Mohon tunggu...
Review Film
Review Film Mohon Tunggu... -

Mengulas film, sineas, budaya, dan berbagai kabar sosial, politik, budaya dari dalam dan luar negeri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film, Supernova: Ksatria, Putri & Bintang Jatuh

14 Desember 2014   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:19 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Review oleh Yan Widjaya

WASHINGTON DC, di pelataran Gedung Putih dua mahasiswa Indonesia bertemu, Dimas dan Reuben. Dalam pesta malamnya, mereka menenggak pil putih hingga mengalami ‘badai serotinin’ yang mengilhami untuk berbuat sesuatu yang monumental dalam tempo sepuluh tahun. Melejit ke Jakarta kemudian, keduanya bekerja sama menulis sebuah novel yang memadukan kisah romantika dengan sains berlatar pseudo Jakarta.Diciptakanlah tokoh utama, Re, bujangan, eksekutif sukses, berselingkuh dengan Rana, wapemred majalah wanita Lestari, yang sudah bersuami Arwin, pengusaha muda. Tiada cacat secuil pun dalam diri Arwin yang budiman, namun apa daya bila Rana dan Re telah terjerat jaring asmara. Saat hendak digauli suami, Rana dalam hati merintih memanggil selingkuhannya, “Re, tolong aku diperkosa…”

Arwin bukan lelaki dungu, ia mengendus perselingkuhan istrinya dengan sang klien. Tokoh lain, Diva, peragawati top merangkap pelacur high-class yang honor sekali menidurinya mampu menguras dompet menteri. Ia justru menjadi tetangga di seberang cluster Re. Mereka semua berkaitan dengan Supernova yang menjawab semua masalah via internet. Siapakah sebenarnya tokoh misterius ini? Ajaibnya ternyata dia bukan fiksi hingga mengusik keasyikan berkarya Dimas dan Reuben.

Bersumber novel fiksi ilmiah popular pertama karya Dewi ‘Dee’ Lestari Simangunsong yang terbit tahun 2001 dan dicetak ulang sepuluh kali lebih, sebenarnya berlanjut ke lima sequel; Akar (2002), Petir (2005), Partikel (2012), Gelombang (2014), dan kelak, Intelegensi Embun Pagi. Entah apakah kelak sequel novelnya juga akan difilmkan oleh team yang sama?

Tapi kita tengah membahas mengenai film bukan bukunya, yang pertama tentu saja keberuntungan besar bagi Rizal Mantovani yang kerja sama pertamanya dengan Soraya membuahkan 5 Cm yang sukses kini dengan bujet lebih besar dipercaya produser Sunil Soraya untuk mewujudkan film phenomenal berkualitas drama Hollywood mutakhir. Dari menit awal... selengkapnya baca di http://reviewfilm.info

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun