Jakarta, 16 Mei 2024 - Dalam memenuhi penilaian Project Based Learning dari Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Sekelompok mahasiswa Universitas Bina sarana Informatika Kaliabang mengikuti Aksi Kamisan yang ke-815 di depan istana merdeka, Jakarta Pusat dengan tema "Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia". Aksi ini berfokus menuntut pemerintah untuk menuntaskan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia.
Kegiatan Aksi Nyata Terjun ke Lapangan ini diinisiasi oleh dosen dan mahasiswa dari Universitas Bina Sarana Informatika, yang berkolaborasi dengan Aktivis HAM dan Mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia . Â Aksi Kamisan dilakukan sebagai bentuk protes yang damai dan bertujuan untuk memperjuangkan keadilan bagi korban pelanggaran HAM yang diharapkan dapat memperkuat kesadaran publik tentang pentingnya hak asasi manusia dan perluannya dihormati oleh semua pihak.
Pada Aksi Kamisan, para peserta biasanya berpakaian hitam dan berdiri diam atau berorasi sambil membawa foto-foto korban pelanggaran HAM, spanduk bertema perjuangan HAM, dan payung hitam. Aksi ini telah berlangsung selama lebih dari 17 tahun dan telah diadakan lebih dari 815 kali hingga Mei 2024 saat ini. Penuntutan kepada pemerintah terhadap Kasus Pelanggaran HAM berat di Indonesia, diantaranya Tragedi Semanggi, Trisakti, Tragedi Mei 1998, Peristiwa Tanjung Priok, dan Peristiwa Talangsari 1989.
Rangkaian Kegiatan:
1. Â Aksi Berdiri Diam
Berdiri diam merupakan cara untuk menunjukkan keteguhan dan ketekunan dalam perjuangan aktivis HAM. Peserta tidak berbicara atau bergerak secara berorganisir, tetapi mereka menunjukkan kehadiran dan keinginan mereka untuk mendapatkan keadilan. Mereka seringkali membawa foto-foto korban pelanggaran HAM, spanduk bertema perjuangan HAM, dan payung hitam sebagai simbol dari kehilangan dan kehidupan yang terputus.
Durasi aksi diam pada Aksi Kamisan berlangsung selama 50 menit. Setelah itu, aksi diam ditutup dengan adanya refleksi, sharing, dan doa penutup. Aksi ini dilakukan setiap Kamis sore di depan Istana Negara, Jakarta, sebagai bentuk protes yang damai untuk memperjuangkan keadilan bagi korban pelanggaran HAM.
2. Â Kuliah Umum
Ada beberapa kali di mana ada kuliah umum yang dilakukan selama Aksi Kamisan. Pada Aksi Kamisan ke-815 kali ini, Guru Besar Filsafat STF Driyarkara Franz Magnis-Suseno memberikan kuliah umum. Kuliah ini bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada peserta Aksi Kamisan tentang berbagai topik terkait dengan perjuangan HAM dan pentingnya keadilan
3. Â Aksi Teater
sejumlah mahasiswa menampilkan aksi teatrikal sebagai bentuk respons terhadap penanganan pemerintah dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM. Aksi teater ini merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan dan kritik sosial secara kreatif dan menarik perhatian publik.
4. Â Penutup Aksi Kamisan
Aksi ini ditutup dengan pembacaan puisi dan doa bersama untuk para korban pelanggaran HAM. Ini merupakan momen reflektif di mana semua peserta mengheningkan cipta sejenak, mengingat kembali alasan mereka berada di sana, dan memperbarui komitmen mereka terhadap perjuangan HAM.
Aksi Kamisan ke-815 tidak hanya menjadi ajang protes, tetapi juga sarana pendidikan, refleksi, dan solidaritas sosial. Melalui partisipasi dalam Aksi Kamisan, sekelompok mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika Kaliabang telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap gerakan HAM di Indonesia. Mereka tidak hanya menambah jumlah peserta dalam aksi, tetapi juga membawa perspektif baru dan energi yang segar ke dalam gerakan. Keterlibatan mereka menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam memperjuangkan perubahan sosial dan keadilan.
Dampak dari Aksi Kamisan tidak terbatas pada hari aksi itu sendiri. Mahasiswa tersebut membawa pulang pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh selama aksi ke kampus dan komunitas mereka. Mereka mengadakan diskusi dan seminar untuk berbagi cerita dan pembelajaran dari Aksi Kamisan, mendorong lebih banyak orang untuk peduli dan terlibat dalam isu HAM.
Selain itu, media sosial menjadi alat yang ampuh bagi mahasiswa untuk menyebarkan informasi tentang Aksi Kamisan dan isu HAM secara lebih luas. Dengan menggunakan hashtag, foto, dan video dari aksi, mereka berhasil menarik perhatian netizen dan menginspirasi diskusi online tentang pentingnya memperjuangkan hak asasi manusia.
Keterlibatan aktif mahasiswa dalam Aksi Kamisan juga menunjukkan kepada pemerintah dan masyarakat bahwa isu HAM tidak bisa diabaikan. Pesan yang mereka sampaikan melalui berbagai bentuk ekspresi artistik dan dialog terbuka menjadi pengingat bahwa setiap individu memiliki hak untuk hidup dengan martabat dan bebas dari ketidakadilan.
Dengan demikian, Aksi Kamisan ke-815 menjadi simbol dari semangat kolektif untuk menciptakan Indonesia yang lebih adil dan manusiawi. Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika Kaliabang telah membuktikan bahwa melalui aksi nyata, suara mereka dapat didengar dan mereka dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
Ketua Kelompok:
Revanza Eka Furqon Hardiyanto (64231955)
Anggota Kelompok:
1. Muhammad Faiz Ramadhan (64232034)
2. Muhammad Daffa Fauzi (64231834)
3. Ahmad Najib Anugrah Suhada (64232054)
4. Darmawan Budi Saptono (64232693)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H