Mohon tunggu...
Reviana Puspita Sari
Reviana Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran PSDKU Pangandaran

Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki hobi bulu tangkis, mendengarkan musik, dan terkadang menulis cerita di salah satu aplikasi. Saya juga memiliki ketertarikan dalam dunia fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jerawat dan Stigma Sosial

28 Desember 2023   22:12 Diperbarui: 28 Desember 2023   22:14 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tetapi kembali lagi, setiap individu yang dirundung karena jerawatnya memiliki mental yang berbeda-beda. Mereka juga sama seperti manusia pada umumnya, mereka memiliki perasaan yang juga bisa sakit akibat perbuatan atau perkataan orang lain. Mungkin saja mereka merasa takut apabila melawan balik dan kemungkinan buruknya justru malah berpasrah diri.

Bukan tak berusaha untuk memperbaiki, usaha itu pasti tetap ada dan terus kami lakukan sebagai pejuang jerawat. Namun tentunya bukan dalam waktu yang singkat. Perasaan malu, insecure atau bahkan kecewa dengan diri sendiri juga pastinya ada dan kami rasakan.  Kami pun juga tak meminta untuk memiliki rupa seperti apa.

Kami juga tak ingin menyalahkan takdir. Tetapi terkadang, sikap oknum-oknum yang anti dengan orang berjerawat selalu saja berhasil menimbulkan rasa ketidak bergunaan dalam diri kami sendiri sebagai pejuang jerawat. Tentunya kami juga menyadari apa yang menjadi pemicu dari timbulnya jerawat dan berusaha untuk memperbaikinya.

Menjadi pejuang jerawat itu bukanlah hal mudah, ketika kami berusaha dengan mulai melakukan pola hidup sehat masih saja ada oknum-oknum yang melontarkan kalimat-kalimat negatif. Hal tersebut tentu saja membuat kami merasa down dan makin merasa kalau kami memang tidak bisa dan tidak pantas untuk berubah.

Seburuk itu kah kami, para pejuang jerawat bagi oknum-oknum tersebut.? Lalu kenapa, stigma negatif itu hanya didapatkan oleh kaum perempuan? Apakah bagi laki-laki jerawat merupakan hal normal.? Lalu apa bedanya dengan kami para perempuan, seharusnya jerawat juga dianggap sebagai hal normal bagi kami.

Padahal nyatanya, memiliki jerawat bukanlah sesuatu hal yang buruk, yang bahkan mungkin saja dianggap sebuah aib bagi sebagian orang. Jerawat merupakan hal yang wajar, yang pastinya setiap orang pernah atau bahkan akan mengalaminya.

Jerawat seharusnya bukan menjadi penghalang bagi kita kaum perempuan untuk merasa percaya diri dan cantik. Kita bebas melakukan apapun yang kita mau tanpa merugikan orang lain, karena itu hak kita. Cantik tak melulu soal penampilan fisik, kita juga  perlu menekankan kecantikan dari dalam dan menghargai apapun yang ada dalam diri kita. Tak  ada yang perlu dikhawatirkan, jerawat itu hal yang umum  terjadi, terlebih lagi selama masa pubertas.

Oleh karena itu, stigma dan perlakuan negatif terhadap perempuan berjerawat sudah seharusnya untuk dihentikan. Sebagai gantinya, penting untuk memberikan dukungan dan pemahaman tentang jerawat, serta cara-cara untuk mengatasinya. Bagi para pejuang jerawat diluar sana, mari kita saling rangkul untuk melindungi satu sama lain dengan berbagi kekuatan. 

Mari hidup dengan lebih percaya diri dan nyaman dengan penampilan kita sendiri. Lebih mencintai diri sendiri tanpa memperdulikan ucapan negatif dari orang lain lah yang menjadi kuncinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun