Judul: Bila Malam Bertambah Malam
Penulis: Putu Wijaya
Tahun Terbit: 1971Â
Penerbit:
Novel yang berjudul "Bila Malam Bertambah Malam" karya Putu Wijaya, menceritakan tentang Kerajaan di Bali dan kisah cinta seseorang.
   Gusti Biang seorang janda Bangsawan anak satu yang ditinggal mati oleh suaminya I Gusti Ngurah Ketut Mantri, Gusti Biang melarang keras sang anak yaitu Ngurah untuk menikah dengan wanita kalangan bawah. Â
   Sejak kecil, Ngurah sudah dijodohkan oleh ibunya dengan Sagung Rai. Baginya Sagung Rai adalah wanita yang bermatabat karena ia dan keluarganya keturunan Bangsawan. Tetapi, Ngurah menolak dan terus membujuk sang Ibu, bahwa ia akan menikah dengan wanita yang bernama Nyoman. Nyoman adalah pelayan Gusti Biang yang tidak digaji selama bertahun-tahun kerja disana.
GUSTI BIANG:
"Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Aku melarang keras, Ngurah harus kawin dengan orang patut-patut. Sudah kujodohkan sejak kecil dia dengan Sagung Rai. Sudah kurundingkan pula dengan keluarganya di sana, kapan hari baik untuk mengawinkannya. Dia tidak boleh mendurhakai orang tua seperti itu. Apapaun yang terjadi dia harus terus mengghargai martabat yang diturunkan oleh leluhur-leluhur di puri ini. Tidak sembarang orang dapat dilahirkan sebagai bangsawan. Kita harus benar-benar menjaga martabat ini. Oh, aku akan malu sekali, kalua dia mengotori nama baikku. Lebih baik aku mati menggantung diri daripada menahan malu seperti ini. Apa nanti kata Sagung Rai? Apa nanti katakeluarganya kepadaku? Tidak, tidak!"
(Wanita Itu Menjerit Dan Mendekati Wayan Dengan Beringas)
   Wayan adalah pembantu yang setia mendapingi Gusti Biang. Kesetiaan tersebut didasarkan atas rasa cinta Wayan terhadap Gusti Biang sejak lama namun pupus karena hierarki kasta. Kemudian diketahui bahwa suami Gusti Biang adalah seorang wandu.Â