Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Mata Najwa Sudah Dibayar oleh Ahok

17 Maret 2016   11:58 Diperbarui: 21 Maret 2016   12:10 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tertawa dengan penjelasannya, tetapi lebih tertawa lagi dengan applaus meriah dari Audience yang hadir.  Mereka itu tepuk tangan meriah untuk seorang Bupati yang tidak Amanah?  Apa tidak aneh itu.

Berikutnya lagi Ahok mencoba menjelaskan  mengapa dia lari ke Sumatra Utara untuk ikut Pilgub dan gagal dan kemudian berpindah lagi ke Pilgub DKI. Saya kurang tangkap maksud Ahok bahwa dirinya melakukan itu karena mengejar program ACTA atau apa. Kata Ahok hanya 3 daerah itu yang memfasilitasi program ACTA, Bangka Belitung, Sumatra Utra dan DKI.  Ya sudah terserahlah apa kata Ahok saja.

Yang jelas semua orang yang berpikir cerdas pasti bisa melihat untuk apa seseorang dari jabatan Bupati yang hanya 16 bulan kemudian mengejar jabatan Gubernur  Bangka Belitung (tidak berhasil), lalu mengejar Pilgub Sumatra Utara (Gagal Total) dan akhirnya lari ke Pilgub DKI dan dipungut Gerindra  untuk menjadi Calon Wagub Jokowi.

Mohon dicatat, tatkala sedang  menjadi Bupati Belitung Timur (baru 16 bulan), Ahok meninggalkannya begitu saja karena mengejar  3 Jabatan Gubernur yaitu di Bangka Belitung, Sumatra utara dan DKI.  Untuk ambisi itu juga maka Ahok melompat-lompat ke 3 Partai Politik.  Tapi lucunya sekarang dia membusuk-busukkan Parpol yang sudah membawanya menjadi Gubernur DKI.  Silahkan nilai Ahok dengan kecerdasan anda  dan moralitas anda.

Dalam acara Mata Najwa itu Ahok sempat memaki-maki Haji Lulung. Ahok juga sempat mengatakan DPR tidak paham UU karena memanggilnya dengan urusan Sumber Waras.  Kembali saya tersenyumi dengan ucapan Ahok bahwa DPR tidak paham UU.

DPR itu wakil rakyat. Komisi III itu punya hak memanggil siapapun kalau memang ada pengaduan dari masyarakat.  Mau itu politisasi ataupun tidak, secara UU Komisi III kalau memang punya Alasan dapat memanggil Gubernur manapun. Bahkan Presiden juga bisa dipanggil Komisi III dengan diwakili menterinya tentunya. Jadi yang tidak paham UU itu siapa?

Terlalu banyak yang bisa dibahas tentang kelucuan Ahok di Mata Najwa semalam. Akan terlalu panjang tulisannya. Tapi untuk terakhir  saya hanya ingin membahas sedikit tentang  Teman Ahok yang melakukan propaganda di Facebook yang  berusaha menghebat-hebatkan Teman Ahok.

Amelia, gadis berjilbab yang disebut sebagai Koordinator Teman Ahok semalam menjelaskan bahwa Biasa Operasional Teman Ahok berasal dari Penjualan merchandise Kaos dan Souvenir.  Amelia mengatakan sudah menjual 30.000 buah Souvenir dengan omset Rp.3 Milyar.

Amelia tidak menyebut Rp.3 Milyar adalah keuntungan Teman Ahok. Dengan begitu bisa dihitung,  jika modal dari sebuah kaos berbahan bagus ditambah ongkos sablon adalah 75 ribu per Pcs maka kalau dijual Rp.100.000 sebanyak 30.000 pcs memang menghasilkan omeset Rp.3 Milyar. Tetapi didalamnya ada biayas sejumlah Rp.75.000 x 30.000 pcs sehingga  ongkos produksinya adalah  Rp.2,25 Milyar. Itu juga belum termasuk proses paking, ongkos angkut, bahan reject dan lain-lainnya.  Jadi kalau memang benar omset Rp.3 Milyar itu maka untung bersihnya hanya maksimal Rp.500 Juta.

Seandainya Rp.3 Milyar itu untung bersih, maka sudah pasti kaos itu dijual dengan harga minimal Rp.200.000. (total omset menjadi Rp.6 Milyar, ongkos produksi dan lain-lain Rp.3 Milyar). Tetapi masuk akal tidak orang-orang biasa mau membeli sebuah Kaos dengan harga Rp.200.000? #Mikirr

Sekarang sih silahkan saja para Pendukung Ahok yang culun-culun mengatakan Omset Merchandise Teman Ahok mencapai Rp.10 Milyar. Tetapi coba dihitung biaya operasional selama setahun terakhir untuk Sewa Kantor di Pejaten, Biaya Operasional Kantor (pengadaan computer, biaya ATK, Biaya Listrik, Biaya Komunikasi, Biaya Transportasi dll), Gaji puluhan Karyawan magang, Cetak Formulir, banner, dll hingga biaya sewa puluhan Both di Mall-mall Jakarta.  Apa cukup Rp. 10 Milyar itu? #Mikirr.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun