Kepulauan Canary, Spanyol kedatangan lebih dari 1600 migran yang berasal dari Afrika selama akhir pekan. Kepulauan ini hanya berjarak 100 km dari lepas pantai Afrika Utara dan telah menerima banyak migran yang mencoba masuk ke daratan Eropa.
Melasir dari AP, layanan darurat Kepulauan Canary pada hari Minggu (8/11) mengatakan bahwa lebih dari 1600 migran itu datang dengan perahu-perahu kecil dan telah diselamatkan baik di laut maupun yang telah mencapai Kepulauan Canary. Satu orang ditemukan tewas oleh regu penyelamat di perairan dekat pulau El Hierro dan satu orang lainnya telah diterbangkan ke rumah sakit karena masalah kesehatan.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan selama tahun ini, Kepulauan Canary telah kedatangan sekitar 11 ribu migran. Ini meningkat tajam dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dimana 2557 orang migran datang ke kepulauan ini.
Puncak kedatangan migran di Kepulauan Canary masih tercatat terjadi pada tahun 2006 dengan 32 ribu orang tiba, mencoba untuk masuk ke dataran Eropa. Namun, jumlah di tahun ini adalah jumlah tertinggi dalam satu dekade setelah Spanyol mencoba membendung arus kedatangan migran di perairan melalui kesepakan dengan negara-negara Afrika Barat dengan harapan kedatangan hanya beberapa ratus dalam setahun, mengutip dari kantor berita AP.
1600 orang lebih migran yang datang pada akhir pekan ini telah melakukan perjalanan yang berbahaya di perairan. Melansir dari BBC, di antara mereka, sekitar seribu orang tiba pada hari Sabtu (7/11) dengan sekitar 20 perahu dengan kondisi yang tidak layak. Rute perjalanan menuju Kepulauan Canary dianggap berbahaya karena telah banyak terjadi kecelakaan yang menewaskan para migran.
Pada akhir bulan lalu, IOM melaporkan 140 orang migran tenggelam di lepas pantai Senegal setelah kapal yang mengangkut 200 orang dari Mbour, sebuah kota pesisir di Senegal Barat menuju kepulauan Canary pada Sabtu (24/10) terbakar beberapa jam setelah keberangkatan dan terbalik di dekat Saint-Louis, pantai barat laut Senegal.
Jumlah ini paling mematikan sepanjang tahun dan menambah jumlah orang tewas sepanjang tahun 2020 menjadi 414 orang dimana melebihi jumlah tahun lalu dengan kematian 210 korban jiwa.
Para migran telah menjadi korban ketika mereka putus asa atas situasi yang ada di negara asal mereka dan kepergian mereka dimanfaatkan oleh para penyelundup untuk meraup keuntungan. Kepala Misi IOM di Senegal, Bakary Doumbia menyerukan kepada pemerintah, mitra dan komunitas internasional untuk membokar jaringan perdagangan dan penyelundupan untuk mencegah lebih banyak lagi korban jiwa.
Peningkatan jumlah migran yang datang ke Kepulauan Canary telah menempatkan otoritas Canary di bawah tekanan akan ketersediaan fasilitas penampungan apalagi ditambah dengan kondisi pandemik Covid-19.
Meski demikian, Sekretaris Negara untuk Migrasi Spanyol, Hana Jalloul mengatakan bahwa pemerintah Spanyol berupaya meningkatkan kapasitas untuk menampung para migran dan juga menekankan fokus kepada penanganan penyeludupan.
Melansir dari The Guardian, Hana Jalloul mengatakan migrasi adalah fakta sejarah dan tidak akan berhenti karena pandemik atau krisis ekonomi. “Penting untuk kita fokus pada para mafia yang melecehkan para migran dengan mendorong mimpi mereka namun berakhir dengan kematian di laut,” sambung Jalloul.
Perairan antara Afrika ke Kepulauan Canary mengalami peningkatan jumlah penyelundupan migran karena pandemik Covid-19 telah menyebabkan pintu masuk migran lainnya ke daratan Eropa menjadi lebih ketat sehingga para penyelundup memanfaatkan kondisi ini untuk meyakinkan para migran berlabuh dengan kondisi kapal yang sebenarnya tidak layak angkut dan sangat berbahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H