Mengapa studi islam penting untuk gen Z? Secara ideal, tujuan pendidikan agama islam adalah untuk meningkatkan keimanan dan membantu menjaga nilai-nilai moral dan religius dalam masyarakat, bangsa, dan negara, terutama di era globalisasi saat ini. Generasi milenial sangat terbuka untuk ide orang lain karena karakteristik media informasi internet.Â
Namun di sisi lain, generasi millenial sangat rentan terhadap hal-hal negatif seperti kurang peka terhadap lingkungan sosial, terjebak pada pola hidup bebas, cenderung bersikap individualisme, kurang realistik, dan kurang bijak dalam menggunakan media, terutama media sosial. Untuk mencegah generasi millennial terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik, tantangan ini harus diatasi.
Jika dikaitkan dengan predikat intelektual Islam yang dipegang oleh mahasiswa Islam di era milenial atau era globalisasi saat ini, hal itu dapat dikaitkan dengan tantangan internal kaum muslimin seperti pendidikan yang rendah, fanatisme aliran dan mazhab, perpecahan di antara umat Islam, dan kurangnya pemahaman masyarakat muslim tentang ajaran agama Islam.
Penulis menyimpulkan dari kejadian di atas bahwa pendidikan agama islam sangat penting untuk generasi milenial. Gen Z harus memiliki pegangan agama yang kuat jika mereka ingin generasi milenial menjadi tokoh di balik kemajuan negara. Studi Islam berusaha mendidik generasi milenial untuk menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter yang mematuhi aturan agama.Â
Orang tua yang menerima pendidikan Islam yang baik dapat membuat generasi milineal tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul seiring perkembangan teknologi di era modernisasi digital.
Sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam di universitas adalah gabungan dari elemen manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan orang-orang yang mendukung proses belajar. Materi sistem pembelajaran termasuk ruang kelas, komputer, proyektor, dan lainnya.Â
Peran Pendidikan: Agama Islam membentuk karakter siswa di era milenial melalui UKM Kerohanian Islam dan mata kuliah Pendidikan Agama Islam, yang biasanya diberikan pada semester pertama atau kedua.
UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang dimiliki kampus berfungsi sebagai alat untuk membangun karakter mahasiswa dan melindungi mereka dari tindakan buruk yang mungkin dilakukan oleh beberapa siswa. Ini adalah implementasi dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Mahasiswa Kerohanian Islam untuk pembentukan karakter religius, yaitu:
1. Pengetahuan Moral:
Tahap ini akan memberi mahasiswa dan pengurus organisasi pengetahuan tentang Islam yang lebih dalam daripada sebelumnya. Tahap ini dapat membantu mereka mendapatkan pengetahuan baru yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya.
2. Karakter yang terbentuk: Mengikuti UKM kerohanian Islam di universitas membentuk karakter berikut:
a. Islam
 Islam didefinisikan sebagai salah satu sifat agama yang terdiri dari peraturan atau standar yang sesuai dengan syariat Islam yang digariskan dalam Al-Quran dan berfungsi sebagai dasar bagi pembentukan karakter agama. Karakter religius ini menunjukkan kelanjutan. iman yang dianut oleh siswa. Hal ini dapat meningkatkan keteguhan siswa.
b. Ikhlas:
Karena mahasiswa datang ke forum tanpa dipaksa oleh orang lain selain diri mereka sendiri, mereka dapat menjadi mahasiswa yang ikhlas. Ini adalah contoh nyata dari keikhlasan yang menunjukkan bahwa proses menuntut ilmu karena semata-mata karena Allah SWT. Ini terlihat dalam proses forum. tidak ada tindakan yang memberatkan atau hukuman yang dilakukan kepada siswa.
C. Taqwa: Taqwa adalah menahan diri dari segala larangan Allah Swt dan melakukan segala perintah-Nya. Untuk mendapat ridha-Nya, mahasiswa akan memperoleh sifat taqwa dengan belajar dan mempelajari ilmu Islam. Mempelajari hal-hal yang belum diketahui akan mempengaruhi karakteristik mereka supaya mereka lebih taqwa terhadap Allah Swt.
3. Bertindak Secara Moral
 Baik mahasiswa maupun pengurus diberi instruksi untuk bertindak sesuai dengan instruksi sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan. agar proses pengetahuan dan tindakan seimbang. Akan tetapi, jika tidak, ilmu pengetahuan yang telah dikumpulkan akan menjadi sia-sia.
Membangun karakter seseorang tidak dapat dilakukan secara instan, apalagi untuk generasi milenial. Namun, kita dapat memulai dengan belajar dari orang-orang terdekat kita terlebih dahulu. diterapkan berulang kali dan selalu diperbaiki.
Di era milenial, pembentukan karakter adalah pilar bangunan sosial. Hal ini didorong oleh fenomena krisis moral yang terjadi baik di masyarakat maupun di lingkungan pendidikan.Â
Hal ini menjadikan pendidikan karakter sangat penting untuk pendidikan. Sebagai agama yang mengatur kehidupan manusia, agama Islam tidak lepas dari pembentukan sistem pendidikan. Selain itu, Islam membantu menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme.Â
Pendidikan karakter juga merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru dan dosen untuk mencapai kegiatan belajar, baik di dalam maupun di luar kelas.
Namun, yang paling penting adalah pembiasaan, yaitu pembiasaan untuk berbuat baik dan menghindari buruk. Ini karena pembentukan karakter tidak terjadi secara instan; memerlukan waktu, kesungguhan, keseriusan yang proporsional, dan pembiasaan berulang untuk menjadi kebiasaan.
 Pendidikan Islam lebih cenderung menekankan pembentukan karakter yang mencegah kerusakan daripada pembentukan karakter yang membawa kebaikan. Pendidikan karakter efektif dapat dicapai melalui perubahan budaya dan kehidupan di lingkungan sekitar.
Pendidikan dapat membantu mengikuti perkembangan zaman. Metode pengembangan karakter juga lebih berfokus pada teknologi karena Generasi Z sudah nyaman dengan dunia globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, salah satunya adalah dengan membuat sesuatu yang melibatkan teknologi tetapi tetap mempertahankan etika dan karakter yang harus dimiliki.
Pendidikan dapat membantu meningkatkan keimanan. Wadah ini biasanya berupa UKM atau unit kegiatan agama mahasiswa. Unit ini biasanya memiliki aturan yang akan membantu Anda menjadi terbiasa dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, memberikan wadah seperti ini sangat penting di semua tingkat pendidikan karena ini memungkinkan generasi Z untuk memperkuat iman mereka dan secara bertahap memperbaiki karakter mereka.
Meskipun pendidikan karakter membutuhkan proses pembelajaran yang panjang, sistematis, dan komitmen, hasilnya tidak dapat dilihat secara instan. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menjadi suatu kebiasaan yang berkelanjutan dan panjang dari lahir hingga mati.Â
Pendidikan karakter dapat dicapai dengan berperilaku dengan cara yang bersih, jujur, rendah hati, bertanggung jawab, dan terbiasa berpikir kritis dan menyelesaikan masalah. Kedudukan moral dalam pendidikan sangat penting bagi generasi Z. Jika mereka dapat berkembang dengan baik di bidang teknologi, mereka akan dapat menguasai pengetahuan dengan moralitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H