Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aksi Damai 4/11 Selesai, Ahok Masih Ngumpet dan Ahokers Sibuk Cari Kambing Hitam

4 November 2016   19:20 Diperbarui: 4 November 2016   19:37 2070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mana dimana kambing hitam saya, kambing hitam saya ada di pulau reklamasi. Haha.

Alhamdulillah, Aksi Damai 4 November 2016 sudah selesai. Di Jakarta, Pekanbaru, Makassar, Malang , Medan dll sudah membubarkan diri. Entah tercapai atau tidak untuk jumlah yang berdemo yang katanya mencapai 1 juta orang, yang jelas seharian ini Ahok ngumpet tak tahu dimana rimbanya.

Ada yang bilang dia blusukan ke Pejaten (Bekas Markas Teman Ahok), ada yang bilang dia mengungsi ke Belitung, dan ada yang bilang dia sedang di suatu tempat dan dijaga 1 kompi Pasukan Polri/TNI.   Dimana tempatnya ? ya tidak tahu. Mungkin di kantor Bareskrim Polda, Mungkin di Pulau G, mungkin di Hotel Melati atau dimanapun berada, tidak ngaruh buat saya.

Oh ya  tidak lupa kita semua harus angkat topi pada Habib Rizieq yang mampu mengendalikan massanya. Habib menepati janjinya pada Prabowo dan pada Ulama-ulama lainnya bahwa FPI tidak akan membuat kerusuhan.  Kasihan Ahok, nanti dia jantungan kalau ada kerusuhan. Kasihan keluarganya yang pasti ketakutan kalau benar ada kerusuhan. Trims Habib, anda kali ini patut diacungi jempol.

Kembali kepada Demo yang sudah menyusahkan kurang lebih sejuta orang, baik yang keluar duit untuk Demo, Belasan Ribu aparat yang berjaga (perlu uang makan juga), hingga kerugian Ekonomi dalam satu hari ini karena banyak aktivitas ekonomi di DKI menjadi terganggu.

Kalau dugaan saya secara materil untuk peristiwa yang terjadi di hari ini secara ekonomi mungkin bias dihitung kerugian nasional mencapai Trilyunan Rupiah.  Dan itu semua gara-gara Ahok. Atau tepatnya gara-gara Mulut Embernya Ahok.

Yah sekali lagi Mulutnya Ahok. Mulutmu adalah Harimaumu.

Berbicara soal penyebab Puluhan ribu umat Islam turun ke Jalan tidak lain dan tidak bukan adalah berbicara tentang  Tindakan Penistaan Agama yang sudah dilakukan oleh Ahok.  Sengaja atau tidak sengaja, keceplosan atau tidak yang jelas kalimat-kalimat yang dikeluarkan “mulut” Ahok sudah menyakiti hati dari  puluhan hingga ratusan ribu orang.

Dan kemudian yang paling menggelikan ternyata adalah : Bahwa ternyata Para Ahoker tidak terima sama sekali kalau Ahok didemo oleh Puluhan ribu orang.  Ahok terlalu suci untuk disalahkan jadi mereka muaraah sekali.  Mereka pun dendaaam sekali.  Tetapi mereka bingung mau dendam sama siapa.

Makanya kemudian mereka mencari Kambing Hitam.  Saya kurang paham apakah kambing hitam ini akan dikorbankan di Lebaran Haji mendatang atau bagaimana. Haha.

Dan yang menjadi Kambing Hitam dari kemarahan para Ahoker yang  sudah termehek-mehek gara-gara Ahok didemo oleh ratusan ribu orang adalah Buni Yani. Jiahh. Ternyata Buni Yani yang menjadi sasaran kemarahan para Ahoker yang beringas-beringas.

Cyber Army Ahok kemudian membuat sebuah akun medsos dengan nama Paguyuban  Diskusi dan membuat 1 Petisi yang meminta Polri memproses hokum Buni Yani. Dan sampai dengan sore ini mereka sudah mengerahkan Cyber Army dan Ahoker seluruh Indonesia untuk menanda-tangani Petisi agar Buni Yani diproses secara hukum. Sudah  54 ribu orang tanda-tangan. Haha.

Kalau kita analisa sih : Yang diupload Buni Yani itu sebenarnya berdasarkan dari Youtube. Yang di Youtube sudah dihapus oleh Cyber Army Ahok. Jadi yang disalahkan yang tersisa yaitu yang diupload oleh Buni Yani. Kkakakakakaaaa

Sebenarnya para Ahoker juga tahu bahwa sebelum Buni Yani men-share postingannya, berita itu sudah sampai dimana-mana. Sudah banyak orang yang marah sama Ahok.  Dan Buni Yani hanya menyumbang share informasi yang tidak seberapa.

Lagipula semua Ahoker juga tahu bahwa perbedaan share Buni Yani berada pada kata “Memakai”  itu tidak bias sama sekali untuk dianggap sebagai pembelokkan substansi.

Kalimat “Dibohongi Ayat Al Maidah”  sudah pasti membuat mayoritas umat Islam marah karena itu artinya Al Quran disebut berbohong pada Umat.

Sementara kalimat “Dibohongi Pakai Ayat Al Maidah” ya juga sama dampaknya. Ahok ngaco mengatakan Ayat Al Maidah bisa dipakai sebagai alat untuk membohongi umat.

Dua kalimat diatas berbeda baik kalimatnya maupun artinya, tetapi kedua-duanya sama yaitu berkonotasi Ahok telah merendahkan Al-Quran.

Yang salah sebenarnya kan yang ngomong.  Yang ngutip memang salah mengutipnya , tetapi dampaknya tetap sama, yaitu sama-sama merupakan Tindakan Penistaan Agama.

Tapi para Ahoker tetap ngotot bahwa yang bersalah adalah yang Ngutip. kkkakakakakaa

Aneh kan?  Loh kok yang ngutip yang harus bertanggung-jawab? Hahahahaha. Memang aneh-aneh nih para Ahoker. Makanya saya bilang pada tulisan saya kemarin, sepertinya ada yang salah dengan isi kepala para Ahoker.

Ahokers memang begitu dari sononya. Begitu culun dan lebay.  Jelas-jelas yang berbicara menistakan agama adalah Ahok, kok yang dituntut malah salah seorang yang mengutipnya? Haha.

Kenapa tidak sekalian Youtube yang dituntut? Kkkakakakaka.

Sudahlah para Ahoker, relakan saja Ahok diproses hokum agar masalahnya cepat selesai.

Tidak perlu lagi memperpanjang dengan mencari Kambing Hitam. Kambing Hitam banyak tuh di Pulau G. tapi repot loh bawanya ke Pengadilan. Kkkakakakaka.

Terima kasih sekali lagi pada saudara-saudaraku yang telah berdemo dengan damai.  Mari kita pulang ke rumah dan mendoakan Ahok agar diberikan petunjuk dan disadarkan dari kesesatannya.

Sekian.

Sumber :

Detik

catatan : ada informasi massa HMI sempat rebut dengan massa FPI. Memang rese nih massa HMI. Mudah-mudahan tidak meluas.

oh ya, pada kemana ya orang-orang yg kemarin bikin artikel memastikan Demo pasti rusuh, demo pasti ditunggani dan menunggangi? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun