Alunan musik di telinga sungguh ampuh untuk mengantar lelah menuju sandar, di kursi teras rumah
Malam menjelma jadi tuan rumah paling ramah
Tempat lelah dan keluh berkumpul
Ia menerima hadirku yang sunyi
Seketika aku melihat ke arah langit
Tatap nanar penuh binar
Lalu jatuh cinta seirama dengan warnanya
Kadang abu gelap, kadang biru tua menuju renta tak bernyawa, di sisi lain ada warna putih yang hampir pudar
Seolah-olah memberi reaksi. Jika kau hilang - aku juga.
Di sebelahnya ada sedikit warna cerah, ia cahaya.
"Cahaya yang memancar dari bulan itu sesungguhnya kenangan matahari.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!