Mohon tunggu...
Reviana Puspita Sari
Reviana Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran PSDKU Pangandaran

Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki hobi bulu tangkis, mendengarkan musik, dan terkadang menulis cerita di salah satu aplikasi. Saya juga memiliki ketertarikan dalam dunia fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jerawat dan Stigma Sosial

28 Desember 2023   22:12 Diperbarui: 28 Desember 2023   22:14 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerawat adalah masalah kulit yang umum dialami oleh banyak orang, terlebih lagi bagi para remaja. Hal tersebut tentunya disebabkan oleh faktor hormonal dan sebagian besar dari kita pastinya pernah mengalami munculnya jerawat diwajah. Namun tetap saja, stigma dan pandangan negatif terhadap orang yang memiliki jerawat masih tetap ada dalam masyarakat.

Jerawat seringkali dianggap sebagai masalah kecantikan yang dapat mempengaruhi penampilan fisik seseorang. Sehingga menimbulkan stereotip dan prasangka terhadap individu yang berjerawat, yang mengarah pada persepsi bahwa dengan timbulnya jerawat dianggap kurang melakukan perawatan diri atau bahkan kebersihan. Hal tersebut mengakibatkan orang berjerawat sering "dijauhi" dan dianggap buruk.

Tak jarang, beberapa orang bahkan memberikan tatapan "menjijikan" ketika melihat seseorang yang berjerawat. Tentu saja, hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif kepada orang tersebut. 

Dengan tatapan yang diberikan, bisa saja orang tersebut merasa insecure atau bahkan merasa tidak pantas. Pikiran tersebut lah yang mengakibatkan ia merasa dijauhi oleh orang-orang karena jerawatnya.

Kini, banyak sekali kasus mengenai perundungan yang disebabkan oleh jerawat. Dalam survey yang dilakukan oleh salah satu brand kecantikan dan kesehatan kepada 1000 perempuan yang mengalami masalah jerawat di lebih dari 10 kota besar di Indonesia, sebanyak 77 persen pejuang jerawat pernah mengalami perundungan. Dimana pelaku melontarkan kalimat negatif mengenai jerawatnya, yang tentu saja dapat memicu masalah kesehatan mental. Perundungan tersebut tentunya sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

Apa sebenarnya yang menjadi alasan mereka untuk melakukan perundungan kepada orang yang berjerawat.? Terlebih perundungan tersebut selalu saja ditujukan kepada kaum perempuan. Padahal, orang yang berjerawat juga manusia. Sebagai manusia, sudah sepatutnya kita juga memanusiakan manusia. Istilah "lo cantik lo aman" memang terbukti adanya.

Apabila alasan dibalik oknum-oknum menjauhi orang yang berjerawat dikarenakan merasa tidak nyaman dipandang, itu adalah alasan sepele. Memangnya kenapa? Kalau memang menagganggu pandangan, kenapa harus dilihat? Kenapa justru malah menyalahkan jerawat yang ada di wajah kami.?

Dalam pengalaman pribadi, kalimat negatif yang sering dilontarkan oleh beberapa oknum memang mengarah pada penghinaan fisik, entah di bilang wajah yang tidak sesuai umur, tidak menjaga kebersihan, tidak melakukan perawatan diri dan sebagainya. Kalimat tersebut memang sangat berdampak sekali pada kehidupan sehari-hari, terlebih pada kehidupan sosial. Untuk sekedar bersosialisasi dengan orang saja terasa enggan, dan merasa akan mengalami hal yang serupa lagi apabila bertemu dengan orang luar.

Kalau ditanya sakit hati atau engga, tentunya sakit hati. Padahal kita aja ga deket, dia cuman pemeran figuran dalam hidup saya. Dia engga tau apa-apa tentang hidup saya, tapi dengan lancangnya ia berucap sedemikian. 

Saya pun sempat berpikir, sebegitu kerennya kah dia mengucapkan hal tersebut? Ada kah rasa bersalah dalam dirinya setelah mengucapkan kalimat tersebut.? Saya, dan bahkan para pejuang jerawat diluar sana berhak merasa sakit hati atas ucapan oknum-oknum tak berkemanusiaan.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan merasa oknum-oknum tersebut sudah melewati batas, melawan adalah jalan terakhir. Tak perlu dengan kekerasan, tetapi dengan melakukan suatu hal yang kita bisa dan mereka tidak bisa. Dengan begitu, oknum-oknum tersebut tentunya akan berhenti menindas dan bahkan mungkin mereka akan "tunduk" dengan kita.

Tetapi kembali lagi, setiap individu yang dirundung karena jerawatnya memiliki mental yang berbeda-beda. Mereka juga sama seperti manusia pada umumnya, mereka memiliki perasaan yang juga bisa sakit akibat perbuatan atau perkataan orang lain. Mungkin saja mereka merasa takut apabila melawan balik dan kemungkinan buruknya justru malah berpasrah diri.

Bukan tak berusaha untuk memperbaiki, usaha itu pasti tetap ada dan terus kami lakukan sebagai pejuang jerawat. Namun tentunya bukan dalam waktu yang singkat. Perasaan malu, insecure atau bahkan kecewa dengan diri sendiri juga pastinya ada dan kami rasakan.  Kami pun juga tak meminta untuk memiliki rupa seperti apa.

Kami juga tak ingin menyalahkan takdir. Tetapi terkadang, sikap oknum-oknum yang anti dengan orang berjerawat selalu saja berhasil menimbulkan rasa ketidak bergunaan dalam diri kami sendiri sebagai pejuang jerawat. Tentunya kami juga menyadari apa yang menjadi pemicu dari timbulnya jerawat dan berusaha untuk memperbaikinya.

Menjadi pejuang jerawat itu bukanlah hal mudah, ketika kami berusaha dengan mulai melakukan pola hidup sehat masih saja ada oknum-oknum yang melontarkan kalimat-kalimat negatif. Hal tersebut tentu saja membuat kami merasa down dan makin merasa kalau kami memang tidak bisa dan tidak pantas untuk berubah.

Seburuk itu kah kami, para pejuang jerawat bagi oknum-oknum tersebut.? Lalu kenapa, stigma negatif itu hanya didapatkan oleh kaum perempuan? Apakah bagi laki-laki jerawat merupakan hal normal.? Lalu apa bedanya dengan kami para perempuan, seharusnya jerawat juga dianggap sebagai hal normal bagi kami.

Padahal nyatanya, memiliki jerawat bukanlah sesuatu hal yang buruk, yang bahkan mungkin saja dianggap sebuah aib bagi sebagian orang. Jerawat merupakan hal yang wajar, yang pastinya setiap orang pernah atau bahkan akan mengalaminya.

Jerawat seharusnya bukan menjadi penghalang bagi kita kaum perempuan untuk merasa percaya diri dan cantik. Kita bebas melakukan apapun yang kita mau tanpa merugikan orang lain, karena itu hak kita. Cantik tak melulu soal penampilan fisik, kita juga  perlu menekankan kecantikan dari dalam dan menghargai apapun yang ada dalam diri kita. Tak  ada yang perlu dikhawatirkan, jerawat itu hal yang umum  terjadi, terlebih lagi selama masa pubertas.

Oleh karena itu, stigma dan perlakuan negatif terhadap perempuan berjerawat sudah seharusnya untuk dihentikan. Sebagai gantinya, penting untuk memberikan dukungan dan pemahaman tentang jerawat, serta cara-cara untuk mengatasinya. Bagi para pejuang jerawat diluar sana, mari kita saling rangkul untuk melindungi satu sama lain dengan berbagi kekuatan. 

Mari hidup dengan lebih percaya diri dan nyaman dengan penampilan kita sendiri. Lebih mencintai diri sendiri tanpa memperdulikan ucapan negatif dari orang lain lah yang menjadi kuncinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun