Berani Tidak Disukai yang sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar, Â mengungkap rahasia mengeluarkan kekuatan terpendam yang memungkinkan Anda meraih kebahagiaan yang hakiki dan menjadi sosok yang Anda idam-idamkan.
Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda pilih? Buku "Berani Tidak Disukai" menyajikan jawabannya secara sederhana dan langsung. Berdasarkan teori Alfred Adler, satu dari tiga psikolog terkemuka abad kesembilan belas selain Freud dan Jung, buku ini mengikuti percakapan yang menggugah antara seorang filsuf dan seorang pemuda.
Dalam lima percakapan yang terjalin, sang filsuf membantu muridnya memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu menentukan arah hidup kita, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain.
Buku yang kaya kebijaksanaan ini akan memandu Anda memahami konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dari pikiran. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Anda membangun keberanian untuk mengubah dan mengabaikan batasan yang mungkin berlaku bagi diri-Mu.
Alasan saya memilih membaca  buku ini
Saya memutuskan untuk membeli buku ini pada tahun 2021 saat sedang menghadapi titik terendah dalam hidup.Sinopsis yang menarik membuat saya yang saat itu sedang kehilangan motivasi dan semangat hidup menjadi tertarik untuk membaca buku ini. Meskipun beberapa kali gagal menyelesaikannya, proyek membaca kali ini menjadi dorongan pribadi untuk menyelesaikan buku ini dalam satu bulan.
Review Pribadi
Buku ini mengangkat tema kebahagiaan sebagai hasil dari pilihan dan penentuan diri sendiri. Meskipun teoritis, Sang Filsuf memberikan contoh sederhana yang mempermudah pemahaman konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Saya merasakan perjalanan emosional seperti rollercoaster dan menemukan jawaban untuk beberapa perasaan yang pernah saya alami. Meski awalnya sulit dipahami, dengan membaca berulang kali, saya mulai memahami teori-teori yang diungkapkan.
Salah satu konsep yang sangat relevan dan saya terapkan adalah tentang 'kebebasan' dan 'pembagian tugas'. Buku ini mengajarkan bahwa kebebasan adalah kemampuan menjalani hidup sesuai keinginan tanpa takut dibenci orang lain, sementara 'pembagian tugas' adalah tanggung jawab terhadap tugas-tugas kehidupan. Pembaca diajak untuk tidak terlalu memikirkan tanggapan orang lain dan fokus pada tanggung jawab pribadi.
Contohnya adalah, saya bebas memilih mana yang baik dan mana yang tidak, dan menentukan jalan hidupku adalah tugas saya. Kebebasan yang saya pilih adalah tugas yang saya miliki, jadi saya harus memperjuangkan itu dengan sungguh-sungguh. Tidak perlu memikirkan bagaimana tanggapan orang lain atau apakah yang aku pilih ini sesuai dengan harapan mereka? Tidak, yang perlu saya lakukan adalah bertanggungjawab pada tugas saya dan berani mengambil resiko untuk tidak disukai oleh orang lain. Tugas saya adalah menjalani kehidupan serta kebebasan yang saya pilih, sedangkan berkomentar dan memberi tanggapan pada diri saya adalah tugas orang lain.Â
Lakukan pembagian tugas, lukiskan dengan tenang sampai ke titik apa cakupan tugasnya. Dan di titik mana itu berubah menjadi tugas orang lain. Jangan mengintervensi tugas orang lain, atau mengizinkan seorang pun mengintervensi tugasnya.
Buku ini memberikan banyak pembelajaran baru, terutama bagi saya yang masih awam dalam dunia psikologi. Meski cukup kompleks dan juga buku ini menghadirkan istilah-istilah baru serta gagasan-gagasan dari tokoh-tokoh psikolog terkemuka seperti Adler dan Freud. Maka saya sarankan untuk dibaca dengan pikiran jernih, agar tiap kata yang tertera bisa diresapi dengan baik.
Buku ini sangat cocok untuk dibaca, mengajarkan banyak pelajaran hidup, termasuk menciptakan kebahagiaan melalui cara kita mencintai diri sendiri. Hidup tidak ditentukan oleh masa lalu, melainkan oleh pengalaman yang membentuk pertumbuhan dan sikap saat ini. Dengan kebijaksanaannya, buku ini memandu kita dalam konsep-konsep kehidupan seperti memaafkan diri sendiri, mencintai diri, dan menyaring hal-hal yang tidak penting dari pikiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H