Mohon tunggu...
Revani AyuNabila
Revani AyuNabila Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Pelajar

SMAN 1 Padalarang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepak Terjang Kehidupan

23 Februari 2020   22:43 Diperbarui: 23 Februari 2020   22:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Rani dan Reno sudah 5 tahun berada di panti ini, orangtua mereka meninggalkannya di depan pintu panti ini Nak. Ibu sendiri pun belum tahu siapa orangtua mereka, ibu sangat sedih ketika Rani selalu menanyakan di mana Ayah dan Ibunya. lbu selalu membohongi mereka dengan alasan orangtua mereka sedang bekerja di luar negeri. Mengumpulkan uang untuk mengajak mereka berdua jalan-jalan."

Begitu mengiris hati cerita Rani dan Reno ini, dua orang anak kecil yang ditinggalkan oleh orangtuanya begitu saja. Ku rangkul pundak ibu panti yang mulai menangisi Rani dan Reno, "Jaga Rani dan Reno baik-baik ya Bu, Santi akan mengunjungi panti ini untuk Rani dan Reno. Mulai hari ini Santi akan membantu ibu untuk mengurus mereka."

"Terima kasih Nak Santi, kamu memang baik hati. Rani dan Reno pasti senang dengan kabar ini." Berpamitan aku kepada ibu panti dan aku bergegas untuk pulang, aku ingin cepat-cepat sampai ke rumah menemui ayah dan bunda meminta maaf kepada mereka. Aku merasa bersalah sudah pergi dari rumah hanya untuk menuruti keegoisanku saja.

Dan setelah hari itu, hari-hari selanjutnya aku mendatangi panti selama 4 kali dalam seminggu. Betapa bahagianya aku bisa melihat Rani dan Reno tersenyum, tertawa gembira saat aku menemani hari-hari mereka. Mulai dari menemani mereka belajar, bermain, mengajari mereka salat dan menemani mereka sampai tertidur pulas.

Berkat kisah Rani dan Reno, aku menjadi paham akan arti dari kehidupan ini, aku harus bisa untuk selalu bersyukur dengan apa yang sudah aku miliki saat ini. Mungkin apa yang diinginkan oleh orangtuaku, tak sesuai dengan apa yang aku inginkan. Tetapi orangtua selalu ingin yang terbaik untuk buah hatinya. Dan jika aku bisa ikhlas menerimanya, maka semua akan terasa mudah untuk dijalani.
Mungkin inilah yang dinamakan nilai dari Sebuah Kehidupan.

Sebaik apa pun hati kita, bila kita tidak pernah memberikan kebahagiaan untuk orang lain maka, percumaiah semuanya. Ketika kita lahir, kita menangis dan orang-orang di sekeliling kita tersenyum. Maka, jalanilah hidup kita sebaik mungkin sehingga pada waktu kita meninggal nanti, kita tersenyum dan orang-orang di sekeliling kita menangis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun