Mohon tunggu...
Revinia Aisha
Revinia Aisha Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

jalanin aja dulu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Temanmu Mental Illness? Berikut Beberapa Hal yang Harus Kamu Perhatikan!

31 Oktober 2019   20:54 Diperbarui: 31 Oktober 2019   21:03 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Aku ngerasa nggak punya temen." "Aku enggak punya tujuan hidup." "Aku enggak berguna di dunia ini." Kamu merasa pernah mendengar hal-hal di atas? Jangan diabaikan! Itu merupakan tanda-tanda mental illness yang tanpa kita sadari sering muncul di sekitar kita.

Terkadang hal tersebut diabaikan bahkan dianggap angin lalu. Bila ada orang yang berkata seperti itu, ada saja yang meresponnya dengan "Lah ini aku temenmu?" "Idih apaan dah alay lu!" "Enggak usah lebay deh."

Justru dengan merespon seperti itu, temanmu akan lebih down dan menganggap bahwa memang dirinya melebih-lebihkan apa yang dia rasakan. Pada nyatanya pemikiran itu sudah menggerogoti otaknya dengan pikiran-pikiran negatif dan dengan tidak adanya sandaran atau tempat bercerita dapat muncul suatu pemikiran yang kerap diketahui dengan nama suicidal thoughts. 

Saat kamu sudah mendengar temanmu berbicara seperti itu, alangkah baiknya kamu dengarkan dan tanya apa yang sedang ia lalui. Terkadang mereka hanya ingin didengarkan.

Dengan kamu menemaninya itu dapat membuatnya tenang dan sadar bahwa ia tidak sendirian sekarang. Apabila kamu memiliki saran, selalu pikir dua kali sebelum menyampaikannya. Kenapa? Karena bisa saja saran mu itu justru bisa menjadi boomerang terhadap temanmu.

Kita tidak tahu apa yang sedang terjadi dalam pikiran temanmu, bila kamu salah bicara atau salah memberi saran, bisa saja kamu memicu mental breakdown temanmu itu. 

Apabila temanmu terlihat murung atau sedih, tidak apa-apa untuk menanyakan ia kenapa atau apa yang mengganggu pikirannya, namun bila ia tidak ingin menceritakannya jangan memaksanya. Hal tersebut dikarenakan bila kamu memaksanya, itu akan menambah tekanan terhadap dia dan bisa saja dia malah kelepasan dan memarahi anda.

Tentu tidak ada orang yang ingin dimarahi, setelah kamu dimarahi bisa saja kamu tidak ingin berteman lagi dengan dia dan hal tersebut malah membuat temanmu semakin menyalahi dirinya sendiri. 

Ada juga beberapa orang yang sangat terbuka mengenai gangguan yang ia miliki, biasanya dia akan menceritakan ke teman terdekatnya. Kalau kamu adalah salah satu teman dekatnya, tidak ada salahnya untuk mengecek keadaan temanmu beberapa kali seminggu.

Sekadar bertanya "Apa kabar hari ini?" "Kamu hari ini gapapa kan?" "Mood mu gimana?" itu akan membuat temanmu merasa ia tidak berjuang sendirian dan ada temannya yang benar-benar peduli dengan keadaannya. 

Memang susah untuk melakukan hal-hal diatas karena kita semua juga memiliki masalah masing-masing. Namun, lebih baik mencegah hal yang tidak diinginkan daripada menyesal diakhir.

Walaupun begitu, kita juga harus memperhatikan mental kita. Apabila memang tidak memungkinkan untuk menemani orang yang sedang down bilang saja bahwa kamu tidak dalam kondisi yang optimal untuk menanggapi suatu masalah dan sedang tidak stabil.

Merasa down sekali-kali itu tidak apa-apa, tetapi jangan sampai kamu menganggap dirimu memiliki mental illness padahal nyatanya tidak. Hal itu biasa disebut dengan self-diagnose dimana orang tersebut beranggapan bahwa ia memiliki suatu gangguan mental padahal tidak dan itu hanya sugesti dari dirinya sendiri. 

Kunci dalam menghadapi teman yang seperti itu adalah sabar. Bila kita tidak sabar, pasti kamu tidak akan mau temenan. Sebagai manusia kita harus selalu saling membantu, tidak mungkin kan kamu tau temanmu tidak dalam kondisi yang baik dan kamu tinggalkan.

Kita harus membantu selagi bisa, banyak-banyak memberi dukungan dan jangan males untuk menemani temanmu saat seperti itu. Sejujurnya mental illness seharusnya bukanlah hal yang tabu, di Indonesia kita harus mulai terbuka bila membahas topik ini dan harus dengan open-minded.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun