Peluang berkembangnya kendaraan listrik di Indonesia cukup tinggi seiring besarnya dukungan pemerintah dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Hal ini sejalan dengan target penurunan emisi CO2 hingga 41% (sekitar 4,6 juta ton) dan 3 juta unit populasi kendaraan listrik di Indonesia pada 2030. Untuk lebih lengkapnya, mari simak informasi tentang masa depan mobil listrik di Indonesia berikut ini.
Kurangi kerusakan lingkungan, mobil listrik jadi solusi
Mobil listrik menjadi solusi dalam mengurangi kerusakan lingkungan karena mampu mengurangi jejak karbon. Sebagai mobil ramah lingkungan, mobil listrik bisa dikatakan hampir tidak menimbulkan polusi udara. Hal ini tentu saja jauh berbeda dari mobil bensin yang mengeluarkan banyak karbon dioksida dan beragam polutan lainnya. Ini juga menjadi alasan mengapa banyak orang yang peduli terhadap lingkungan beralih ke mobil listrik Hyundai.Â
Selain minim polusi udara, mobil listrik juga tidak banyak menghasilkan polusi suara. Contohnya, mobil listrik Hyundai menciptakan polusi suara yang lebih sedikit karena tingkat kesunyian motor listrik yang sangat baik.Â
Dibanding polusi udara, polusi suara mungkin terdengar sepele. Padahal, pada kenyataannya, kebisingan kendaraan tidak sekadar menimbulkan gangguan, melainkan mampu memicu berbagai dampak negatif saat berkendara seperti depresi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga stroke. Jadi, mengurangi polusi suara tidak kalah penting karena mempunyai efek mental-emosional yang penting.
Pemerintah mendorong penggunaan mobil listrik
Pemerintah tidak main-main mendukung pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia. Hal ini terbukti lewat dikeluarkannya banyak peraturan, seperti Perpres tentang Percepatan Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik (mobil listrik).
Berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah menjadi landasan bagi para pelaku industri otomotif di tanah air untuk membangun dan mengembangkan mobil listrik. Dengan besarnya dukungan pemerintah terhadap penggunaan mobil listrik di Indonesia, diharapkan target penurunan emisi bisa tercapai.Â
Insentif untuk mobil listrik di Indonesia
Ada banyak insentif yang dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk mendukung penggunaan mobil listrik di tanah air. Sejumlah insentif untuk mempermudah perizinan bagi pemilik dan badan usaha kendaraan listrik diharapkan mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik lewat adanya infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Pemerintah menyediakan insentif untuk badan usaha SPKLU berupa tarif curah sebesar Rp714 per kWh dengan tarif penjualan per kWh maksimal Rp2.467.
Bagi Anda yang ingin memiliki mobil listrik Hyundai, pemerintah juga telah secara resmi menetapkan bahwa kendaraan listrik bebas dari pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama. Penetapan ini sesuai dengan berlakunya UU Nomor 1/2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah atau UU HKPD. Berbagai bentuk insentif ini diberikan untuk mendukung masa depan mobil listrik di Indonesia.
Masih mahal, pemerintah godok skema subsidi mobil listrik
Salah satu hal yang membuat orang masih enggan membeli kendaraan listrik adalah harga yang terlalu tinggi. Sebagai solusi, pemerintah Indonesia berencana menggodok skema subsidi mobil listrik dengan menyediakan insentif pembelian kendaraan listrik. Pemberian subsidi ini bertujuan untuk memopulerkan kendaraan listrik karena infrastruktur dan perawatan kendaraan listrik berbeda dari kendaraan konvensional.Â
Bekerja sama dengan Hyundai dalam membangun infrastruktur
Hyundai sudah mulai membangun pabrik baterai dan mobil listrik sejak September 2021 lalu  di Karawang, Jawa Barat, Indonesia. Diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), sekarang Indonesia mempunyai pabrik baterai mobil listrik hasil proyek Hyundai Motor Group dengan LG Energy Solution. Bekerja sama dengan Hyundai dalam membangun infrastruktur, pembangunan pabrik baterai ini diharapkan dapat mendukung ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik di tanah air.
Dengan dimulainya pembangunan infrastruktur seperti ini, diharapkan juga bahwa Indonesia akan keluar dari jebakan negara pengekspor bahan baku dalam proses transformasi era elektrifikasi kendaraan. Infrastruktur mobil listrik rencananya akan dikembangkan oleh pemerintah melalui tiga skema usaha, yaitu skema provider, skema retailer, dan skema kerja sama. Rencananya, produksi mobil listrik akan dimulai pada Mei 2022.Â
Itu tadi informasi mengenai masa depan mobil listrik di Indonesia. Untuk mendukung pemanfaatan peluang besar bagi keberadaan mobil listrik di tanah air, mobil listrik Hyundai siap memainkan peran krusial. Anda bisa mengendarai mobil listrik Hyundai yang ramah lingkungan karena hemat energi, murah dalam perawatan, dan kemudahan melakukan pengisian daya di mana saja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H