merupakan kurangnya pengawasan dari Pemerintah terutama Dinas Perhubungan kabupaten Dogiyai termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten Dogiyai Komisi D yang membidangi Infrastruktur dalam pengerjaan Jalan dan Jembatan di Kabupaten Dogiyai. "ujarnya.
Insiden kecelakaan itu terjadi pada truk bernomor polisi PA 9857 K yang bermuatan pasir dan membawa 24 penumpang.Â
Menurut Leonardus O. Magai, seharusnya Dinas Perhubungan melakukan pengawasan dan pengujian terhadap truk-truk proyek yang sedang beroperasi di Dogiyai segera melakukan Inspeksi sebagai bagian Tupoksinya. "bebernya.
Selanjutnya, ia menambahkan bahwa Dishub secepatnya melakukan Inspeksi, terutama seluruh truk yang beroperasi di kabupaten Dogiyai. bagian-bagian yang perlu di periksa seperti; pengecekkan mesin, ban, Air Accu dalam posisi Upper, Kondisi minyak rem dalam posisi maximal, volume oli, volume minyak power steering dalam kondisi HOT, volume air Radiator dalam dalam posisi Upper, tabung wiper, ban serep, lampu-lampu berstandar empat indikator, lampu belok dan mundur, serta pemeriksaan surat ijin mengemudi berSIM A, ini semua harus diperiksa sebelum kendaraan digunakan selain pemungutan retribusi pajak. "pintanya.
Ia mengamati, selama ini Dishub kabupaten Dogiyai jarang melakukan Inspeksi ringan bahkan kepada pengemudi sehingga sopir seenaknya beroperasi di daerah Dogiyai maka masyarakat menyamakan truk seperti Angkutan Pedesaan itu karena tidak adanya regulasi tentang lalu lintas secara eksplisit dari pemerintah dan DPRD kabupaten Dogiyai. "pungkasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah dan DPR kabupaten Dogiyai sedang menonton saja atas semua kejadian yang terjadi seharusnya pemerintah dan DPR segera menindaklanjuti berbagai persoalan terutama perlindungan terhadap masyarakat segera dilakukan sebagai bagian dari pelayanannya. "tandasnya.
Selain itu, kinerja para militer yang bertugas di kabupaten Dogiyai juga masih dipertanyakan, seharusnya pihak kepolisian juga bekerjasama dalam hal pemeriksaan kendaraan yang layak pakai, namun beberapa kali pemeriksaan dari kepolisian hanya alat busur dan anak panah yang bukan mengamankan masyarakat tetapi bertindak mengacaukan keamanan dan ketentraman masyarakat. "imbuhnya.
Maka, Sekjen IMASEPA JABAR meminta kepada pemerintah daerah agar dapat meningkatkan kinerja SKPD terkait lalu lintas di Dogiyai atas kerjasama kepolisian dan DPRD kabupaten Dogiyai karena ini tidak dilakukan maka korban kecelakaan suatu waktu akan lebih dari sepuluh orang maka pemerintah setidaknya menjadikan bahan pembelajaran atas gagalnya perlindungan masyarakat kabupaten Dogiyai. "pintanya.
Sekjen IMASEPA JABAR Leonardus O. Magai yang juga Mahasiswa aktif di Jurusan Administrasi Pendidikan pada Universitas Pendidikan Indonesia ini mengharapkan agar pemerintah segera memutuskan mata rantai kematian di kabupaten Dogiyai sebagai bentuk implementasi Pelayanan Prima kepada publik dengan melaksanakan kerjasama demi menciptakan perubahan secara total agar terwujud "Dogiyai Dou Enaa" atau "Dogiyai Indah Dipandang". "tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H