Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Debat Capres ke 5 Segmen ke-5, Saling Serang dan Paling Seru

6 Juli 2014   15:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:16 2873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Debat Capres-cawapres ke 5 untuk Pilpres ini bisa saya katakan sebagai debat yang paling seru. Begitu pula Moderator yang membawakan terlihat sangat mampu mengontrol audiens dan Peserta Debat. Mungkin Moderator ini yang terbaik dari 5 Moderator yang ditugaskan oleh KPU.

Saya ingin mengulas Debat Capres semalam khususnya untuk Segmen ke 5 dimana sang Moderator mempersilahkan kedua pasangan Capres-Cawapres untuk saling bertanya. Berikut yang terjadi pada Segmen ke 5 dimana pasangan Prabowo-Hatta diberi kesempatan terlebih dahulu untuk bertanya kepada pasangan Capres Nomor Urut 2.

-Kesempatan Bertanya diambil oleh Cawapres Hatta Rajasa.

Hatta bertanya ;

Pak Jokowi dan pak JK,Kembali ke masalah Lingkungan Hidup, Kita semua ingin hidup dalam suasana Hijau, Bersih dan Sehat. Salah satu penghargaan tertinggi di bidang Lingkungan Hidup adalah Kalpataru. Rakyat dan Kota menginginkan Penghargaan itu karena itu merupakan salah satu Indikator prestasi. Itu juga termasuk upaya untuk membangun tanah, udara dan air yang bersih dan sehat. Pertanyaannya seberapa jauh pandangan pak Jokowi-JK tentang hal ini dan apa yang akan diupayakan untuk mencapai itu?

Jokowi Menjawab ;

Penghargaan Kalpataru memang merupakan penghargaan yang sangat baik untuk diberikan kepada perseorangan maupun lembaga. Sebaiknya Kalpataru tidak diberikan dalam bentuk Piala melainkan dalam bentuk Intensif/ Anggaran sehingga akan lebih memotivasi untuk mendapatkan penghargaan tersebut disamping dampaknya adalah terjadinya upaya-upaya yang lebih besar dari masyarakat untuk memperdulikan Lingkungan Hidupnya.

-Setelah Jokowi menjawab, Moderator mempersilahkan pasangan Capres No urut 1 untuk merespon/ menanggapi kembali.

Hatta Menanggapi Kembali ;

Pak Jokowi..Bentuk penghargaan baik berupa Piala maupun berupa Intensif sebenarnya itu bukanlah hal yang prinsip. Karena sebenarnya yang penting adalah Penghargaan itu adalah Refleksi dari Prestasi sebuah Kota. Bagaimana mereka membangun kota mereka hijau, bersih dan sehat. Dan maksud pertanyaan saya tadi, misalnya DKI yang biasanya setiap tahun menerima penghargaan, kenapa tahun ini tidak menerima penghargaan.Ataupun Solo yang belum pernah dapat sama sekali, sebenarnya Apa yang salah dalam program daerah-daerah tersebut sehingga tidak bisa mendapatkan penghargaan tersebut?

[Inilah serangan pertama dari Pasangan Capres No Urut 1 dimana Hatta Radjasa mencoba mempertanyakan Apa ada Prestasi Jokowi selama di Solo dan Jakarta berkaitan dengan Lingkungan Hidup].

-Capres Nomor 2 Diberikan kesempatan untuk menanggapi kembali. Dan kesempatan ini diambil oleh Jusuf Kalla dan ditambah sedikit pemaparan dari Jokowi.

JK Menanggapi Pertanyaan Hatta ;

Pak Hatta Radjasa..Pertanyaan bapak sebenarnya sangat menarik sekali, sayangnya Keliru. Yang bapak pertanyakan itu keliru. Kalau penghargaan untuk Kota itu Adipura dan bukan Kalpataru. Karena Bapak keliru bertanya maka saya tak menjawab. [Counter Attack JK menampol Hatta Rajasa].

Jokowi Menambahkan ;

Pak Hatta Radjasa.. kalau bapak tadi menanyakan kota Solo, maka saya sampaikan bahwa Kota Solo pernah mendapatkan Penghargaan Green City dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Arsipnya ada di departemen tersebut. Silahkan bapak memeriksanya kesana. [Skak Jokowi untuk Hatta].

-Berikutnya Giliran Pasangan Capres Nomor Urut 2 untuk bertanya.

Jokowi Bertanya ;

Pak Prabowo..tadi pagi saya ke pasar dan mengetahui bahwa harga daging sapi sudah naik menjadi Rp.120.000/kg. Ini adalah masalah yang selalu timbul pada bulan Ramadhan. Bagaimana cara bapak melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk menghadapi masalah-masalah seperti ini?

Prabowo Menjawab ;

Masalah kenaikan harga pangan menjelang puasa memang selalu menjadi masalah kita bersama. Jadi yang harus kita lakukan adalah meningkatkan kemampuan petani kita dengan menambah ternak-ternak, menambah pelaku-pelaku bisnisnya dan memperlancar distribusinya. Ini adalah masalah besar, masalah Daging, masalah susu dan masalah gizi untuk masyarakat.

Jokowi menanggapi ;

Seharusnya masalah ini kita sudah mulai kita pecahkan dari sekarang. Kita memulainya dengan membuat stasion-stasion peternakan sapi dimana sejumlah besar Sapi-sapi yang kita perbantukan kepada petani akan kita tempatkan dalam kandang-kandang yang besar.

Pertama akan memudahkan pengontrolan jumlahnya dan kondisi dari ternak. Lalu kita dapat mendapatkan Pupuk dari kandang sapi berikut energy dari kotoran sapi tersebut.Dan langkah membuat stasion peternakan ini untuk jangka panjangnya akan membuat kita memiliki stok sapi yang dapat digunakan untuk musim-musim tertentu dimana permintaan akan daging sapi meningkat dari masyarakat.

Yang selama ini alasan dari pemerintah untuk mengimpor sapi adalah ketidakcukupan stok sapi yang ada.Inilah yang selalu membuat kita begitu mudah mengimpor sapi.

Kalau program diatas diberlakukan maka perkiraan saya dalam 5-6 tahun kedepan Impor Daging sapi akan kita mampu kendalikan. Sedangkan untuk 1 tahun ke depan, kita sementara tetap akan mengimpor daging sapi tapi tidak dalam bentuk daging beku melainkan dalam bentuk Carcass atau Potongan Besar Utuh.Dengan mengimpor dalam bentuk demikian, seharusnya Importir dapat menjual daging sapi tersebut dengan beberapa macam harga. Ada yang harganya Rp.35.000 per Kg, Rp.75.000/kg dan sebagainya.

Prabowo Menanggapi Kembali ;

Saya setuju dengan ide pak Jokowi. Tapi sebagian saja loh. Terutama masalah pengelompokan ternak seperti itu karena itu terinspirasikan dari sistim Koperasi. Saya sendiri sangat ingin memperjuangkan Koperasi. Dan mengenai Cascass, saya cukup setuju Carcass masuk ke Indonesia, tapi lebih setuju dan akan memperjuangkan Sapinya yang lahir disini. [Prabowo melancarkan Jab kepada Jokowi].

Prabowo Bertanya Kepada Jokowi ;

Pak Jokowi mungkin tahu bahwa setiap tahun sawah kita semakin berkurang. Dan seharusnya pada tahun depan kita membutuhkan 750 ribu hektar sawah. Kami Prabowo-Hatta mempunyai program untuk mencetak 2 juta hektar sawah. Apakah pak Jokowi setujua atau bagaimana/

Jokowi Menjawab ;

Tambahan sawah sangat diperlukan. Tapi harus dipikirkan terlebih dahulu air pengairannya. Jangan sampai terjadi seperti yang di Papua dimana begitu banyak lahan sawah dicetak tetapi akhirnya dibiarkan begitu saja karena memang tidak ada air pengairan disana. Jadi yang diperlukan adalah perencanaan matang tentang lokasi airnya terlebih dahulu. Bisakah dibuat Bendungan di lokasi target, kemudian membangun saluran irigasi primer dan tertier, barulah dimulai untuk mencetak sawah. Jangan terbalik-balik.Membuka sawah terlebih dahulu baru kemudian mencari airnya.

Prabowo Menanggapi [sedikit esmosi]

Pak Jokowi, tentunya di abad ke 21 tentunyakita punya semua fasilitas untuk membuat Sawah dan pengairan terpadu. Tapi pak Jokowi tidak menjawab pertanyaan saya tentang setuju tidak pencetakan lahan sawah 2 juta hektar? Bagaimana bapak menyikapi deficit sawah di tahun 2015 sebanyak 750 ribu hektar itu/ Saya mengerti dan paham sekali tentang pengairan.Tanaman ya pasti butuh air kalau tidak ya tanamannya mati, seru Prabowo. [suhu ruangan debat mendadak agak panas, AC ruangan ada yang mati mungkin].

Jokowi Menanggapi Kembali ;

Saya kira tidak perlu saya jawab pertanyaan tadi [soal 2 juta hektar sawah], karena semua itu ada di Visi-Misi kami. Sangat jelas sekali ada disitu.Siapapun yang sudah melihat/ membaca Visi-Misi kami pasti bisa melihat ada perencanaan untuk membangun sawah 1 juta hektar per tahun, ucap Jokowi.

Karena yang paling penting saat ini, bagaimana meng-implementasikan semua program-program yang sudah dibuat?selama ini yang terjadi adalah hanya membuat program-program, membuat wacana-wacana,tapi tidak diimplementasikan.

Tidak bisa dilaksanakan, tidak segera diputuskan itu problemnya. Kalau hanya ingin-ingin.. saya akan..saya akan…itu terlalu banyak. Yang terpenting bagaimana mengimplementasikan semua yang sudah direncanakan?

Mengapa saya mengutamakan pembangunan Bendungan dulu, karena kita semua punya pengalaman pahit. Sperti yang sudah saya jelaskan diatas dimana di Papua lahan sawah yang sudah disiapkan menjadi tidak terpakai. Begitu juga program Sejuta lahan Gambut yang direncanakan pemerintah dimasa lampau tidak berhasil karena semua hanya berupa program. [Jokowi membawakannya berapi-api sehingga menyihir Prabowo dan Hatta].

-Selanjutanya Moderator mempersilahkan Pasangan Nomor Urut 2 Untuk bertanya.

Jusuf Kalla Bertanya;

Tadi pak Prabowo dan pak Hatta menanyakan tentang hal-hal yang kami sampaikan pada kampanye-kampanye kami di daerah. Supaya adil, saya ingin bertanya kepada pak Prabowo tentang pesan kepada peserta kampanye bahwa ada pihak yang ingin merubah Demokrasi kita ke Kleptokrasi.[Kleptokrasi mungkin bisa diartikan Demokrasi Para Maling].

Maksud pak Prabowo pihak mana yang dimaksud seperti itu? Di pihak kami tidak ada itu namanya maling-maling, tidak ada itu namanya Mafia Beras, Mafia Migas, Mafia Daging dan Mafia Haji.Jadi sekali lagi, Pihak mana yang bapak Prabowo maksud?

Prabowo Menjawab;

Maksud kami dalam kampanye tersebut bukanlah kubu pak Jokowi dan pak JK. Yang jelas selama ini dalam pemerintah-pemerintah sebelumnya kita sama-sama sudah tahu bahwa memang ada maling-maling uang Negara.Mungkin juga ada di partai-partai saya, dan tidak menutup kemungkinan ada juga di partai bapak.[Cukup canggih juga Prabowo menjawabnya].

-Dan selanjutnya, mohon maaf karena artikelnya sudah terlalu panjang, penulis tidak bisa menyelesaikan tulisan ini. Dan kalau ingin lebih mencermati Debat semalam silahkan mengunjungi Youtube dibawah ini ;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun