Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Mulai “Mabok” dan Makin Culun, Sesumbar Ngaco Pasti Jadi Presiden

13 April 2016   15:23 Diperbarui: 13 April 2016   15:30 5171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam dunia penulisan artikel sering ada kata yang diapit tanda petik seperti judul diatas, yaitu “Mabok”.  Tanda petik itu menjelaskan bahwa kata mabok bukan arti sebenarnya tetapi hanya seolah-olah saja.

Dalam realitanya Ahok itu cukup hebat dalam staminanya.  Meskipun setiap hari mengkonsumsi Bier Ahok tidak pernah mabok. Ahok mengakui bahwa dalam Kulkas dirumahnya selalu tersedia Bier jadi mungkin sudah kebal dengan alcohol. Tapi bukan urusan saya untuk mengurusi kebiasaan Ahok.

Maksud saya pada judul itu kurang lebih, Ahok mulai mabok (puyeng pikirannya) gara-gara diperiksa KPK kemarin. Mungkin lebih tepat disebut Ahok sudah Stress. Tapi konotasi Stress lebih buruk  dan mendekati setengah gila. Saya takut dibully para pendukung Ahok jadi saya lebih suka menggunakan kata “Mabok” saja. Hehe.

Ya begitulah saat ini kondisi dari Gubernur Koboi yang satu ini. Paska 12 jam diperiksa intens di KPK membuat Ahok muarah besar dan dendam pada BPK. BPK adalah biang kekacauan. Gara-gara BPK dia merasa diperlakukan sebagai Pesakitan oleh KPK. Gara-gara BPK elektabilitas Ahok langsung Anjlok. Padahal kurang setahun lagi ada Pilgub. Inilah yang membuat Bapak Reklamasi ini marah sekali dengan BPK.

Sayangnya karena kemarahan yang lepas control itu dampaknya kemudian Ahok terlihat semakin Culun. Ahok malah menyerang BPK dengan isu-isu yang belum pasti benar. Bagaimana tidak culun kalau Ahok menuduh Ketua BPK dan menjelek-jelekkannya karena namanya tertera di Panama Papers sementara Adik kandung Ahok juga sama namanya tertera di Panama Paper. Haha.

Ahok menjatuhkan dirinya sendiri dengan mengurusi hal-hal yang diluar substansi Kasus Sumber Waras. Keculunannya keluar begitu saja saat dirinya tertekan dengan keadaan. Dan Ahok jadi over acting membuat pernyataan.  Ahok menyebut BPK Ngaco, Ahok Menuduh BPK menyembunyikan Kebenaran.

Ini sangat menyedihkan sebenarnya. Ahok sama sekali tidak punya kapasitas menilai kinerja dari sebuah Lembaga. Tugas Ahok adalah sebagai Gubernur DKI. Bukan Menteri PAN ataupun lembaga lain yang punya kapasitas memberi penilaian kinerja suatu lembaga.

Dan soal keburukan Tuduh-Menuduh dari Ahok ini sungguh memalukan sebenarnya.  Hampir semua orang pernah dituduh buruk oleh Ahok. KPK saja pernah 2 kali dituduh oleh Ahok yang mengatakan ada Oknum KPK yang tidak menyukai dirinya.  Jokowi juga 2 kali dituduh Ahok. Yang pertama Ahok menuduh Jokowi yang menanda-tangani RAPBD Perubahan tahun 2014, padahal dia sendiri yang menanda-tanganinya.  Kedua, Jokowi juga dituduh Ahok menanda-tangani Perpanjangan Izin Prinsip Reklamasi, padahal dia sendiri yang menandatanganinya.

Jangan manusia, benda mati saja pernah dituduh Ahok.  Kulit Kabel saja dituduh oleh Ahok melakukan Sabotase sehingga Ring 1 Jakarta  menjadi Banjir.  Heboh dan heboh  Jakarta setiap hari selama dipimpin Ahok. Ada saja berita kontroversial yang dibuat Bapak Reklamasi yang satu ini.

Dan kembali kepada Kemarahan Ahok yang tidak terkendali pada BPK, akhirnya Ahok mulai “mengancam”  salah satu Ketua BPK Proff. Eddy Mulyadi yang menanda-tangani Audit Investigasi BPK.

“Salam itu sama salah satu ketua BPK Prof Eddy, salam sama beliau”. “Bilangin Ahok mendoakan dia berumur panjang untuk lihat Ahok jadi Presiden”., ucap Ahok di Balai kota (Detiknews, 13 April).

Hahaha. Saya baca berita itu langsung terpingkal-pingkal. Akhirnya gara-gara “mabok”, keluarlah Keculunan Ahok. Keluar sudah alias Keceplosan tentang Cita-cita  Ahok selama ini yang ingin menjadi Presiden.

Pembaca tentu masih ingat 2 bulan yang lalu Ahok marah-marah pada Prof Yusril karena Yusril mengatakan Ahok ingin jadi Gubernur DKI lagi itu hanya batu loncatan untuk jadi Presiden.  Ahok Muarah sekali sama Yusril dan menuduh Yusril  sedang mengadu dirinya dengan Jokowi. Hahaha.

Faktanya tuduhan Yusril benar adanya. Akhirnya Ahok mengakui bahwa dia memang bercita-cita ingin jadi Presiden. Lagaknya saja yang kemarin ingin dinilai warga ingin membangun Jakarta Baru tetapi sebenarnya sasarannya ingin jadi Presiden.

Yah bagaimana lagi. Saya berani terjun dari Monas kalau Ahok bisa jadi Presiden RI suatu saat nanti. Suatu hil yang mustahal. Saya mungkin lebih percaya Tukul Arwana bisa jadi Presiden daripada Ahok yang  bisa jadi Presiden. Hehe.

Ahok itu belum tentu jadi Gubernur DKI lagi. Ahok itu tidak pernah dipilih warga DKI untuk menjadi Gubernur. Jabatan Gubernur yang dipegang Ahok sekarang adalah Jabatan Lungsuran.

Saya juga selama ini tidak menganggap Ahok sebagai Gubernur DKI kok. Saya merasa Ahok lebih cocok jadi Gubernur Agung Podomoro atau Gubernur Reklamasi atau Gubernur Sumber Waras. Haha. (Maaf pembaca saya hanya bercanda saja).

Sekian

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun