2. Galeri Parji Tresno
Usaha bapak yudi sendiri juga tidak mengalami penurunan justru mengalami kenaikan pada tahun 2016-2019. Dari informasi yang kami dapat disana ada Banyak paguyuban wayang kulit atau yang menyangkut pengembangan dusun pucung bahkan jumlahnya mencapai 10 paguyuban, namun pengelolanya hanya itu itu saja. Dan tidak ada aturan khusus jika seseorang warga atau pengrajin wayang kulit ingin mendirikan paguyuban
3. Galeri Barmanto
Galeri wayang ini sudah berdiri cukup lama sekitar 20 tahun. Galeri ini dimiliki oleh bapak Yuli yang merasakan adanya penurunan minat beli Wayang Kulit. Sekarang yang mempunyai keahlian dalam membuat wayang kulit semakin sedikit sedangkan pada saat pak Yuli masih duduk dibangku sd rata rata temannya yang duduk di kelas 5 dan 6 sudah mempunyai keahlian dalam membuat Wayang Kulit.Â
Fenomena menurunya minat beli wayang kulit menurut pemilik galeri sejak tahun 2010. galeri barmanto kulit sendiri mengalami penurunan buruh tatah sungging pada tahun 2016 yang awalnya berjumlah 4 karyawan, lalu tahun 2018 menjadi 2 karyawan saja.
4. Galeri Supermurah
Sekitar tahun 1990 pak Haryono mengalami masa kejayaannya hingga karyawan berjumlah 100 orang. Kini penurunan terus berlanjut sampai beliau tidak memiliki karyawan sama sekali dan akhirnya memproduksi wayang kulit sendiri, bahkan pesanan wayang kulit yang datang kepadanya hanya 1 atau 2 bahkan tidak sama sekali setiap bulannya.
Wayang kulit sejatinya adalah budaya Indonesia yang patut dilestarikan. Beberapa faktor ini yang kemungkinan menghambat pengembangan industri wayang kulit, diantaranya :