Efektivitas pemberian simplasia kulit jeruk nipis terhadap kadar glukosa darah mencit (musculus)Â
(Effectiveness of Lime Peel Simplicia on Blood Glucose Levels of Mice (Mus Musculus)
Reza adrio farezi*, Syalzaesha ainun fatehah pengestu*, Nadya ashila afandik*, Evelyn zaalfa winni kusuma*, Prasvita rosa wardana*, Revi mita lailatul f*
*veterinary study program, faculty of health, medicine, and life sciences (fikkia), universitas airlangga, banyuwangi, indonesia
                                                           Abstract
This study aims to determine the effectiveness of administering lime peel (Citrus aurantifolia) in reducing blood glucose levels in mice (Mus musculus). Lime peel contains bioactive compounds such as flavonoids (naringenin, hesperidin), limonene, and phenolic acids that have the potential as antidiabetics. This study used 10 male mice divided into four treatment groups with different doses. Blood glucose levels were measured before and after treatment for 14 days. The results showed that administering lime peel can significantly reduce blood glucose levels at certain doses. Therefore, lime peel has the potential as a natural hypoglycemic agent.Â
keywords: lime peel, blood glucose, mice, antidiabetic
                                                            Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian simplisia kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit (Mus musculus). Simplisia kulit jeruk nipis mengandung senyawa bioaktif seperti  flavonoid (naringenin, hesperidin), limonene, dan asam fenolat yang berpotensi sebagai antidiabetik. Penelitian ini menggunakan 10 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan dengan dosis berbeda. Kadar glukosa darah diukur sebelum dan sesudah pemberian perlakuan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian simplisia kulit jeruk nipis dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan pada dosis tertentu. Oleh karena itu, simplisia kulit jeruk nipis memiliki potensi sebagai agen hipoglikemik alami. Kata kunci: simplisia, kulit jeruk nipis, glukosa darah, mencit, antidiabetik
PendahuluanÂ
diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis dengan prevalensi yang terus meningkat di seluruh dunia. DM ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan sekresi insulin, resistensi insulin, atau kombinasi keduanya. Jika tidak dikendalikan, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan pembuluh darah besar (makrovaskular) dan kecil (mikrovaskular), yang berujung pada penyakit kardiovaskular, gagal ginjal, kebutaan, hingga amputasi anggota tubuh. Pendekatan terapi konvensional seperti penggunaan insulin atau obat antihiperglikemik oral sering kali memiliki keterbatasan, seperti efek samping jangka panjang dan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian terhadap bahan alami dengan potensi antihiperglikemik, seperti jeruk nipis (Citrus aurantifolia), menjadi alternatif yang menjanjikan. Kulit jeruk nipis, sebagai produk sampingan yang sering terbuang, diketahui mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid (naringenin, hesperidin), limonene, dan asam fenolat. Senyawa-senyawa ini memiliki manfaat biologis, termasuk mengurangi stres oksidatif, meningkatkan sensitivitas insulin, menghambat enzim alfa-glukosidase, dan mengurangi peradangan pada jaringan pankreas (Firdous et al., 2020; Bachheti et al., 2022).
Jeruk nipis memiliki keunggulan sebagai bahan alami yang mudah didapat, murah, dan ramah lingkungan. Kandungan serat larut dalam kulit jeruk nipis juga berperan dalam memperlambat penyerapan glukosa di saluran cerna, sehingga membantu menstabilkan kadar gula darah. Penggunaan simplisia kulit jeruk nipis dalam pengobatan tradisional telah lama dikenal, meskipun data ilmiah terkait efektivitas dan mekanisme kerjanya masih terbatas. Uji praklinis menggunakan hewan model, seperti mencit (Mus musculus), memberikan peluang untuk mengevaluasi potensi antihiperglikemik bahan ini karena mencit memiliki kemiripan metabolisme glukosa dengan manusia. Dengan penelitian yang lebih lanjut, jeruk nipis berpotensi menjadi solusi alami yang efektif dan terjangkau untuk pengelolaan DM sekaligus mendukung pengelolaan limbah secara berkelanjutan.