Kembali ke cermin masa lalu, kita semua tahu bahwa Indonesia dahulu pernah dijajah. Dan untuk lepas dari penjajahan itu tidak semudah yang kita bayangkan. Beberapa cara dilakukan oleh Negara Indonesia untuk menyelamatkan diri dari penjajahan. Lantas, apa strategi Negara Indonesia untuk lepas dari penjajahan?
Di awali dengan Jepang mengalami kekalahan atas sekutu dalam perang Asia Pasifik. Berita kekalahan ini, masih dirahasiakan oleh Jepang. Meskipun demikian, berita kekalahan Jepang tersebut dapat pula diketahui oleh para pemimpin Indonesia, khususnya para pemuda. Keadaan tersebut, dimanfaatkan oleh pihak Indonesia khususnya para golongan pemuda, karena mereka menyadari bahwa telah terjadi vacuum of power (kekosongan kekuasaan) di Indonesia. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan cara, mengadakan koordinasi antar pemuda untuk mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Baca juga: Kisah Pilu Wanita Korban Jugun Ianfu Masa Penjajahan Jepang
Para pemuda melakukan pertemuan dengan para golongan tua di jalan Pegangsaan Timur no. 56, Jakarta. Dalam pertemuan itu, Sutan Syahrir meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, Bung Karno tidak menyetujui usul dari Sutan Syahrir karena, proklamasi kemerdekaan perlu dibicarakan dahulu dalam rapat PPKI. Dikarenakan PPKI memiliki tugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Para golongan muda menolak pendapat Bung Karno.
Mereka berpendapat bahwa, menyatakan kemerdekaan melalui PPKI, tentu akan dicap oleh sekutu bahwa, kemerdekaan Indonesia hanyalah pemberian Jepang. Para pemuda tidak menginginkan kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah dari Jepang. Dengan demikian, usaha pertama para pemuda untuk membujuk Ir. Soekarno mengalami kegagalan.
Karena belum berhasil membujuk Bung Karno, maka pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB, para pemuda kembali mengadakan rapat di Lembaga Bakteriologi di jalan Pegangsaan Timur. Kali ini rapat dipimpin oleh Chairul Saleh. Keputusan rapat mengajukan tuntutan radikal yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan persoalan rakyat Indonesia sendiri. Dan tidak dapat digantungkan kepada orang dan negara lain. Hasil keputusan rapat, disampaikan kepad Bung Karno pada pukul 22.00 WIB oleh Darwis dan Wikana. Wikana menghendaki agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dinyatakan oleh Bung karno pada keesokan harinya tanggal 16 Agustus 1945. Mereka mengancam akan terjadi pertumpahan darah jika keinginan ini tidak dilaksanakan.
Bung Karno marah karena mendengar ancaman tersebut. Sebagai ketua PPKI, dirinya tidak dapat melepaskan tanggung jawabnya. Sehingga, bersikeras ingin membicarakan terlebih dahulu kepada anggota PPKI lainnya. Suasana tersebut, berubah menjadi tegang dan disaksikan oleh para tokoh nasionalis golongan tua, seperti drs. Muhammad Hatta, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, Ar. Buntaran, Dr. Samsi, dan Ahmad Soebardjo. Tampaknya, terjadi perbedaan pendapat mengenai pelaksaan proklamasi antara golongan tua dan golongan muda.Â
Baca juga: Kebijakan Komunikasi di Bidang Media Cetak Era Penjajahan Belanda sampai Tahun 1945
Karena terjadi perbedaan pendapat, maka para golongan muda sepakat untuk menculik Bung Karno dan membawanya ke Rengasdengklok. Setelah melalui peristiwa rengasdenglok, akhirnya rombongan Soekarno-Hatta sampai di Jakarta pada pukul 20.30 WIB. Soekarno-Hatta setelah singgah di rumah masing-masing, kemudian bersama rombongan lainnya menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda, untuk merumuskan teks proklamasi Indonesia. Ahmad Soebardjo, memohon agar para tokoh pergerakan diperbolehkan berkumpul di rumah Maeda, untuk membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia besok pagi. Laksamana Maeda pun mengizinkan dan menjamin keselamatan mereka di rumahnya.
Pada malam itu, Soekarno-Hatta juga menemui kepala pemerintahan umum, Mayor Jenderal Nishi Mura untuk menjajaki sikapnya tentang rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ternyata Nishi Mura tidak berani mengizinkan proklamasi kemerdekaan Indonesia, karena takut disalahkan oleh sekutu. Dengan demikian proklamasi kemerdekaan Indonesia memang harus dilakukan lepas dari pengaruh Jepang.
Malam itu juga langsung dilaksanakannya musyawarah antara golongan muda dan golongan tua. Mereka yang merumuskan teks proklamasi, berada di ruang makan, yakni Ir. Soekarno, memegang pena dan kertas, Drs. Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo turut mengemukakan, ide-idenya secara lisan. Ahmad Soebardjo menyampaikan kalimat pertama yang berbunyi, kami bangsa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia, Mohammad Hatta kemudian menyempurnakan kalimat kedua yang berbunyi, hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Baca juga: "Homo Homini Lupus Est" Penjajahan Itu Alami dan Abadi Sepanjang Masa Kebodohan
Setelah konsep teks proklamasi itu terjadi, kemudian dibawa ke ruang depan tempat pemimpin Indonesia lainnya berkumpul, untuk dimusyawarahkan. Saat itu, timbul persoalan mengenai siapa yang akan menandatangani teks proklamasi. Chairul Saleh menyatakan tidak setuju jika teks itu ditandangani oleh para anggota PPKI. Dikarenakan lembaga tersebut bentukan pemerintahan Jepang. Sukarni kemudian mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia dan seluruh hadirin pun setuju. Setelah disetujui naskah pun diketik oleh Sayuti Melik dan naskah tersebut lah dianggap sebagai naskah autentik.
Dan akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, teks tersebut dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur no 56, Jakarta pada pagi hari pukul 10.00 WIB. Kemudian pada malam harinya, telah berhasil membuat bendera merah putih yang dikibarkan pada saat upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia. Keberhasilan pembuatan bendera merah putih tersebut atas dasar dari Ibu Fatmawati Soekarno.
Nah itulah tadi cara yang dilakukan Indonesia untuk lepas dari penjajahan. Sekarang kita tau, bahwa untuk merdeka itu bukan hal yang mudah, bukan? Maka cintailah dan jagalah tanah air kita ini, dengan sepenuh hati.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H