Mohon tunggu...
#hbro
#hbro Mohon Tunggu... penyelia -

i love sharing and blogging

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menanam Pohon Berbuah Yaqut di Surga

11 Oktober 2014   07:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:30 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah touring ke Puncak Bogor, Bandung, dan Malang beberapa tahun lalu, tapi kondisinya belum sepanas seperti sekarang ini ya? Dari jendela hotel saya lihat langit Jakarta pun selalu mendung tapi tak turun-turun hujan juga. Apakah benar itu akumulasi polusi kendaraan bermotor dan gas buang industri?

Kalau saya berkendara motor di daerah dekat pantai rob pun selalu menggenang tak kenal musim. Banyak permukaan tanah yang turun karena  hilangnya air tanah oleh sumur-sumur bor yang dalam. Yang saya tahu banyak daerah resapan juga tertutup oleh paving blok permanen. Pohon-pohon malah ditebang habis. Padahal fungsi pohon adalah untuk menurunkan suhu lingkungan, menahan air agar tidak cepat hilang, serta mengikat tanah agar tidak mudah bergerak dan longsor.

Sebenar-benarnya, apakah kita menyadari bahwa telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena ulah dan perbuatan kita sendiri? Hingga alam menghukum kita dengan pancaroba yang makin tak pasti? Ya, sesungguhnya kitalah sang pengubah iklim terhadap alam titipan yang sudah tak hijau ini.

Walaupun hanya sedikit mengetahui, mengapa kita tidak belajar dari kehidupan di surga? Surga penuh dengan pohon-pohon sebagai segala sumber mata air yang memancar dan yang mengalir. Janganlah kita terjebak dengan rutinitas dan rasa egois untuk mencari makan dengan tak mengindahkan lingkungan sekitar. Padahal, pohon adalah sumber makanan bagi siapa saja yang mau mengusahakannya. Ketahuilah, surga yang penuh dengan nuansa warna hijau itu memiliki pohon yang akar-akarnya menjulang ke angkasa sedangkan cabang-cabangnya yang penuh buah menjulur ke bawah, yup agar kita mudah memetiknya untuk dimakan.

Pasti Anda tahu, bernaung dibawah pohon akan terasa sejuk dan nyaman bukan? Yup, karena akar, batang, cabang, dan daunnya pohon banyak menyimpan air dan menghasilkan banyak oksigen. Sebuah filosofi sederhana bahwa pepohonan dapat menurunkan suhu di sekitar Anda. Jika banyak ditanam, saya yakin 101% pohon akan dapat menyejukkan sebuah rumah, kota, bahkan dunia.


Sebenarnya, menanam 1 pohon berarti kita telah melakukan sebuah investasi untuk keberlangsungan hidup generasi penerus. Anak-anak kita membutuhkan udara bersih untuk bernafas. Anak-anak kita membutuhkan air bersih untuk hidup sehat. Anak-anak kita juga membutuhkan makan dan ruang yang teduh untuk berpikir serta menghasilkan karya untuk bangsanya.

Tak usahlah terlalu jauh untuk berniat menyelamatkan lingkungan. Ataupun bertindak mengikuti jejak kami menanam pohon secara massal. Menghijaukan garis pantai, bantaran waduk, pinggiran tambak, tepi jalan tol, dan lahan kritis. Mulai saja dengan menanam pohon di lingkungan Anda yang paling kecil. Paling gampang adalah menanam pohon untuk menghijaukan tempat tinggal. Misalnya menanam pohon buah-buahan di halaman depan/belakang rumah. Pilih saja jenis pohon berbuah yang akarnya tidak merusak bangunan rumah, seperti delima, pepaya, pisang, jeruk, dan belimbing.

Tak punya halaman bisa menanam pohon di dalam pot. Tanam cangkokan tanaman seperti mangga, jambu Bangkok, cabe, maupun tanaman obat. Menghijaukan rumah bisa juga dengan tanaman yang menjalar dan bambu. Rumah yang teduh, hijau, dan asri bisa meningkatkan value atau nilai jual bukan? Buah yang dipetik pun dapat dipanen untuk menjamu tamu, diberikan kerabat dan tetangga dekat. Jelas-jelas dapat mempererat tali persaudaraan dan keakraban. Tampak bahwa manfaat menanam pohon sebegitu luasnya untuk hubungan sosial.

Jika punya lahan/pekarangan, Anda bisa menanam pohon jenis komersil dari bibit seperti Jati, Sengon, Mahoni, dan Sonokeling. Tanaman tersebut tidak membutuhkan pemeliharaan/perawatan asal ditanam pada saat musim hujan dengan jarak tanam yang tepat. Jika masak tebang, kayu dapat dipanen. Budidaya lebah madu, tanaman herbal dan umbi-umbian dapat diterapkan didalamnya. Selain menambah income keluarga setidaknya dapat melatih jiwa wirausaha. Manfaat yang lebih luas dari budidaya pohon akan membuka lapangan pekerjaan baru, menyerap tenaga kerja, serta membangun kemitraan dan jejaring bisnis.

Manfaat yang super luas, dapat dibayangkan bahwa lahan kosong tak terawat yang Anda tanami dengan pohon-pohon tadi dapat membentuk lingkungan baru bagi makhluk hidup lain.  Pohon-pohon digunakan oleh burung-burung untuk membuat sarang, bertelur, dan membesarkan anak-anak mereka. Pohon-pohon memberikan makan bagi manusia dan binatang dengan buah, daun dan bunganya seperti lebah yang menghasilkan madu untuk manusia. Selain itu, terbentuk iklim mikro yang lebih sejuk, menghasilkan udara bersih karena pohon menyerap CO2, air di tanah pun akan terus tersedia. Sungguh sebuah investasi yang akan berbuah kebaikan yang akan mendapat penggantinya di surga yang terbuat dari yaqut. Yup, karena kita telah bersedekah kepada alam; memberi makan dan tempat tinggal mahkluk hidup serta mewariskan lingkungan yang sehat dan terawat kepada generasi penerus.

1412959694468997611
1412959694468997611

Apa yang saya lakukan bersama teman-teman juga mempunyai harapan yang sama seperti diatas. Seperti menanami pantai utara dengan Mangrove. Selain dapat menahan abrasi, Mangrove dapat menahan terpaan angin laut yang kencang dimana terdapat permukiman penduduk disekitar pantai. Ikan-ikan mencari makan, bersarang, dan bertelur di bawah akar-akar Mangrove. Sedangkan burung-burung laut bersarang dan berkembang biak di antara dahan-dahannya. Hutan-hutan  Mangrove yang tumbuh dan tertata dengan baik juga dapat menambah tempat-tempat tujuan wisata di Indonesia.

14129600271125909905
14129600271125909905

Segala manfaat tersebut sebenarnya diberikan sebesar-besarnya untuk kepentingan hidup manusia. Laju abrasi dapat dikurangi sehingga manusia tetap dapat menikmati air yang layak untuk diminum. Kencangnya terpaan angin laut dapat ditahan sehingga menghindari korosi dan robohnya rumah-rumah penduduk di dekat pantai. Ikan-ikan di bawah perakaran Mangrove dapat kita jadikan lauk pauk. Kelompok tani pun mendapat income dengan mengolah Mangrove menjadi minuman khas dan bercita rasa. Sedangkan barung-burung yang terbang di atas pepohonan Mangrove yang hijau merupakan panorama tersendiri yang dapat dinikmati manusia sebagai obyek daya tarik wisata pantai.

14129604841869501166
14129604841869501166

Mata ini nyaman rasanya jika memandang dikejauhan sana sebuah hamparan alam yang hijau, asri, dan lestari. Saraf-saraf kembali mengendur, pikiran menjadi segar, batin merasa tenang karena melihat keseimbangan alam yang harmoni  dalam nuansa hijau seperti taman-taman di surga yang terbuat dari safir dan permata berwarna hijau. Oleh karena itu Ayo Terus dan Teruslah Menanam Pohon! Janganlah kita mewariskan bumi yang rusak dan tak terawat kepada generasi penerus. Sebagaimana kata-kata bijak "ketika pohon terakhir telah mati, sungai terakhir telah tercemar dan ikan terakhir telah habis dipancing, manusia baru tersadar kalau kita tidak bisa memakan uang".

1412960591227670125
1412960591227670125

Uniknya, menanam pohon tidak memandang suku bangsa dan latar belakang budaya. Baik laki-laki dan perempuan dapat beremansipasi menanam pohon. Hingga pemerintah menetapkan tanggal 28 November sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. Sejak dini ajaklah anak-anak kita untuk mencintai tanah air dengan menanam pohon. Semua orang tua yang memiliki niat baik pasti menanam pohon untuk menciptakan udara Indonesia yang lebih bersih untuk nafas generasi penerus. Jadikanlah pohon sebagai pelindung tanah dan air Indonesia!

Seperti pepatah orang Inggris kuno yang saya karang sendiri;  "Let's do with useful thinking. Don't think with your brain, don't think with your heart, think with your soul. Feel His green light for better living. Alive with green light energy behind angel on airwave is going to beyond your humanity to care your sphere. Stop illegal behaviour and crime to the God gift . Be a caretaker. Save their world with your world". Hahaha, berantakan! Asal tak berantakan bumi kita ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun