Mohon tunggu...
 Revangga D. Putra
Revangga D. Putra Mohon Tunggu... -

Ternyata aku memang Kenthir, mau dibungkus pake kemasan apapun kekenthiran ini abadi adanya. Salam Kenthir dari Planet Kenthir (PK) Kompasiana. Salam Persahabatan. ~RDP~

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Akhirnya Aku ke Lokalisasi Dolly

14 April 2014   17:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 3107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="630" caption="-Ilustrasi, Kawasan Lokalisasi Gang Dolly Surabaya. (Tribunnews.com)"][/caption] Sebagai tempat lokalisasi, Dolly memang sangat terkenal sayangnya sampai hampir di tutup dan sebagai wartawan saya belum pernah sempat kesana. Tapi akhirnya pada 11-12 April 2014 kemaren saya berhasil meluangkan waktu untuk jalan jalan dan melihat langsung apa yang disebut Dolly. Bagi warga Surabaya mungkin tempat ini memang sudah sangat diketahui seluk beluknya tetapi bagi saya yang pendatang akhirnya harus menggunakan taksi untuk melakukan penelusuran. Jumat 11 April 2014, waktu menunjukan pukul 18:30 Surabaya sedang diguyur hujan gerimis, saya pun keluar dari sebuah hotel di jalan Arjuno dengan menggunakan taksi dimana sopirnya sudah menjadi teman saya karena selalu menggunakan jasanya kalo saya ke Surabaya. Dari jalan Arjuno tersebut hanya sekitar 15 menit sang sopir sudah berkata, "mas belokan kiri didepan itu sudah gang Dolly," saya pun langsung siaga satu untuk memperhatikannya, ternyata gang Dolly hanya sepanjang beberapa ratus meter saja dimana kiri-kanannya terdapat wisma-wisma yang di depannya duduk bapak-bapak yang berteriak-teriak memanggil calon pelanggan. Di awal gang sudah ada wisma-wisma yang ditutup seiring dengan akan ditutupnya lokalisasi Dolly dengan pembagian kompensasi sekitaran bulan Juni-Juli mendatang. Akan tetapi di bagian tengahnya masih ada wisma yang buka, namun karena masih terlalu 'sore' jadi pemandangan dari jalan ke wisma terlihat masih kosong melompong, para pekerjanya belum ada yang turun ke lobby wisma untuk dipamerkan kepada para pengunjung yang lewat. Saya dihentikan diwisma yang beinisial B. sesaat saya turun dari taksi seorang bapak langsung mendatangi saya dan mengajak masuk, kemudian dia berkata, "Mas, mau tunggu mereka turun atau mau langsung ke atas?" saya sempat penasaran dengan kata langsung keatas, saya pun mengiyakan, "ya udah keatas aja...." Saya diajak ke sebuah lift di pojok ruangan dan diantar menuju lantai 3, saya bertanya basa basi, "mas sekarang berapaan?", "tergantung mas," jawabnya "ada yang 200 tetapi semuanya bisa diatur". Sesampai dilantai 3 ternyata lantai 3 dan lantai 2 bangunan tersebut adalah tempat tinggal sekaligus tempat "eksekusi' dari para penghuni wisma. Saya pun diajak berkeliling menelusuri seluruh kamar kamar yang ada di lantai 3 dan dua bangunan tersebut. Di setiap kamar diisi oleh satu wanita dimana kamarnya sudah diseting dengan kamar mandinya. Karena waktu masih "sore" jadi saya bisa leluasa melihat bagaimana para wanita mempersiapkan dirinya untuk turun ke lobby wisma yang bisa menampung sekitar 40 - 50 orang tersebut. Akhirnya saya berhenti pada sebuah kamar yang berada dilantai dua dekat dengan lift, di dalamnya ada seorang gadis manis, kecil imut sedang berdandan. Saya pun langsung dipersilahkan masuk. Di dalam saya langsung berujar, "mba maaf saya buru buru karena ditungguin teman, kalo bole saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan aja dan nanti waktu mba saya bayar." Singkat cerita, diwisma tersebut terdapat sekitar 40 wanita yang mulai beraksi dari jam 7 malam sampai kira kira jam satuan dan rata rata untuk tarifnya dari 150 - 200 ribuan, bagi kembang wisma yang telah terkenal bisa mendapatkan sampai diatas 10 tamu semalam. Gadis berumur 22 tahun tersebut menuturkan bahwa dengan ditutupnya wisma-wisma yang lain maka para penghuni sudah ada yang kembali ke kampungnya tetapi ada juga yang masih gabung dengan wisma yang buka. Dan tanpa sungkan Mba Lulu sebut saja demikian mengganti pakaiannya dengan pakaian dinas kemudian berkata, "mas maaf ya saya sudah mau turun," sayapun mengantarnya ke bawa sambil memberi selembar seratusan sebagai ongkos ngobrol. Selanjutnya dari Dolly saya memutar sedikit menuju jalan yang bernama Gang Lebar karena katanya di dalamnya ada yang disebut Jarak yaitu lokalisasi yang kelasnya dibawah Dolly yang terdiri diantara gang 2 sampai gang 7b. Di antara gang gang tersebut terdapat juga wisma-wisma yang berisi wanita wanita yang udah paro baya atau lazim disebut STW. Saya pun menyempatkan diri untuk memasuki salah satu gang tersebut dan melihat secara langsung kehidupan malam di dalam gang tersebut. Dahulu katanya setiap wisma di dalam gang bisa ada sampai 5 atau enam penghuni kalo sekarang paling banter ada 2, dan karena lokasinya diperkampungan jadi tarifnyapun sangat merakyat. Setelah selesai berkeliling di lokasi bawah dan menengah di hari pertama maka hari kedua dilanjutkan dengan penelusuran lainnya. (Bersambung). Salam Persahabatan

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun