Mohon tunggu...
Pelangi Zahra
Pelangi Zahra Mohon Tunggu... Guru - Guru

Revi Nuraini merupakan gadis kelahiran 1997. Pemilik nama pena Pelangi Zahra ini sangat menyukai travelling. Ia berasal dari Kota Rengat, Riau. Selain mengajar di salah satu sekolah swasta, ia juga akti menulis artikel, puisi dan cerpen. IG: @Pelangizahra_

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati yang Mengalah

20 Oktober 2024   12:53 Diperbarui: 20 Oktober 2024   12:56 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Hana…” teriak Haikal dari kejauhan dan segera mendekati Hana yang sudah berlumurkan darah

Naisya yang menyadari kejadian itu langsung berbalik arah dan mendekati TKP. Tubuh Naisya lemah dan tangisnya pecah ketika Haikal memeluk tubuh Hana yang sudah tidak berdaya. Naisya sangat membenci dirinya sendiri, ia menyesalkan apa yang telah ia lakukan. Ia sanagt mengutuk dirinya. Tangisan dua sahabat itu tak dapat terbendung lagi hingga ambulan membawa Hana menuju rumah sakit terdekat.

Seolah Hana tidak ingin melihat tangisan sahabatnya di esok hari dan menjadikan ini tangisan terakhir mereka. Hana membiarkan dua sahabatnya terus menangis untuk hari ini hingga dokter mengatakan bahwa gadis itu telah berpulang kepangkuan Sang Ilahi. Tubuh keduanya menjadi lemah dan merekapun tak bisa untuk saling menguatkan. Bagai digoreskan pedang, kali ini jiwa dan raga mereka benar-benar hancur melihat tubuh Hana sudah kaku bertutupkan kain putih.

Naisya merasa sangat bersalah dan membenci dirinya sendiri. Naisya terlalu ego dan tak mau mendengarkan penjelasan Hana terlebih dahulu. Naisya begitu sangat menyesal dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menangis di pusaran terakhir sahabatnya tersebut. Begitupun dengan Haikal, ia sangat menyesal telah mengungkapkan rasanya. Andai masa itu ia memilih untuk tetap bungkam pasti semua ini tidak akan terjadi. Namun apa boleh dikata, semua telah terjadi. Takdir Tuhan memang tidak bisa ditebak sekalipun manusia telah merancang rencana sedemikian rupa. Kini Hana telah pergi bersama cintanya, tanpa Haikal mengetahui bahwa sebenarnya ia juga memiliki rasa yang sama.

Haikal merasa hidupnya telah usai ketika separuh hatinya telah pergi untuk selamanya. Haikal merasa tidak bisa melanjutkan hidup ini dan memilih untuk pergi untuk pindah ke luar kota meninggalkan Hana dan kenangan mereka. Ini sangat berat dan teramat berat. Namun ini harus ia lakukan setelah Haikal tahu bahwa Naisya juga mencintai dirinya. Ia tidak mungkin mengkhianati rasa cintanya pada Hana bersama sahabatnya Naisya. Apalagi rasa cinta Haikal pada Hana tidak bisa mengalahkan rasa cinta Naisya padanya. Karena ia hanya menganggap Naisya sahabat dan tidak lebih dari itu.  Naisya menerima keputusan Haikal dan merelakan pria itu melanjutkan kehidupan barunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun