Sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi yang mempelajari interaksi sosial. Interaksi sosial merajuk pada suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antarkelompok (Soekanto, 1992: 471). Artinya sosiologi komunikasi itu ada ketika terdapat interaksi sosial dan ada proses komunikasi serta membutuhkan peran media di dalamnya.
Ketika kita berbicara tentang sosiologi komunikasi tentu tidak bisa lepas dengan yang namanya masyarakat sehingga pemahaman tentang khalayak cukup penting dalam sosiologi komunikasi karena di dalam masyarakat pasti terdapat khalayak. Tentunya ketika khalayak ingin menciptakan interaksi antar satu sama lain, diperlukan komunikasi yang baik untuk menunjang hal tersebut.
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Sehingga harus ada kecocokan antara komunikator dan komunikan agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
Dalam proses pemaknaan, khalayak dipengaruhi oleh kerangka referensi seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, latar belakang budaya, kepentingan orientasi serta bidang pengalaman. Dengan adanya persamaan di antara bidang dan kesamaan pengalaman, maka komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
Contohnya, dua orang yang sama- sama mahasiswa atau sama- sama karyawan apabila terlibat dalam suatu percakapan akan asyik dan akrab disebabkan frame of reference-nya sama. Namun, kesukaran akan terjadi jika pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator. Hal ini dikarenakan khalayak pada saat ini sangat beragam dan frame of reference-nya berbeda beda.
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam proses interaksinya, tentu diperlukan media di dalamnya. Salah satu media yang juga merupakan konsep penting dalam sosiologi komunikasi adalah teknologi telematika.
Dengan berkembangnya teknologi ini tentunya sangat berdampak dan berpengaruh pada masyarakat karena setiap komunikasi atau interaksi antar individu tentu memerlukan media di dalamnya. Berkembangnya teknologi itu juga membuat media tersebut semakin banyak dan berkembang lebih maju.
Teknologi berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Kehadiran internet di Indonesia sejak tahun 1993 telah membawa banyak perubahan dalam berkomunikasi. Pergeseran cara berkomunikasi saat ini adalah dengan menggunakan media baru.
Media baru dapat diartikan sebagai media yang berisi teknologi yang banyak menyajikan konten jejaring sosial yang menarik sebagai sarana komunikasi interaktif di masyarakat (Kurnia, 2005). Salah satu bagian dari media baru adalah media sosial. Media sosial merupakan sebutan untuk teknologi digital yang memudahkan orang untuk berinteraksi, memproduksi dan berbagi isi pesan.
Instagram merupakan salah satu bagian dari media dan merupakan aplikasi media sosial yang sedang populer di kalangan masyarakat khususnya remaja, untuk berbagi foto bahkan hal pribadi sekalipun.
